Elon Musk Umumkan Tesla Tidak Lagi Terima Bitcoin

Penambangan Bitcoin tidak ramah lingkungan

Washington, IDN Times - CEO SpaceX dan Tesla Elon Musk, pada Rabu (12/5/2021) waktu setempat mengumumkan bahwa Tesla tidak menerima lagi pembelian mobil dengan pembayaran Bitcoin. Alasan Musk adalah karena penambangan dan transaksi Bitcoin terlalu menghabiskan banyak energi fosil.

Setelah pengumuman Musk harga Bitcoin turun lebih dari 7 persen dan diperdagangkan pada 52.669 dolar AS (RP753 ribu). Pada bulan Februari Tesla membeli 1,5 miliar dolar AS Bitcoin (Rp21 triliun). Kemudian pada bulan Maret menerima pembayaran dengan Bitcoin untuk pembelian mobil, yang membuat nilai Bitcoin melonjak naik sekitar 20 persen.

1. Pengumuman Musk

Berikut pengumuman Musk di Twitter mengenai penangguhan Bitcoin:

"Tesla telah menangguhkan pembelian kendaraan menggunakan Bitcoin. Kami prihatin dengan peningkatan pesat penggunaan bahan bakar fosil untuk penambangan dan transaksi Bitcoin, terutama batu bara, yang memiliki emisi terburuk dari bahan bakar apa pun. Cryptocurrency adalah ide yang bagus di banyak tingkatan dan kami yakin telah masa depan yang menjanjikan, tetapi ini tidak dapat menimbulkan biaya yang besar bagi lingkungan. Tesla tidak akan menjual Bitcoin apa pun dan kami bermaksud menggunakannya untuk transaksi segera setelah penambangan beralih ke energi yang lebih berkelanjutan. Kami juga melihat Cryptocurrency lain yang menggunakan lebih dari 1 persen dari energi/transaksi Bitcoin."

Melansir dari Reuters, untuk menambang mata uang digital diperlukan komputer bertenaga tinggi bersaing dengan mesin lain untuk memecahkan teka-teki matematika yang kompleks, proses intensif energi yang saat ini sering bergantung pada listrik yang dihasilkan dengan bahan bakar fosil, terutama batu bara.

Menurut data University Cambridge dan Badan Energi Internasional bahwa "penambangan" Bitcoin menghabiskan jumlah energi yang sama setiap tahun seperti yang dilakukan Belanda pada tahun 2019. Data Cambridge juga menyampailan bahwa penambang dari Tiongkok menyumbang sekitar 70 persen dari produksi Bitcoin. Mereka cenderung menggunakan energi terbarukan, kebanyakan tenaga air selama bulan-bulan musim panas, tetapi bahan bakar fosil,  terutama batu bara selama sisa tahun ini.

Ben Dear, CEO Osmosis Investment Management, yang mengelola aset sekitar 2,2 miliar dolar AS (Rp31 triliun) yang memegang saham Tesla di beberapa portofolio, pada Februari, menyatakan kekhawatirannya terhadap Bitcoin tak lama setelah kepemilikan Bitcoin Tesla menjadi publik. “Kami tentu saja sangat prihatin dengan tingkat emisi karbon dioksida yang dihasilkan dari penambangan Bitcoin,”

Merespon pengumuman Musk pada hari Rabu, Edward Moya, seorang analis pasar senior di perusahaan perdagangan mata uang OANDA, mengatakan bahwa Musk semakin maju dari investor yang fokus pada energi bekerlanjutan.

“Dampak lingkungan dari penambangan Bitcoin adalah salah satu risiko terbesar untuk seluruh pasar kripto,” kata Moya. “Selama beberapa bulan terakhir, semua orang mengabaikan berita bahwa Bitcoin menggunakan lebih banyak listrik daripada Argentina dan Norwegia.”

2. Musk dituduh menipu investor melalui Twitter

Elon Musk Umumkan Tesla Tidak Lagi Terima BitcoinElon Musk CEO Tesla dan SpaceX. (Twitter.com/SPACE.com)

Melansir dari The Independent, pengumuman Musk yang membuat harga Bitcoin turun tidak akan disukai oleh pendukung Bitcoin, terutama karena pengaruhnya di pasar. Namun, ini bukan pertama kalinya CEO Tesla itu dikritik karena konsekuensi finansial yang disampaikan melalui Twitter.

Komite Sekuritas dan Bursa AS memaksa Musk untuk melepaskan perannya sebagai pimpinan Tesla pada 2018, sebagai bagian dari serangkaian konsesi yang dia buat untuk menyelesaikan gugatan yang menuduh dia menipu investor dengan men-tweet tentang harga saham Tesla.

Di tahun 2018 bulan Agustus, Musk melalui Twitter menyampaikan bahwa dia mempertimbangkan untuk mengambil saham Tesla secara pribadi, yang saat itu seharga 420 dolar AS (Rp6 juta) per saham. Tiga tahun kemudian, dia dilaporkan sedang diselidiki oleh regulator atas unggahannya tentang Dogecoin, sebuah mata uang digital yang juga nilainya sedang naik turun, dan juga dikecam karena sama dengan Bitcoin penggunaanya tidak ramah lingkungan.

Dukungan Musk terhadap mata uang digital sangat menonjol di tahun ini. CEO Tesla itu pada bulan Maret menyampaikan melalui Twitter di tengah malam waktu AS bahwa Tesla bisa dibeli dengan Bitcoin. Namun, kemudian dia mengklarifikasi bahwa Tesla akan menyimpan uang yang diterima sebagai cryptocurrency, daripada mengubahnya menjadi mata uang fisik seperti dolar.

“Tesla hanya menggunakan perangkat lunak internal dan sumber terbuka dan mengoperasikan node Bitcoin secara langsung. Bitcoin yang dibayarkan ke Tesla akan dipertahankan sebagai Bitcoin, tidak dikonversi ke mata uang fiat,” katanya  dalam tweet lain, “Bayar dengan kemampuan Bitcoin tersedia di luar AS akhir tahun ini.”

Pembelian Bitcoin yang dilakukan Tesla pada Februari Selama kuartal pertama 2021, yang membeli Bitcoin senilai 1,5 miliar dolar AS (Rp21 triliun), yang kemudian menjual senilai 272 juta dolar AS Bitcoin (Rp3,8 triliun), menurut pengajuan data keuangan Tesla pada 26 April, keuntungan penjualan khusus memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan "dampak positif" senilai 101 juta dolar AS (Rp1,4 triliun) terhadap profitabilitas.

Baca Juga: Elon Musk Tampil di SNL, Harga Dogecoin Anjlok

3. Penerima dan penolak Bitcoin

Elon Musk Umumkan Tesla Tidak Lagi Terima BitcoinFoto koin fisik yang merupakan repsentasi dari mata uang virtual Bitcoin. (Unsplash.com/Dmitry Demidko)

Melansir dari CNBC, selain Tesla, perusahaan yang telah berbondong- bondong ke Bitcoin adalah Square, Metromile dan Nexon, yang menganggap Bitcoin sebagai pelindung nilai inflasi potensial sementara bank sentral mencetak uang untuk meringankan ekonomi yang tertekan virus corona.

Bank-bank besar di Wall Street seperti Goldman Sachs dan Morgan Stanley juga berusaha memberikan eksposur Bitcoin kepada klien kaya mereka, akan tetapi beberapa investor besar seperti pendiri Softbank, Masayoshi Son, masih tidak meragukan mata uang digital. "Ada banyak diskusi tentang apakah itu hal yang baik atau buruk, apa nilai sebenarnya atau dalam gelembung. Sejujurnya, saya tidak tahu," kata Son pada konferensi pendapatan bulan lalu.

Mavericks Mark Cuban, pemilik klub NBA Dallas merespon pengumuman Musk, dengan menyampaikan bahwa timnya akan terus menerima Bitcoin dan crpytocurrency lainnya karena, "Kami tahu bahwa mengganti emas sebagai penyimpan nilai akan membantu lingkungan."

Melansir dari The Independent, Cryptocurrency sebelumnya telah mencapai nilai rekor tertinggi sepanjang masa, yang dicapai Ethereum (Ether) dan Cardano (ADA). Namun, Bank of England telah memperingatkan bahwa cryptocurrency "tidak memiliki nilai intrinsik" dan mengklaim investor akan kehilangan uang pendukung.

Baca Juga: Elon Musk Tampil di SNL, Harga Dogecoin Anjlok

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya