Festival Eritrea di Swedia Rusuh, 52 Orang Terluka

Festival diserbu pengunjuk rasa antipemerintah eritrea

Jakarta, IDN Times - Sebuah festival pro-pemerintah Eritrea yang diadakan di ibu kota Swedia, Stockholm diserbu oleh pengunjuk rasa antipemerintah Eritrea pada Kamis (3/8/2023). Tindakan itu menimbulkan bentrokan dan menyebabkan sekitar 52 orang terluka.

Festival Eritrea telah diadakan selama bertahun-tahun di Swedia. Acara itu menampilkan seminar, debat, ceramah, musik, bazaar, dan arena pameran, dan  direncanakan berlangsung hingga 6 Agustus.

Baca Juga: Parah! Pembakaran Al-Qur'an Kembali Terjadi di Swedia

1. Polisi menahan sekitar 100 orang

Festival Eritrea di Swedia Rusuh, 52 Orang TerlukaIlustrasi penangkapan. (Unsplash.com/niu niu)

Dilansir France 24, festival tersebut diserbu oleh sekitar 1.000 pengunjuk rasa anti-pemerintah menerobos penghalang polisi. Para pengunjuk rasa anti-pemerintah Eritrea itu telah diberi izin untuk mengadakan protes.

"Pertemuan publik lainnya terjadi di dekat lokasi festival, di mana terjadi kerusuhan hebat," kata polisi, menambahkan bahwa mereka telah menahan sekitar seratus orang.

Mereka merobohkan tenda festival, dan menggunakan paku tenda sebagai senjata melawan polisi dan melempari petugas dengan batu.

Polisi mengatakan mereka tetap di lokasi tempat kejadian, yang berada di pinggiran barat laut Stockholm. Mereka melanjutkan upaya mereka untuk menghentikan tindakan kriminal dan memulihkan ketertiban.

Baca Juga: Eritrea: Tuduhan Kami Lakukan Pelanggaran HAM di Tigray Hanya Fantasi

2. 15 orang dibawa ke rumah sakit

Festival Eritrea di Swedia Rusuh, 52 Orang TerlukaIlustrasi ambulans. (Unsplash.com/camilo jimenez)

Polisi mengatakan kerusuhan itu menyebabkan 52 orang membutuhkan perawatan medis, baik di tempat kejadian maupun di klinik dan rumah sakit setempat. Otoritas kesehatan wilayah Stockholm mengatakan pada jam tujuh malam ada 15 orang dibawa ke rumah sakit,  delapan dari mereka mengalami luka serius dan tujuh lainnya menderita luka ringan.

"Ini adalah operasi yang rumit dan ekstensif. Ada banyak orang yang bergerak di lokasi dan jumlah korban luka masih belum jelas," kata Patrik Soderberg, kepala dokter di wilayah Stockholm.

Kerusuhan itu juga menyebabkan satu mobil dan setidaknya satu tenda terbakar, mengirimkan asap hitam besar ke udara.

Pihak berwenang mengatakan mereka telah membuka penyelidikan atas kerusuhan itu, yang disertai pembakaran, kekerasan, dan menghalangi pekerjaan polisi dan layanan penyelamatan.

3. Swedia merupakan rumah bagi puluhan ribu orang keturunan Eritrea

Festival Eritrea di Swedia Rusuh, 52 Orang TerlukaIlustrasi bendera Eritrea. (Pixabay.com/jorono)

Dilansir Associated Press, Swedia adalah rumah bagi puluhan ribu orang keturunan Eritrea. Festival yang dikhususkan untuk warisan budaya Eritrea ini merupakan acara tahunan yang telah diadakan sejak 1990-an. Namun, acara itu dikritik karena diduga berfungsi sebagai alat promosi dan sumber uang bagi pemerintah Eritrea.

"Ini bukan festival, mereka mengajarkan ujaran kebencian kepada anak-anak mereka," kata Michael Kobrab, salah satu pengunjuk rasa.

Kelompok hak asasi manusia menganggap Eritrea sebagai salah satu negara paling represif di dunia. Sejak meraih kemerdekaan dari Ethiopia tiga dekade lalu negara tersebut tidak pernah menyelenggarakan pemilu. Selain itu jutaan orang telah melarikan diri dari Eritrea kondisi seperti wajib militer paksa.

Emanuel Asmalash, seorang peserta festival, menuduh para pengujuk rasa sebagai teroris dari Ethiopia.

“Tidak masuk akal Swedia terseret ke dalam konflik domestik negara lain dengan cara seperti ini,” kata Menteri Kehakiman Swedia Gunnar Strommer.

“Jika kamu melarikan diri ke Swedia untuk menghindari kekerasan, atau sedang dalam kunjungan sementara, kamu tidak boleh melakukan kekerasan di sini. Sumber daya polisi dibutuhkan untuk tujuan lain selain memisahkan kelompok yang berbeda satu sama lain," tambahnya.

Baca Juga: Menlu Swedia: Kami Upayakan Aksi Bakar Al-Qur'an Tak Terjadi Lagi

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya