Kenya Kirim 900 Tentara ke RD Kongo untuk Bantu Lawan Pemberontak

Di RD Kongo sudah ada pasukan perdamaian PBB

Jakarta, IDN Times - Presiden Kenya William Ruto, pada Rabu (2/11/2022), mengumumkan bahwa Kenya akan mengirim lebih dari 900 tentara ke Republik Demokratik Kongo (RD Kongo). Pengiriman itu untuk membantu tetangganya tersebut melawan pasukan pemberontak dan melindungi warga sipil.

Pengerahan pasukan itu merupakan bagian dari operasi gabungan Komunitas Afrika Timur (EAC), sebuah blok tujuh negara Afrika Timur. Blok tersebut pada April telah setuju membentuk pasukan gabungan untuk membantu keamanan di RD Kongo.

Baca Juga: RD Kongo soal 800 Napi Kabur dari Penjara: Mereka Tahanan Berbahaya

1. Kenya akan memimpin pasukan dari negara lain

Kenya Kirim 900 Tentara ke RD Kongo untuk Bantu Lawan PemberontakIlustrasi tentara. (Unsplash.com/Diego González)

Melansir France 24, Ruto dalam upacara di Nairobi untuk menandai pengerahan pasukan mengatakan pasukan itu bagian dalam misi untuk melindungi umat manusia

"Nasib RD Kongo terkait dengan kita. Kami tidak akan membiarkan kelompok bersenjata, penjahat, dan teroris menolak kemakmuran bersama kami. Kami berutang tugas persaudaraan kami kepada RD Kongo sampai pekerjaan selesai."

Pasukan Kenya akan dikerahkan untuk periode awal enam bulan dan ditempatkan di Goma, kota tersbesar RD Kongo bagian timur. Kenya akan memimpin pasukan, yang juga akan mencakup tentara dari Burundi, Sudan Selatan dan Uganda.

Sebelumnya Burundi dan Uganda telah mengirim pasukan atas undangan RD Kongo. Pasukan kontingen Rwanda akan dikerahkan di sepanjang perbatasan karena partisipasinya ditolak oleh RD Kongo.

Baca Juga: Penjara Dibobol, Lebih dari 800 Tahanan di RD Kongo Kabur 

2. Warga RD Kongo marah dengan pasukan perdamaian

Kenya Kirim 900 Tentara ke RD Kongo untuk Bantu Lawan PemberontakPasukan perdamaian PBB di RD Kongo. (Twitter.com/MONUSCO)

Melansir Associated Press, di RD Kongo sudah ada pasukan perdamaian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang dikenal sebagai MONUSCO. Namun, kehadiran pasukan perdamaian PBB telah memicu kemarahan warga RD Kongo karena tidak mampu mengatasi pemberontakan dan ada rumor palsu bahwa kendaraan PBB mengangkut pemberontak.

Kemarahan terhadap pasukan perdamaian PBB membuat warga RD Kongo membakar kendaraan-kendaraan PBB pada Selasa (1/11/2022) malam di Goma, ketika rasa frustrasi meningkat atas kemajuan pemberontak M23 dan situasi keamanan yang terus memburuk di bagian timur negara itu.

“Karena pemberontak ini, kami telah meninggalkan rumah kami di Rugari, Kibumba. Itulah sebabnya kami marah, dan kami baru saja membakar kendaraan MONUSCO karena itu membuat kami menderita," kata pengunjuk rasa Kasereka Munyafura, berdiri di samping truk yang terbakar.

MONUSCO sebelumnya telah mengumumkan penarikan strategis dan taktis dari Rumangabo yang diperangi. Pemberontak M23 telah mencoba untuk maju ke kota, yang menampung sebuah pangkalan militer.

Baca Juga: Presiden Kenya Janji Akhiri Tindakan Sewenang-wenang Polisi

3. Kebangkitan pemberontak M23 merusak hubungan RD Kongo dengan Rwanda

Kenya Kirim 900 Tentara ke RD Kongo untuk Bantu Lawan PemberontakIlustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

Kelompok pemberontak M23 mulai kembali melakukan pemberontak pada November tahun lalu setelah bertahun-tahun berdamai, yang dilakukan setelah menuduh pemerintah RD Kongo gagal menghormati kesepakatan untuk mengintegrasikan para pejuangnya ke dalam tentara. Selama akhir pekan, M23 menggandakan wilayah yang mereka kuasai, menguasai dua kota besar.

Kebangkitan M23 memiliki dampak besar bagi hubungan di Afrika tengah karena RD Kongo menuduh tetangganya Rwanda mendukung pemberontak. Ketegangan yang meningkat membuat RD Kongo mengusir duta besar Rwanda pada Sabtu (29/10).

Ketegangan yang meningkat juga membuat warga RD Kongo melakukan protes marah terhadap M23 dan Rwanda, dengan ratusan orang turun ke jalan di provinsi Kivu Selatan pada hari Rabu, mereka menyerukan agar orang-orang Rwanda pergi. Dua hari lalu protes juga terjadi di Goma, di mana ribuan orang menuntut senjata untuk melawan Rwanda.

Rwanda telah membantah memberikan dukungan terhadap M23, tapi laporan PBB pada bulan Agustus menemukan bahwa Rwanda telah memberikan dukungan langsung kepada milisi.

Selain M23 masih ada kelompok-kelompok pemberontak lainnya di RD Kongo, termasuk Pasukan Demokratik untuk Pembebasan Rwanda (FDLR) dan Pasukan Demokrat Sekutu (ADF). FDLR adalah kelompok pemberontak Hutu, dipandang Rwanda sebagai ancaman dan menuduh RD Kongo mendukung mereka. ADF, terkait dengan ISIS dan bertanggung jawab atas pembunuhan ribuan orang RD Kongo dan pemboman di Uganda.

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya