Kenya Selidiki Dugaan Kasus Virus Ebola

Pasien berkunjung ke negara yang melaporkan virus Ebola

Jakarta, IDN Times - Pejabat kesehatan Kenya, Jumat (30/9/2022), sedang menyelidiki dugaan kasus penyakit virus Ebola di Kakamega pada salah satu pasien. Kakamega terletak di bagian barat Kenya, berdekatan dengan Uganda.

Pasien itu diketahui telah berkunjung ke Uganda, di mana negara tetangga itu telah melaporkan adanya kasus wabah virus Ebola varian Sudan.

1. Pasien sedang dirawat di unit isolasi

Kenya Selidiki Dugaan Kasus Virus EbolaIlustrasi perawatan pasien Ebola. (Pixabay.com/bhossfeld)

Melansir VOA News, pasien yang diduga mengidap Ebola itu sedang dirawat di Rumah Sakit St. Mary di Kenya barat. Hildah Apwao, administrator rumah sakit mengatakan kepada wartawan bahwa pasien itu baru-baru ini melakukan perjalanan ke Uganda dan mengunjungi fasilitas kesehatan di sana untuk mendapat perawatan luka.

Apwao juga menyampaikan bahwa saat ini pasien sedang berada di unit isolasi di rumah sakit dan sedang menunggu hasil tes laboratorium untuk mengetahui konfirmasi Ebola pada pasien.

Tetangga Kenya, Uganda, telah mencatat 35 kasus dan mengkonfirmasi tujuh kematian sejak kasus pertama dikonfirmasi pada pekan lalu. Wabah Ebola saat ini dikaitkan dengan jenis varian Sudan dan diyakini dimulai di distrik Mubende, Uganda bagian tengah.

Baca Juga: Penyakit Ebola: Gejala, Pengobatan, Pencegahan

2. Kenya menyaring orang-orang di perbatasan dengan Uganda

Melansir The East African, Kenya pada pekan lalu telah mengeluarkan peringatan terhadap virus Ebola dan menyerukan penyaringan terhadap orang-orang yang datang melalui perbatasan dengan Uganda.

Pengawasan kesehatan di perbatasan juga dilakukan Sudan Selatan dan Tanzania, terutama di perbatasan dengan Uganda. Rwanda juga telah mulai menyaring para pelancong di perbatasan untuk mencegah penyebaran Ebola lintas batas.

Kenya juga menerapkan tindakan yang lebih ketat di perbatasan dengan Republik Demokratik Kongo (RDK) pada bulan lalu. Tindakan itu dilakukan dengan menempatkan pejabat kesehatan, yang dilakukan setelah Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan penyelidikan kasus dugaan Ebola dan kemudian mengonfirmasi penyakit itu, tapi saat ini wabah Ebola ke-15 di RDK telah dinyatakan berakhir setelah tidak ada lagi kasus baru yang ditemukan selama 42 hari.

3. Belum ada vaksin untuk melawan varian Sudan

Kenya Selidiki Dugaan Kasus Virus EbolaIlustrasi vaksinasi. (Unsplash.com/National Cancer Institute)

Varian Sudan yang dikonfirmasi di Uganda masih belum memiliki vaksin yang efektif untuk melawan virus itu. Untuk melawan penyebaran virus orang-orang telah diminta untuk mematuhi langkah-langkah pencegahan penyebaran virus.

Meski belum ada vaksin untuk melawan virus dampak dari penyakit itu dapat dikurangi dengan tanggapan cepat pengobatan, perawatan suportif yang dioptimalkan dengan penggantian cairan dan elektrolit, dan pengobatan gejala, diyakini secara signifikan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dari virus tersebut.

Penyakit ini biasanya masuk ke populasi manusia melalui kontak dekat dengan darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lainnya dari hewan yang terinfeksi seperti kelelawar buah, simpanse, gorila, monyet, kijang hutan, atau landak yang ditemukan sakit atau mati. Penularan dari orang ke orang melalui kontak dengan cairan tubuh. Gejala yang ditimbulkan, termasuk nyeri tubuh, muntah, dan pendarahan internal. 

Baca Juga: WHO Rekomendasikan 2 Perawatan untuk Hindari Kematian akibat Ebola

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya