Kekurangan Vaksin Brazil Lobi AS untuk Impor Vaksin

Kasus COVID-19 di Brazil lebih dari 11,8 juta kasus

Brasilia, IDN Times - Brazil saat ini sedang kekurangan pasokan vaksin di tengah perjuangan untuk membendung jumlah infeksi dan kematian akibat virus corona yang meningkat.

Untuk menghadapi hal itu Brazil melakukan pembicaraan dengan AS yang memiliki pasokan vaksin lebih sejak 13 Maret untuk mengimpor vaksin, yang disampaikan kementerian luar negeri Brazil pada hari Sabtu, 20 Maret melalui Twitter.

1. AS surplus tujuh juta vaksin

Melansir dari RTE, Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Brazil di Washington, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, untuk bernegosiasi dengan pemerintah AS yang dilakukan sejak 13 Maret, sebagai upaya mendapatkan vaksin berlebih yang dimiliki AS.

Gedung Putih dikabarkan pada hari Kamis telah mengumumkan rencana untuk "meminjamkan" empat juta dosis vaksin AstraZeneca yang telah diproduksi di Amerika Serikat ke Kanada dan Meksiko. AS dikabarkan memiliki surplus 7 juta dosis vaksin dan akan mengimpor 2,5 juta ke Meksiko dan 1,5 juta ke Kanada.

Seorang pejabat administrasi menyampaikan bahwa Gedung Putih tidak berencana untuk meminjamkan vaksin ke negara lain. Presiden AS Joe Biden, sebelumnya telah menyampaikan akan memvaksinasi rakyatnya sendiri terlebih dahulu, sebelum mempertimbangkan untuk menjual kelebihan vaksin ke negara lain.

Brazil telah menghadapi kasus infeksi COVID-19 paling banyak kedua setelah AS. Lebih dari 11,8 juta kasus COVID-19 telah dilaporkan di Brasil hingga saat ini, menurut data Johns Hopkins. Kasus virus telah memburuk dengan gelombang baru dalam beberapa pekan terakhir di Brazil. Kasus kematian yang terkait virus corona tercatat 290.000 orang sejak dimulainya pandemi, tertinggi kedua di dunia setelah pada hari Sabtu dilaporkan ada 79.069 kasus baru dalam periode 24 jam sebelumnya, bersama tambahan dengan 2.438 kematian terkait virus corona.

2. Brazil telah memberikan vaksin penuh kepada 1,57 persen populasi

Kekurangan Vaksin Brazil Lobi AS untuk Impor VaksinPetugas kesehatan menunjukan vaksin saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Melansir dari CNN, Brazil saat ini hampir setiap negara bagiannya memiliki hunian ICU mencapai 80 persen atau lebih tinggi. Hingga Jumat, 16 dari 26 negara bagian berada pada atau di atas 90 persen yang berarti sistem kesehatan Brazil telah runtuh atau dalam waktu dekat terjadi. Rata-rata tujuh hari dari kasus baru dan kematian baru lebih tinggi dari sebelumnya, dan dalam 10 hari terakhir, sekitar seperempat dari semua kematian akibat virus corona di seluruh dunia telah tercatat di Brazil. Meningkatnya kasus salah satunya karena varian baru yang lebih menular merebak di Brazil.

Hngga Jumat pekan ini Brazil yang memiliki jumlah penduduk sekitar 220 juta orang telah memberikan vaksin untuk kurang dari 10 juta orang, setidaknya satu dosis. Namun, hanya 1,57 persen populasi yang telah divaksinasi penuh. Brazil saat ini menggunakan vaksin AstraZeneca dan CoronaVac yang dikembangkan Tiongkok. Beberapa pemerintah daerah harus menghentikan pemberian vaksin di berbagai titik karena kurangnya pasokan.

Dalam distribusi vaksin pada awal Februari, pemerintah menjanjikan sekitar 46 juta dosis vaksin akan tersedia pada Maret. Namun, sulit tercapai kini target diperkirakan hanya 26 juta dosis vaksin. Produksi vaksin dalam negeri yang oleh pemerintah dikabarkan akan menjadi ratusan juta dosis vaksin Oxford-AstraZeneca baru saja diluncurkan 500.000 dosis pertama, yang disambut dengan gembira pejabat setempat, tetapi telah terlambat selama berbulan-bulan.  Brazil pekan lalu telah memesan 100 juta dosis vaksin PfizerBioNTech dan 38 juta dari Johnson & Johnson, saat sedang menegosiasikan 13 juta dosis vaksin Moderna.

Natalia Pasternak, seorang ahli mikrobiologi Brazil telah menyampaikan bahwa tidak akan sampai paruh kedua tahun ini sebelum cukup vaksin tersedia untuk membuat dampak substantif pada epidemi.

Jika Brazil tetap kekurangan pasokan vaksin, maka cara yang mungkin dilakukan pemerintah adalah dengan metode pembatasan jarak sosial, tidak ada kerumunan besar, pergerakan terbatas, dan kebersihan yang baik.

Baca Juga: Lagi! Brazil Cetak Rekor Penambahan Kematian karena COVID-19

3. Presiden Bolsonaro tidak ingin adanya pembatasan

Kekurangan Vaksin Brazil Lobi AS untuk Impor VaksinPresiden Jair Bolsonaro pada hari Jumat, 19 Maret telah meminta Mahkamah Agung untuk membatalkan pembatasan aktivitas. Sumber. Twitter.com/Embassy of Brazil in the USA

Melansir dari Al Jazeera, karena kasus yang semakin meningkat telah membuat petugas media kewalahan pembatasan telah diperketat. Pantai di Rio de Janeiro akan tutup untuk umum pada akhir pekan, pertama kalinya pantai ditutup untuk umum sejak dibuka kembali pada Juli tahun lalu. Wali Kota Eduardo Paes mendesak penduduk beraktivitas tinggal di rumah di tengah apa yang dia gambarkan sebagai situasi yang "sangat sulit". “Entah kami menyadarinya dan menghormati kehidupan, atau kami akan hidup dalam situasi yang tidak terkendali dalam beberapa hari ke depan,” tambahnya, saat petugas polisi mengambil posisi di depan pantai Copacabana, Ipanema dan Barra de Tijuca.

Sementara itu Gubernur Sao Paulo Joao Doria awal bulan ini juga memberlakukan pembatasan "kode merah" selama dua minggu, dengan menutup bisnis yang tidak penting dan membatasi layanan lainnya.

Namun, pembatasan yang dilakukan telah menuai protes di seluruh Brazil dan otoritas penegak hukum telah membubarkan pertemuan besar yang melanggar batasan.

Daniel Schweimler melaporkan untuk Al Jazeera dari Buenos Aires, Argentina bahwa keputusan penanganan pandemik di Brazil telah saling bertentangan. Schweimler menyampaikan bahwa Paes yang menutup pantai di Rio de Janeiro telah bertentangan dengan Presiden Jair Bolsonaro, yang mendorong warga pergi "untuk menyerap vitamin D dan sinar matahari sebanyak mungkin karena dia mengatakan itu adalah cara terbaik untuk melawan virus corona".

Schweimler melaporkan, “jadi, Anda benar-benar memiliki masalah politik yang besar ini: mereka yang menerapkan langkah-langkah untuk mencoba melawan pandemik, dan presiden serta sekutunya mengatakan bahwa mereka melakukan pekerjaan dengan baik, mereka menanganinya sebaik mungkin, itu bukan salah mereka dan benar-benar mendorong orang untuk menjalankan bisnis seperti biasa."

Presiden Bolsonaro dalam penanganan pandemik ingin tidak adanya pembatasan sosial dan pada hari Jumat telah meminta Mahkamah Agung untuk membatalkan keputusan pembatasan. “Mereka memaksakan status pengepungan, yang inkonstitusional. Mereka tidak dapat melakukan ini tanpa persetujuan Kongres. Mereka mempermalukan penduduk sambil mengatakan bahwa mereka menyelamatkan nyawa. Bagaimana mereka bisa menyelamatkan nyawa, mereka membuat orang kelaparan, "kata Bolsonaro.

Baca Juga: Presiden Brazil Tunjuk Marcelo Queiroga Jadi Menkes

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya