India Akan Luncurkan Pesawat Ruang Angkasa untuk Pelajari Matahari

Peluncuran akan dilakukan pada 2 September 2023

Jakarta, IDN Times- India mengumumkan bakal meluncurkan pesawat ruang angkasa guna mempelajari matahari. Pesawat ruang angkasa Aditya-L1 akan mempelajari angin matahari, yang dapat menyebabkan gangguan di bumi yang umumnya terlihat sebagai aurora.

Itu adalah observatorium berbasis luar angkasa pertama India yang mempelajari matahari. Rencananya, Aditya-L1 akan diluncurkan pada 2 September 2023, beberapa minggu setelah India berhasil mendaratkan pesawat ruang angkasanya di kutub selatan bulan.

“Misi PSLV-C57/Aditya-L1: Peluncuran Aditya-L1, observatorium India berbasis luar angkasa pertama yang mempelajari Matahari, dijadwalkan pada 2 September 2023, pukul 11:50. IST dari Sriharikota,” kata Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) pada Senin (28/8/2023), dikutip Hindustantimes.

1. Aditya-L1 memerlukan waktu empat bulan untuk mencapai titik pengamatan

Nama Aditya-L1 diambil dari bahasa Hindi yang berarti matahari. ISRO mengatakan, Aditya-L1 memerlukan waktu sekitar empat bulan untuk mencapai titik pengamatannya.

Aditya-L1 akan ditembakkan menuju orbit halo di wilayah ruang angkasa, yang akan memberikan pandangan yang jelas ke arah matahari pada pesawat ruang angkasa tersebut.

“Ini akan memberikan keuntungan lebih besar dalam mengamati aktivitas matahari dan pengaruhnya terhadap cuaca luar angkasa secara real time,” kata ISRO, dikutip Al Jazeera.

Baca Juga: Putin Dipastikan Tak Hadir di KTT G20 India

2. Aditya-L1 membawa tujuh muatan

Aditya-L1 akan membawa tujuh muatan untuk mengamati lapisan terluar matahari, yang dikenal sebagai fotosfer dan kromosfer, termasuk detektor medan elektromagnetik dan partikel.

Sebelumnya, NASA dan Badan Antariksa Eropa telah menempatkan pesawat ruang angkasa mereka ke orbit guna mempelajari matahari, namun misi ini akan menjadi yang pertama bagi India.

Dengan menggunakan titik pandang khusus L1, empat muatan dari Aditya-L1 langsung melihat matahari dan tiga muatan sisanya akan melakukan studi partikel dan medan di titik Lagrange L1. Sehingga, memberikan studi ilmiah yang penting terhadap penyebaran dinamika matahari antarplanet.

3. Biaya resmi misi Aditya-L1 belum dirilis

Dilansir Reuters, pemerintah India memberikan anggaran sekitar 46 juta dolar AS (sekitar Rp701,6 miliar) untuk misi Aditya-L1 pada 2019. Namun, ISRO belum memberikan informasi resmi mengenai biaya dan tidak memberikan komentarnya.

Misi terbaru India dengan mendaratkan pesawat ruang angkasanya di kutub selatan bulan hanya menelan biaya sekitar 75 juta dolar AS (sekitar Rp1.14 triliun), diklaim lebih murah dibandingkan anggaran pembuatan film thriller luar angkasa Hollywood yang berjudul "Gravity."

Para ahli mengatakan, India dapat menekan biaya dengan meniru dan mengadaptasi teknologi yang ada. India juga memiliki banyak insinyur dengan keterampilan tinggi yang rela digaji kecil daripada rekan-rekan mereka di luar negeri.

Baca Juga: Misi Gagal Total! Pesawat Ruang Angkasa Rusia Luna-25 Tabrak Bulan

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

peternak ulat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya