Penyakit Ebola: Gejala, Pengobatan, Pencegahan

Memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi

Ebola adalah virus langka mematikan yang bisa menyebabkan demam, nyeri, diare, dan terkadang pendarahan di dalam maupun luar tubuh. Saat virus menyebar ke seluruh tubuh, virus ini akan merusak sistem kekebalan dan organ tubuh. Pada akhirnya, Ebola akan menyebabkan tingkat sel pembekuan darah menjadi turun. 

Pada Agustus 2022, Kementerian Kesehatan Kongo mengumumkan kasus baru Ebola yang telah dikonfirmasi di kota Beni, Kongo. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tingkat kematian rata-rata kasus penyakit infeksi Ebola (EVD) diperkirakan sekitar 50 persen. 

1. Gejala penyakit infeksi virus Ebola

Menurut laman WHO, waktu interval virus hingga timbulnya gejala adalah 2 hingga 21 hari. Seseorang yang terinfeksi virus Ebola tidak dapat menyebarkan penyakit sampai mereka mengalami gejala.

Gejala penyakit infeksi Ebola bisa terjadi secara tiba-tiba yang meliputi:

  • Demam.
  • Kelelahan.
  • Nyeri otot.
  • Sakit kepala.
  • Sakit tenggorokan.

Gejala di atas bisa diikuti dengan:

  • Muntah.
  • Diare.
  • Ruam.
  • Gejala gangguan fungsi ginjal dan hati.
  • Dalam beberapa kasus, terjadi pendarahan internal maupun eksternal.
  • Temuan laboratorium termasuk menunjukkan sel darah putih dan trombosit yang rendah.

2. Penyebaran virus Ebola

Penyakit Ebola: Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi virus Ebola (unsplash.com/CDC)

Ebola tidak dapat ditularkan melalui udara atau hanya dengan sentuhan. Transmisi virus memerlukan kontak langsung dengan cairan tubuh seseorang yang sudah terinfeksi virus Ebola. Virus Ebola dapat ditularkan melalui darah, ASI, air liur, keringat, kotoran, dan cairan tubuh lainnya.

Transmisi virus bisa terjadi melalui mata, hidung, mulut, kulit yang terbuka, atau kontak seksual. Petugas kesehatan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk tertular virus Ebola karena berinteraksi langsung dengan darah dan cairan tubuh lain.

Proses pemakaman yang melibatkan kontak langsung dengan mayat juga bisa berkontribusi dalam penyebaran Ebola. Seseorang tetap bisa menyebarkan virus selama darah mereka mengandung Ebola, walaupun orang tersebut sudah meninggal. 

3. Diagnosis infeksi Ebola

Penyakit Ebola: Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi tes darah (unsplash.com/Louis Reed)

Penyakit infeksi Ebola mungkin sulit dibedakan secara klinis dari penyakit menular lainnya, seperti malaria, demam tifoid, dan meningitis. Gejala kehamilan dan gejala penyakit Ebola juga sangat mirip. Karena risiko pada kehamilan, ibu hamil idealnya harus dites dengan cepat saat dicurigai terinfeksi Ebola.

Tes darah bisa mengidentifikasi antibodi virus Ebola. Hal yang dilihat dalam tes tersebut bisa meliputi:

  • Jumlah sel darah putih yang sangat tinggi atau rendah.
  • Jumlah trombosit rendah.
  • Peningkatan enzim hati.
  • Tingkat faktor koagulasi abnormal.

Selain tes darah, dokter juga akan mempertimbangkan risiko penyebaran virus terhadap orang-orang sekitar pasien tersebut.

Baca Juga: Mengenal Jenis, Faktor, dan Penanganan Cedera Olahraga

4. Pengobatan penyakit infeksi Ebola

Penyakit Ebola: Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi obat (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Dilansir Healthline, virus Ebola tidak memiliki obat atau vaksin hingga saat ini. Penanganan penyakit infeksi Ebola adalah dengan mengurangi gejala sebisa mungkin. Tindakan perawatan suportif meliputi:

  • Memberikan obat-obatan untuk menjaga tekanan darah.
  • Mengelola keseimbangan elektrolit.
  • Memberikan oksigen ekstra jika diperlukan.
  • Memberikan cairan intravena dan/atau melalui mulut untuk mencegah dehidrasi.
  • Mengobati penyakit dari infeksi lain yang terjadi bersamaan.
  • Mencegah terjadinya infeksi lain.
  • Pemberian produk darah jika diperlukan.

5. Pencegahan infeksi virus Ebola

Penyakit Ebola: Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi protokol kesehatan (unsplash.com/Kobby Mendez)

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi penyakit Ebola. Langkah-langkah ini meliputi:

  • Menghindari kontak dengan darah dan cairan tubuh orang yang diduga terinfeksi Ebola.
  • Menjaga kebersihan dengan baik, seperti rutin mencuci tangan dengan sabun dan air, atau pembersih tangan berbasis alkohol.
  • Tidak ikut serta dalam proses penguburan yang melibatkan interaksi langsung dengan mayat.
  • Mengenakan pakaian pelindung di sekitar satwa liar.
  • Tidak menyentuh barang-barang yang berhubungan dengan pasien Ebola. Ini meliputi pakaian, tempat tidur, jarum, atau peralatan medis.

Petugas kesehatan dan teknisi laboratorium juga harus melakukan tindakan pencegahan. Ini termasuk mengisolasi pasien Ebola dan mengenakan gaun pelindung, sarung tangan, masker, dan pelindung mata. 

Ebola adalah jenis virus yang mematikan dengan tingkat kematian sekitar 50 persen. Makin dini diagnosis dilakukan, semakin besar kemungkinan pasien untuk selamat. Karena vaksin masih belum tersedia, penting untuk selalu waspada dan menghindari penyebaran virus Ebola.

Baca Juga: Serositis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya