Burkina Faso Tangguhkan Radio Prancis, Dituduh Sebarkan Pesan Teroris

Prancis disalahkan atas krisis keamanan di Burkina Faso

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Burkina Faso, pada Sabtu (3/12/2022), menangguhkan media asal Prancis Radio France Internationale (RFI). Keputusan itu diambil karena RFI dituduh menyiarkan pesan dari kelompok teroris.

Burkina Faso menjadi negara Afrika Barat kedua di bawah kekuasaan militer, setelah Mali, yang menghentikan siaran media Prancis pada tahun ini. Hubungan Burkina Faso dengan Prancis terus memburuk.

1. Dituduh menyiarkan pesan intimidasi yang berkaitan dengan teroris

Burkina Faso Tangguhkan Radio Prancis, Dituduh Sebarkan Pesan TerorisIlustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

Juru bicara pemerintah, Jean Emmanuel Ouedraogo, mengatakan bahwa RFI telah menyuarakan pesan intimidasi kepada warga Burkina Faso yang dikaitkan dengan pemimpin teroris.

Ouedraogo mengatakan, siaran RFI telah berkontribusi pada manuver putus asa kelompok teroris untuk menghalangi ribuan warga Burkina Faso yang berusaha melindungi integritas negaranya.

Ouedraogo menambahkan, penangguhan itu berlaku di seluruh wilayah dan dilakukan hingga adanya pemberitahuan lebih lanjut, Anadolu Agency.

Tuduhan itu mengacu pada pesan yang disiarkan oleh RFI pada Sabtu, di mana Jama'ah Nusrat ul-Islam wa al-Muslimin (JNIM), teroris yang berafliasi dengan Al-Qaeda, mengeluarkan pesan ancaman terhadap warga sipil yang membantu pemerintah dalam operasi antiterorisme.

Bulan lalu, pihak berwenang mengumumkan bahwa kampanye perekrutan sukarelawan sipil menarik lebih dari 90 ribu orang. Militer mengatakan akan merekrut 15 ribu sukarelawan di tingkat nasional dan 35 ribu lainnya di tingkat komunitas.

Pemerintah Burkina Faso juga menuduh RFI telah menyiarkan informasi palsu, yaitu melaporkan bahwa pemimpin junta Kapten Ibrahim Traore menghadapi ancaman kudeta.

Baca Juga: Konvoi 150 Mobil Militer Burkina Faso Diserang, 50 Orang Hilang!

2. Tanggapan media Prancis

Burkina Faso Tangguhkan Radio Prancis, Dituduh Sebarkan Pesan TerorisBendera Prancis. (Pexels.com/Atypeek Dgn)

RFI menyesalkan keputusan pemerintah dan membantah tuduhan mengenai informasi terorisme. RFI juga kecewa karena keputusan tersebut diambil tanpa pemberitahuan lebih dahulu dan mengabaikan prosedur dari Dewan Tinggi Komunikasi Burkina Faso.

RFI akan mencoba semua langkah untuk memulihkan penyiaran, dan menegaskan kembali komitmennya yang tak tergoyahkan terhadap kebebasan untuk memberi informasi dan kerja profesional jurnalisnya. 

Siaran radio RFI di Burkina Faso dapat didengarkan setiap minggu dan didengar oleh lebih dari 40 persen populasi dan lebih dari 70 persen pemimpin opini, dikutip dari France 24.

3. Warga Burkina Faso marah terhadap Prancis

Burkina Faso Tangguhkan Radio Prancis, Dituduh Sebarkan Pesan TerorisIlustrasi bendera Burkina Faso. (Pixabay.com/jorono)

Penangguhan RFI terjadi di tengah meningkatnya kemarahan warga Burkina Faso terhadap Prancis. Bulan lalu ada demonstrasi yang menuntut pengusiran duta besar Prancis dan berusaha menyerbu kedutaan negara tersebut.

Para pengunjuk rasa, kebanyakan pemuda, menganggap Prancis harus bertanggung jawab atas masalah Burkina Faso, termasuk krisis keamanan.

Sepanjang tahun, Burkina Faso telah mengalami dua kali kudeta, yang didorong oleh para perwira militer yang marah karena pemerintah gagal mengatasi ancaman dari kelompok teror.

Kudeta pertama dilakukan Letnan Kolonel Paul-Henri Sandaogo Damiba pada Januari, yang menggulingkan Presiden terpilih Roch Marc Kabore setelah lebih dari tujuh tahun berkuasa. Kudeta kedua terjadi pada September, kepemipinan Damiba pun dijatuhkan oleh Traore.

Baca Juga: Serang Penjara, Milisi Burkina Faso Bebaskan 60 Orang Narapidana

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya