Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ledakan (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Human Rights Watch mengecam keras serangan udara militer Myanmar yang menyasar konser di negara bagian Kachin. Akibat serangan ini, 60 orang dinyatakan tewas.

“Ini merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum dan menyebabkan kerugian sipil tanpa pandang bulu,” kata Direktur Asia HRW, Elaine Pearson, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (27/10/2022).

1. Junta militer jelas mengabaikan nyawa warga sipil

Demo menentang kudeta junta militer di Myamar yang digelar pada 14 Februari 2021. (Wikimedia Commons/MgHla (aka) Htin Linn Aye)

Selain itu, Pearson juga menyatakan bahwa junta militer Myanmar jelas-jelas mengabaikan nyawa warga sipil dalam serangan tersebut.

“Serangan ini adalah bukti kegagalan mematuhi hukum internasional,” ucap Pearson lagi.

Pearson mendesak negara-negara di kawasan dan juga internasional untuk memberikan sanksi kepada junta, termasuk memutus aksesnya untuk bisa memperoleh sumbangan senjata dan bahan bakar untuk pesawat militer.

“DK PBB harus mengeluarkan embargo senjata dari negara-negara global untuk junta merujuk pada situasi tersebut,” lanjut dia.

 

2. Uni Eropa menilai kondisi Myanmar saat ini cukup gawat

Editorial Team

Tonton lebih seru di