Hasil Autopsi: Yahya Sinwar Tewas akibat Luka Tembak di Kepala

Jakarta, IDN Times - Dokter yang melakukan autopsi jenazah Yahya Sinwar mengatakan bahwa pemimpin Hamas tersebut tewas akibat luka tembak di kepala.
Chen Kugel, ahli patologi utama di Pusat Forensik Nasional Israel di Tel Aviv, menjelaskan meskipun Sinwar mengalami cedera serius lainnya, termasuk akibat peluru tank atau rudal, ia yakin pentolan Hamas itu meninggal akibat peluru yang bersarang di kepalanya.
Militer Israel sebelumnya menyatakan bahwa Sinwar tewas setelah tank melepaskan tembakan ke gedung tempat ia berada, di mana ia sudah dalam kondisi terluka. Mereka tidak menyebutkan adanya tembakan fatal dari pasukan mereka.
"Penyebab kematian adalah luka tembak di kepala. Dia memiliki peluru di kepalanya dan mengalami cedera otak traumatis yang parah," kata Kugel, yang menandatangani akta kematian Sinwar, dalam wawancara dengan CNN.
1. Militer Israel tidak menyebutkan soal penembakan
Juru bicara militer Israel mengatakan, terjadi baku tembak dan pertempuran berakhir dengan militer Israel menembakkan peluru tank ke gedung tersebut. Ia menambahkan bahwa pihaknya masih berupaya mempelajari seluruh rincian kejadian tersebut.
Kugel sendiri mengaku yakin dengan analisisnya yang didasarkan pada pemeriksaan jenazah Sinwar. Ia baru mengetahui laporan militer Israel mengenai kematiannya usai melakukan autopsi.
"Itu didasarkan pada apa yang saya temukan di tubuhnya. Dia memiliki cedera dari sumber lain, seperti cedera rudal di lengan kanannya, reruntuhan di kaki atau pahanya yang kiri, dan banyak pecahan peluru yang masuk ke tubuhnya, tetapi hanya di dada. Cedera-cedera tersebut menyebabkan kerusakan parah, tetapi penyebab kematiannya adalah luka tembak di kepala," jelasnya.
Mengenai perkiraan waktu kematian Sinwar, Kugel mengatakan bahwa pria berusia 61 tahun itu kemungkinan besar meninggal pada Rabu (16/10/2024) sore, lebih dari 24 jam sebelum jenazahnya tiba di institut pada Kamis (17/10/2024) malam.