Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pelabuhan. (Pexels.com/Tom Fisk)

Intinya sih...

  • Houthi melancarkan dua operasi militer gabungan terhadap kapal-kapal di pelabuhan Haifa, Israel.
  • Serangan menargetkan kapal-kapal yang membawa peralatan militer dan melibatkan kelompok perlawanan dari Irak.
  • Amerika Serikat (AS) dan sekutunya berusaha mengekang sumber pendanaan Houthi untuk memblokir serangan kapal oleh kelompok tersebut di Laut Merah.

Jakarta, IDN Times - Juru bicara militer kelompok Houthi Yahya Saree mengatakan, pasukannya melancarkan dua operasi militer gabungan terhadap kapal-kapal di pelabuhan Haifa, Israel. Kedua serangan itu diluncurkan pada Kamis (6/6/2024).

Serangan menargetkan kapal-kapal yang membawa peralatan militer. Mereka juga merangkul kelompok perlawanan dari Irak untuk melancarkan serangan tersebut.

Houthi adalah kelompok yang didukung Iran dan menguasai ibu kota Yaman. Kelompok tersebut telah melancarkan puluhan kali serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden sebagai tindakan solidaritas terhadap Palestina.

1. Serangan melibatkan drone

ilustrasi (Unsplash.com/Ma Ti)

Serangan pertama menargetkan dua kapal yang membawa peralatan militer. Sedangkan serangan kedua menargetkan kapal yang melanggar larangan yang diberlakukan dipelabuhan tersebut.

Dilansir Anadolu, Saree mengatakan serangan melibatkan beberapa drone. Dia menyebut serangan tersebut sebagai aksi balas dendam atas pembantaian yang dilakukan militer Israel di Rafah, Palestina.

"Kedua operasi tersebut dilakukan dengan sejumlah drone, dan serangannya akurat," kata Saree.

Sejauh ini belum ada komentar dari Israel mengenai dampak serangan atau klaim Houthi tersebut.

2. Peningkatan perlawanan dari kelompok yang didukung Iran

Hasil dari dua operasi serangan itu tidak jelas rinciannya. Namun, pemimpin Houthi Abdul Malik al-Houthi mengatakan, perlawanan kelompok tersebut bersama kelompok perlawanan Irak dalam melawan Israel akan meningkat.

Dilansir Al Jazeera, serangan Houthi tersebut juga menunjukkan peningkatan koordinasi antara berbagai kelompok yang bersekutu dengan Iran dalam melawan Israel. Ini termasuk Hizbullah yang ada di Lebanon.

Dalam delapan bulan terakhir, Hizbullah telah terlibat baku tembak hampir setiap hari dengan militer Israel. Mereka baru-baru ini juga mengatakan, siap untuk berperang habis-habisan.

3. AS berupaya memutus sumber dana Houthi

ilustrasi bendera AS (Unsplash.com/KP Valery)

Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya terus berusaha mengekang serangan kapal oleh pejuang Houthi di Laut Merah. Mereka berupaya memblokir sumber pendapatan Houthi.

Dilansir Bloomberg, pejabat Departemen Luar Negeri AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, upaya mengatasi krisis ekonomi dan kemanusiaan di Yaman tidak akan dilanjurkan jika Houthi tidak menghentikan serangannya.

Bagian dari upaya mengatasi krisis tersebut adalah pencairan anggaran 1,5 miliar dolar (24,3 triliun) untuk membayar gaji pegawai pemerintah Yaman dari Arab Saudi.

Pencairan anggaran termasuk bagian dari perjanjian perdamaian konflik di Yaman. Jika pencairan itu ditangguhkan, perjanjian perdamaian dan gencatan senjata di Yaman bisa gagal dan kembali memicu pertikaian seperti sebelumnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team