Haiti: 17 Misionaris Diculik Oleh Geng 400 Mawozo

80 persen kasus penculikan dikaitkan dengan 400 Mawozo 

Jakarta, IDN Times - 17 orang misionaris, yang terdiri dari 16 warga Amerika Serikat dan satu warga Kanada telah diculik di Haiti pada hari Sabtu (16/10/2021). Penculikan dilakukan saat rombongan ini kembali dari kunjungan ke panti asuhan yang berada di luar ibu kota Port-au-Prince.

Para pejabat setempat meyakini geng 400 Mawozo merupakan pelaku penculikan ini. Kelompok tersebut telah melakukan berbagai penculikan di Haiti. Haiti merupakan salah satu tingkat penculikan tertinggi di dunia.

1. Mereka diculik setelah meninggalkan daerah yang dikuasai geng

Melansir dari BBC, mereka yang diculik terdiri dari lima pria, tujuh wanita, dan lima anak-anak. Christian Aid Ministries, kelompok bantuan yang mensponsori perjalanan itu dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu menyampaikan telah "berdoa bagi mereka yang disandera, para penculik, dan keluarga, teman, dan gereja dari mereka yang terkena dampak".

Christian Aid Ministries adalah sebuah kelompok dari Ohio, Amerika Serikat (AS) yang memberikan dukungan untuk warga Haiti, yang sebagian besar melalui sumbangan dan menyediakan tempat tinggal, makanan dan pakaian untuk anak-anak dan membantu anak-anak mendapatkan akses pendidikan.

Inspektur polisi Haiti Frantz Champagne meyakini geng 400 Mawozo berada di balik penculikan para misionaris ini. Kelompok misionaris ditangkap tak lama setelah meninggalkan kota Croix-des-Bouquets, sebuah daerah yang dikuasai oleh geng yang ditinggalkan banyak penduduknya karena kekerasan.

Salah satu korban dilaporkan telah mengunggah pesan Whatsapp yang meminta bantuan. "Tolong doakan kami!! Kami disandera, mereka menculik sopir kami. Berdoa, berdoa. Kami tidak tahu ke mana mereka membawa kami," bunyi pesan tersebut.

2. Anggota Kongres AS meminta pembebasan dilakukan tanpa membayar tebusan

Haiti: 17 Misionaris Diculik Oleh Geng 400 MawozoGedung Capitol. (Unsplash.com/Louis Velazquez)

Baca Juga: Kepala JPU Haiti Undang PM Haiti soal Kasus Pembunuhan Moise

Gedeon Jean, direktur Pusat Analisis dan Penelitian Hak Asasi Manusia yang berbasis di Port-au-Prince, menyerukan pembebasan korban, mengatakan ini sebagai "penculikan kolektif", yang mengambil semua penumpang yang berada di dalam kendaraan, tindakan yang mirip dengan yang biasanya dilakukan 400 Mawozo. Kelompok Jean meyakini geng itu bertanggung jawab atas 80 persen penculikan di Haiti.

Melansir dari DW, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Viau memberitahu kepada media bahwa saat ini sedang dilakukan penyelidikan. Kedutaan Besar AS di Haiti belum memberikan tanggapan atas laporan penculikan yang menimpa 16 warga AS.

Anggota Kongres AS, Adam Kinzinger, yang berada di Komite Urusan Luar Negeri DPR, menyampaikan kepada media pada hari Minggu mengenai tindakan yang harus diambil adalah menggunakan militer atau polisi untuk mengamankan pembebasan para misionaris, bukan menggunakan tebusan uang. Pembayaran tebusan sering diminta oleh geng Haiti.

Penculikan terhadap misionaris ini terjadi beberapa hari setelah pejabat tinggi AS yang datang ke Haiti menjanjikan dana 15 juta dolar AS (Rp210,9 miliar) untuk membantu mengatasi kekerasan geng.

3. Kasus penculikan di Haiti meningkat

Melansir dari The Independent, 400 Mawozo yang diyakini sebagai tersangka penculikan ini, pada bulan April 2021 menyandera 10 anggota pendeta Katolik, lima imam, dua biarawati, dan tiga kerabat seorang imam. Penculik membebaskan korban pada akhir April, tapi tidak ada keterangan mengenai ada atau tidaknya uang tebusan.

Tindakan menyandera pemuka agama itu membuat institusi Katolik Roma di seluruh negeri ditutup selama tiga hari, dan terjadi protes, yang menjadi salah satu desakan penyebab Perdana Menteri Joseph Jouthe mengundurkan diri. Penculikan pendeta masih sering terjadi, bahkan terkadang saat kebaktian gereja.

Penculikan merupakan salah satu krisis terbaru di Haiti, yang mengalami kekacauan setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada 7 Juli, dan gempa bumi yang melanda bagian barat negara itu pada 14 Agustus. Sejak Juli hingga September penculikan telah meningkat 300 persen, dengan setidaknya 221 kasus terjadi pada periode itu, menurut kelompok Jean. Namun, angka tersebut tidak pasti.

Sejak awal tahun 2021 diperkirakan setidaknya ada 628 penculikan telah terjadi. 29 kasus penculikan di tahun ini terjadi kepada orang asing. Tebusan yang biasanya diminta penculik bisa mencapai 1 juta dolar AS (Rp14 miliar).

Menteri Luar Negeri Haiti, Claude Joseph telah meminta dewan PBB untuk membantu memastikan keamanan dan perlindungan bagi warga sipil di Haiti. Dia mengatakan masyarat telah banyak menderita akibat ulah geng.

Baca Juga: Chile: Imigran Haiti Protes Kasus Penembakan oleh Polisi

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya