Pria Thailand Bunuh Keluarganya Gegara Terlibat Utang Pinjol 

11 orang diduga terlibat dalam penipuan pinjol tersebut

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 11 orang terlibat penipuan pinjaman online yang diduga mendorong seorang pria di Thailand membunuh istri dan dua anak laki-lakinya. Dia kemudian mencoba bunuh diri, namun nyawanya berhasil diselamatkan.

Kepala polisi setempat, Rangsan Kamsook, mengatakan pada Rabu (30/8/2023) bahwa Sanit Dokmai telah didakwa atas kasus pembunuhan berencana. Polisi menemukan mayat istri dan dua putranya, yang berusia 9 dan 13 tahun, dengan luka sayatan di leher dan tubuh pada Senin (28/8/2023).

Pembunuhan itu dilakukan di rumah mereka di provinsi Samut Prakan, pinggiran timur Bangkok.

1. Istri tersangka jadi korban penipuan jasa pinjaman online

Melansir Associated Press, polisi yakin motif pembunuhan yang dilakukan Sanit dipicu oleh utangnya yang sangat besar. Sanit dilaporkan menjadi penjamin utang temannya sebesar 400 ribu baht (sekitar Rp173 juta), namun temannya itu melarikan diri dan meninggalkan Sanit untuk melunasi utangnya.

Istri Sanit, yang berniat membantu, kemudian mengajukan pinjaman online, namun dia malah ditipu. Polisi mengatakan, perempuan itu hendak meminjam sekitar 100 ribu baht  (sekitar Rp43 juta), namun si penipu mengelabuinya untuk mentransfer sejumlah uang dengan alasan biaya pemrosesan. 

Polisi mengatakan, istri Sanit mengajukan pengaduan ke polisi pekan lalu dan melaporkan kehilangan uang lebih dari 1,7 juta baht (sekitar Rp173 juta) akibat penipuan tersebut.

Baca Juga: India Akan Luncurkan Pesawat Ruang Angkasa untuk Pelajari Matahari

2. Polisi telah memeriksa video CCTV dan berkoordinasi dengan bank

Melansir Bangkok Post, Biro Investigasi Kejahatan Dunia Maya (CCIB) telah menemukan bukti transaksi yang dilakukan oleh istri Sanit. Polisi mengatakan bahwa uang tersebut ditransfer ke luar negeri.

Polisi menambahkan, pihaknya juga sedang meninjau video keamanan untuk mengidentifikasi tersangka penarikan uang dan berkoordinasi dengan bank. Surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk tersangka pembuka rekening tersebut.

3. Polisi Thailand terima 200 ribu laporan penipuan online pada 2022

Thailand telah berjuang untuk mengatasi ledakan kasus kejahatan dunia maya dan penipuan yang marak terjadi belakangan ini. Pada 2022, polisi menerima lebih dari 200 ribu laporan penipuan online dengan total kerugian senilai 30 miliar baht (sekitar Rp13 trilitun).

Menurut laporan terbaru dari PBB, ratusan ribu orang di Asia Tenggara, terutama di Myanmar dan Kamboja, telah dipaksa untuk berpartisipasi dalam operasi penipuan online yang melibatkan pendapatan hingga miliaran dolar. Laos, Filipina, dan Thailand juga disebut-sebut sebagai negara tujuan atau transit utama bagi para korban perekrutan palsu.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Thailand pada awal tahun ini telah memberlakukan undang-undang baru, yang memungkinkan bank untuk segera membekukan rekening yang mencurigakan selama 72 jam tanpa mengharuskan korban penipuan melapor ke polisi. 

Sebelumnya, Menteri Ekonomi dan Masyarakat Digital Thailand juga mengancam akan menutup Facebook, menuduh platform media sosial tersebut tidak menyaring iklan yang ditayangkan secara menyeluruh, sehingga membuat orang rentan menjadi korban penipuan.

Baca Juga: India Undang Uni Afrika Jadi Anggota G20

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya