Akankah Magdalena Andersson Jadi PM Wanita Pertama Swedia?

Pemegang jabatan penting dalam perekonomian Swedia

Jakarta, IDN Times - Agustus lalu, Perdana Menteri Swedia, Stefan Lofven mengumumkan bahwa akan mundur sebagai kepala pemerintahan pada November mendatang. Ia menyampaikan pernyataan tersebut pada pidato tahunannya. Lofven melakukannya, setelah kehilangan mosi di parlemen.

Belum diketahui pasti siapa yang akan menggantikan Lofven, tapi Magdalena Andersson, Menteri Keuangan, menjadi calon yang potensial. Namun, Andersson harus menghadapi tantangan besar saat ini, jika ingin memertahankan jabatan lebih lama.

Jika Andersson terpilih untuk menjadi pemimpin partainya pada November, kemungkinan ia akan menjadi perdana menteri wanita pertama di Swedia. Lantas, seperti apa profil Magdalena Andersson?

1. Lulusan universitas top Swedia

Akankah Magdalena Andersson Jadi PM Wanita Pertama Swedia?Bangunan utama sekolah, dirancang oleh Ivar Tengbom dan dibangun tahun 1925–1926, terletak di Sveavägen di pusat kota Stockholm (Foto: Istimewa)

Magdalena Andersson merupakan anggota Partai Sosial Demokrat Swedia yang menjabat sebagai Menteri Keuangan sejak tahun 2014. Sebelumnya, ia memegang beberapa jabatan penting di Pemerintahan Swedia, terutama dalam bidang keuangan. Hal tersebut sesuai dengan pendidikan yang ditempuhnya.

Melansir laman resmi Pemerintah Swedia, ia menempuh pendidikan Program Studi Ilmu Sosial di Katedralskolan, Uppsala. Kemudian, mendapatkan gelar sarjana dalam bidang Administrasi Bisnis dan Ekonomi dan pascasarjana di bidang Ekonomi di Stockholm School of Economics.

Semasa menempuh pendidikan pascasarjana (1992-1995) di Stockholm School of Economics, Andersson menjadi dosen paruh waktu di sana. Ia bahkan pernah menjadi peneliti tamu di bidang Ekonomi di Institute for Advanced Studies, Wina (1994) dan Harvard University (1995).

2. Punya jabatan penting dalam perekonomian Swedia

Akankah Magdalena Andersson Jadi PM Wanita Pertama Swedia?Magdalena Andersson menyerahkan anggaran musim semi pemerintah kepada Parlemen. (instagram.com/magdalenanderssons)

Baca Juga: Perubahan Iklim, Puncak Es di Pegunungan Swedia Cair

Seperti penjelasan sebelumnya bahwa Andersson telah menduduki jabatan penting, bahkan sebelum menjadi Menteri Keuangan Swedia. Mengutip laman resmi Bruegel, ia pernah menjadi Wakil Direktur, Badan Pajak Swedia, Sekretaris Negara di Kementerian Keuangan, Direktur Perencanaan dan Penasihat Politik di Kantor Perdana Menteri.

Setelah menjadi dosen paruh waktu, berikut ini peran Andersson di Pemerintahan Swedia:

  • Penasihat Politik, Kantor Perdana Menteri (1996-1998);
  • Direktur Perencanaan, Kantor Perdana Menteri (1998-2004);
  • Sekretaris Negara, Kementerian Keuangan (2004-2006);
  • Parlemen Partai Sosial Demokrat (2007-2009);
  • Wakil Direktur Jenderal, Penasihat Kebijakan Domestik Badan Pajak Swedia untuk Ketua Partai (2009-2012);
  • Juru Bicara Kebijakan Ekonomi, Partai Sosial Demokrat Swedia (2012-2014);
  • Menteri Keuangan (2014 sampai saat ini).

3. Wanita pertama yang menjadi Ketua Komite IMFC

Akankah Magdalena Andersson Jadi PM Wanita Pertama Swedia?Magdalena Andersson dan Thomas Ostros, perwakilan Bank Investasi Eropa di Brussel. (instagram.com/magdalenanderssons)

Melansir laman resmi International Monetary Fund (IMF), komite penasihat kebijakan Dewan Gubernur IMF telah memilih Magdalena Andersson sebagai Ketua Komite untuk masa jabatan tiga tahun, efektif 18 Januari 2021. Andersson menggantikan Lesetja Kganyago, Gubernur Bank Cadangan Afrika Selatan, yang telah memimpin IMFC sejak 18 Januari 2018. Andersson menjadi wanita pertama yang memegang posisi tersebut.

Wanita yang kini tinggal di Nacka tersebut, telah menjadi anggota European Union's Economic and Financial Affairs Concuil dan Boards of Governors of the Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB). Selain itu, juga menjadi anggota beberapa lembaga keuangan penting di Eropa lainnya dan Grup Bank Dunia.

Mengutip Reuters via Yahoo News, jika Anderson berhasil maju dalam pemilu 2022, tantangan sulit telah menanti. Diketahui bahwa Swedia telah pulih dari pandemi lebih cepat daripada sekian banyak negara Eropa. Namun, kekerasan dan kekhawatiran tentang imigrasi menjadi masalah lainnya.

Pandemi tetap menjadi ancaman dan Andersson harus memetakan bagaimana mencapai tujuan Swedia untuk mewujudkan nol-bersih emisi pada tahun 2045. Tentunya, tanpa mengesampingkan peningkatan lapangan kerja dan kesejahteraan.

Baca Juga: Bersua Swedia di Final, Sepak Bola Wanita Kanada Cetak Sejarah

Fatma Roisatin Nadhiroh Photo Verified Writer Fatma Roisatin Nadhiroh

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya