Di Hadapan Pemimpin Afrika, Putin Janjikan 50 Ribu Ton Bijian Gratis

Bantuan biji-bijian ditawarkan kepada enam negara Afrika

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam KTT Rusia-Afrika di Saint Petersburg pada Kamis (27/7/2023), menjajikan bantuan biji-bijian gratis ke negara Afrika.

Janji itu disampaikan setelah Rusia pada pekan lalu menolak memperpanjang kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam untuk mencapai pasar global.

KTT Rusia-Afrika yang berlangsung pada Kamis dan Jumat dihadiri oleh perwakilan dari 49 negara Afrika, termasuk 17 kepala negara dan empat kepala pemerintahan.

KTT tersebut adalah yang kedua kalinya setelah yang pertama diadakan pada 2019 di Sochi, bagian selatan Rusia.

1. Putin menjajikan hingga 50 ribu ton biji-bijian gratis

Di Hadapan Pemimpin Afrika, Putin Janjikan 50 Ribu Ton Bijian GratisPresiden Rusia Vladimir Putin. (Twitter.com/President of Russia)

Dilansir Reuters, Putin mengatakan Rusia siap menggantikan biji-bijian Ukraina ke Afrika, baik secara komersial maupun bantuan, untuk memenuhi apa yang dikatakannya sebagai peran penting Moskow dalam ketahanan pangan global.

"Kami akan siap untuk menyediakan Burkina Faso, Zimbabwe, Mali, Somalia, Republik Afrika Tengah dan Eritrea masing-masing 25-50 ribu ton biji-bijian gratis dalam tiga sampai empat bulan ke depan," kata Putin, yang disambut tepuk tangan para hadirin.

Putin mengatakan, negaranya pada tahun lalu telah mengekspor 60 juta ton biji-bijian, yang 48 juta di antaranya adalah gandum.

Pemipin Zimbabwe, yang hadir dalam pertemuan itu, mengaku bersyukur meski negaranya sudah cukup untuk memastikan ketahanan pangannya sendiri.

Baca Juga: Ceko Tuntut Rusia Rp36 Miliar atas Penggunaan Properti Ilegal

2. Putin keluhkan sanksi Barat yang menghambat pengiriman pupuk dan biji-bijian

Di Hadapan Pemimpin Afrika, Putin Janjikan 50 Ribu Ton Bijian GratisPresiden Rusia Vladimir Putin. (Twitter.com/President of Russia)

Penarikan diri Rusia dari kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina dan pengeboman pelabuhan sungai Danube yang digunakan Ukraina sebagai rute ekspor, telah mendorong kenaikan harga gandum global sekitar 10 persen dalam 10 hari terakhir.

Putin juga menyampaikan, lebih dari 70 persen biji-bijian Ukraina yang diekspor dalam kesepakatan telah dikirim ke negara-negara dengan pendapatan di atas rata-rata. Dia mengkritik langkah tersebut yang mengabaikan negara miskin, seperti Sudan, yang hanya menerima kurang dari 3 persen dari pengiriman.

Dia juga mengatakan, sanksi Barat telah menghambat negaranya memasok pupuk gratis ke negara-negara miskin. Ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia tidak dikenai sanksi Barat, tapi sanksi mengganggu sistem pembayaran, logistik, dan asuransi pengiriman.

"Di satu sisi, negara-negara Barat menghalangi pasokan biji-bijian dan pupuk kami, sementara di sisi lain mereka secara munafik menyalahkan kami atas situasi krisis saat ini di pasar pangan dunia," kata Putin.

Presiden Komoro Azali Assoumani, yang juga merupakan ketua Uni Afrika, mengatakan keluhan Rusia harus didengarkan.

"Saya tidak seharusnya mengatakan bahwa Rusia benar atau salah. Rusia bertindak untuk alasannya sendiri, sekarang kita perlu mendengarkan mereka untuk mencoba bergerak maju," kata Assoumani.

3. Pembahasan sejumlah hal dengan para pemimpin Afrika

Putin dijadwalkan untuk membahas Ukraina selama jamuan makan siang dengan sekelompok kepala negara Afrika. Mereka juga akan membahas situasi di Niger, di mana Presiden Mohamed Bazoum ditahan oleh tentara karena upaya kudeta.

"Kemungkinan akan dibahas dalam beberapa cara selama acara sentral KTT yang akan berlangsung besok. Dan hari ini juga," kata Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, dilansir France 24.

Sehari sebelum KTT dimulai, Putin telah mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dan Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi. Ia memuji proyek energi bersama mereka.

Vsevolod Sviridov, dari Pusat Studi Afrika di Universitas HSE, mengatakan KTT tersebut akan menjadi kesempatan untuk bertukar pandangan tentang isu-isu utama. Dia mengatakan, kerangka kerja interaksi Rusia dan Afrika telah berubah secara serius sejak COVID-19 dan invasi ke Ukraina.

“Penting untuk menemukan titik temu, untuk saling menjelaskan posisi pada isu-isu topikal, misalnya kesepakatan biji-bijian,” kata Sviridov.

Sejak dimulainya perang dengan Ukraina, Rusia telah berusaha untuk memperkuat hubungan diplomatik dan keamanan dengan Afrika. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sepanjang tahun ini telah melakukan dua kali tur ke Afrika.

Kelompok tentara bayaran Wagner telah menjadi pemain utama dalam bidang keamanan di Afrika. Pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin dilaporkan bertemu dengan para pejabat Afrika di sela-sela KTT.

Baca Juga: Korut Undang Rusia-China Peringati 70 Tahun Perang Korea

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya