Pengantin Korban Kebakaran di Irak: Kami Mati Rasa Menguburkan Kerabat

Revan dan Haneen berencana tinggalkan kampung halamannya

Jakarta, IDN Times - Lebih dari 100 orang tewas dan 150 lainnya terluka akibat kebakaran besar terjadi di tengah acara pesta pernikahan di Qaraqosh, di provinsi Nineveh, Irak utara, pada Selasa (26/9/2023). Tragedi itu menyisakan trauma mendalam bagi para korban, termasuk pasangan pengantin tersebut. Keduanya tak pernah menyangka hari bahagia mereka berubah menjadi malapetaka.

Dalam wawancara dengan Sky News, Revan dan pengantinnya Haneen mengaku tak bisa lagi tinggal di kampung halaman mereka sejak peristiwa itu. Revan mengatakan kebakaran telah merenggut nyawa 15 anggota keluarganya, sementara istrinya harus kehilangan 10 kerabatnya, termasuk ibu dan saudara laki-lakinya. Ayahnya juga masih dalam kondisi kritis.

Haneen, dengan tatapan kosong, tak mengucap sepatah kata pun. Revan mengatakan istrinya tidak mampu berbicara setelah kehilangan besar yang dialaminya akibat tragedi tersebut.

“Maksudku, setiap kali kami mencoba untuk mendapatkan kebahagiaan, sesuatu yang tragis terjadi pada kami dan menghancurkan kebahagiaan tersebut. Jadi, yang terbaik bagi kami adalah pergi,” kat Revan.

"Memang benar kami duduk di hadapan Anda dalam keadaan hidup. Namun di dalam diri kami, kami mati. Kami mati rasa. Kami mati di dalam," tambahnya.

1. Revan mengatakan api berasal dari langit-langit

Menurut laporan awal, kebakaran disebabkan oleh kembang api yang dinyalakan di dalam ruang aula pernikahan. Meski begitu, Revan meyakini api tersebut entah bagaimana bermula dari langit-langit.

Rekaman video yang beredar menunjukkan pasangan tersebut sedang menari ketika material yang terbakar mulai berjatuhan dari atap. Pernikahan pada Selasa malam itu dihadiri sekitar 900 tamu.

"Mungkin karena korsleting, saya tidak tahu. Tapi apinya berasal dari langit-langit. Panasnya terasa. Saat saya mendengar bunyi berderak, saya melihat ke langit-langit," ujarnya.

"Kemudian langit-langit yang seluruhnya terbuat dari nilon mulai meleleh. Hanya butuh beberapa detik," tambahnya.

Revan menceritakan bahwa listrik sempat padam saat keduanya menari. Ketika listrik kembali menyala, dia melihat api muncul di langit-langit. Saat itulah orang-orang mulai berteriak dan berlari.

"Saya menarik istri saya dan mulai menyeretnya. Saya terus menyeretnya dan mencoba mengeluarkannya dari pintu dapur. Saat orang-orang melarikan diri, orang-orang menginjak-injaknya. Kakinya terluka," cerita dia.

Baca Juga: 114 Orang Tewas akibat Kebakaran di Pesta Pernikahan Irak 

2. Pemilik gedung sebut kembang api tersebut aman karena menggunakan listrik

Revan mengatakan, ayahnya sempat bertanya soal risiko kembang api tersebut, khawatir percikan api dapat mendarat di gaun pengantin perempuan dan terbakar. Namun, pemilik aula meyakinkan bahwa kembang api menggunakan listrik sehingga tidak akan menyebabkan kebakaran.

Kini, pasangan muda itu hanya bisa berduka.

“Kerabat kami, teman-teman kami, orang-orang yang kami cintai semuanya telah tiada. Dua hari yang lalu kami menguburkan pamannya (Haneen) dan kedua putrinya. Kemarin kami menguburkan pamannya yang lain. Hari ini kami menguburkan putrinya dan kami menguburkan ibunya. Ayahnya Kondisinya kritis. Kami belum tahu kondisinya seperti apa,” kata Revan.

"Bibiku meninggal. Adikku mengalami luka bakar. Suaminya mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya. Pamanku kehilangan 7 anggota. Begitu banyak orang. Dan setiap hari kami mendengar lebih banyak berita," kata dia. 

3. Sekitar 14 orang telah ditangkap

Dilansir France24, pihak berwenang mengatakan bahwa tingginya angka kematian sebagian besar disebabkan oleh peraturan keselamatan yang tidak ditegakkan dengan baik, kurangnya jumlah pintu keluar darurat, dan penggunaan bahan bangunan yang mudah terbakar.

Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia' al Sudani, mengumumkan tiga hari berkabung nasional. Ia juga melakukan perjalanan ke Niveneh pada Kamis (28/9/2023) untuk membesuk para korban dan keluarga mereka.

Sudani meminta mereka yang bertanggung jawab atas bencana mematikan itu diberikan hukuman berat. Sementara itu, pihak berwenang telah menangkap 14 orang sehubungan dengan kebakaran tersebut, termasuk pemilik gedung dan 10 karyawannya, serta tiga orang yang diduga menyalakan kembang api.

Qaraqosh, yang juga dikenal sebagai Hamdaniya, merupakan pusat komunitas Kristen di Irak yang berhasil selamat dari pendudukan ISIS. Adapun kota itu kini menampung 26 ribu umat Kristiani.

Baca Juga: Irak Hukum Gantung 3 Anggota ISIS Dalang Bom Karrada 2016

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya