Lawan Krisis Iklim, Kota di Belanda Akan Larang Iklan Daging

Ini hubungan antara daging dengan perubahan iklim!

Jakarta, IDN Times - Haarlem, kota di Belanda yang memiliki populasi sekitar 160 ribu jiwa, pada Selasa (6/9/22022) menerapkan larangan iklan terhadap daging di tempat umum.

Larangan ini diberlakukan setelah daging ditambahkan ke daftar produk yang dianggap berkontribusi terhadap krisis iklim dan akan mulai berlaku pada 2024.

Kebijakan itu kemungkinan akan membuat Haarlem sebagai kota pertama di dunia yang menerapkan aturan tersebut.

1. Daging menyumbang dua kali polusi dari produksi makanan nabati

Lawan Krisis Iklim, Kota di Belanda Akan Larang Iklan DagingIlustrasi daging. (Unsplash.com/Kyle Mackie)

Melansir The Guardian, kebijakan itu akan membuat tempat publik seperti di bus, tempat penampungan, dan layar di ruang publik tidak akan menampilkan iklan daging.

Aturan yang akan diterapkan juga mencakup larangan iklan penerbangan liburan, bahan bakar fosil, dan mobil yang memakai bahan bakar fosil. Penerapan larangan baru dilakukan pada 2024 karena adanya kontrak dengan perusahaan yang menjual produk daging.

Amsterdam dan Den Haag telah lebih dulu melarang iklan untuk industri penerbangan dan bahan bakar fosil.

Larangan diterapkan sebagai upaya untuk mengurangi dampak produksi daging terhadap lingkungan. Studi terbaru menunjukkan, produksi pangan global bertanggung jawab atas sepertiga dari semua emisi pemanasan planet, di mana produksi daging menyumbang dua kali polusi dari produksi makanan nabati.

Ternak hewan untuk komersial dilakukan dengan menebang pohon-pohon di hutan yang merupakan penyerap karbondioksida. Dampak lainnya datang dari pupuk yang digunakan untuk menumbuhkan pakan, diketahui kaya akan nitrogen, yang berkontribusi terhadap polusi udara dan air, perubahan iklim, dan penipisan ozon. Hewan ternak juga berkontribusi menghasilkan gas metana dalam jumlah besar.

Penelitian Greenpeace menunjukkan, target emisi nol bersih Uni Eropa pada 2050 akan tercapai jika konsumsi daging dikurangi menjadi 24 kilogram per orang per tahun dari rata-rata saat ini 82 kilogram.

Di Belanda, rata-rata konsumsi daging orang per tahun sekitar 75,8 kilogram. Belanda juga tercatat sebagai pengekspor daging terbesar di dunia.

Baca Juga: Tiru Energi Terbarukan di Belanda, Erick Thohir Siap Kembangkan PLTB

2. Larangan dirancang oleh partai politik hijau

Mosi untuk kebijakan ini dirancang oleh Ziggy Klazes, anggota dewan dari GroenLinks, sebuah partai hijau. klazes memperingatkan ada krisis iklim yang disebabkan dari daging.

"Kami bukan tentang apa yang orang panggang dan memanggang di dapur mereka sendiri. Jika orang ingin terus makan daging, baiklah. Kami tidak bisa memberi tahu orang-orang bahwa ada krisis iklim dan mendorong mereka untuk membeli produk yang merupakan bagian dari penyebabnya," katanya.

“Tentu saja, ada banyak orang yang menganggap keputusan itu keterlaluan dan menggurui, tetapi ada juga banyak orang yang menganggapnya baik-baik saja. Ini adalah sinyal, jika diambil secara nasional, itu akan sangat bagus. Ada banyak grup GroenLinks yang menganggap ini ide bagus dan ingin mencobanya,” tambah dia.

klazes juga menyampaikan bahwa dia tidak tahu soal Haarlem yang akan menjadi kota pertama di dunia untuk kebijakan seperti. Usulan politisi GroenLinks itu juga mendapat dukungan dari anggota parlemen dari partai Tantangan Demokrat Kristen.

3. Larangan dianggap melanggar kebebasan

Melansir BBC, larangan iklan itu telah ditanggapi oleh industri daging yang tidak setuju dengan keputusan pemerintah.

"Pihak berwenang bertindak terlalu jauh dalam memberi tahu orang-orang apa yang terbaik untuk mereka," kata juru bicara Organisasi Pusat untuk Sektor Daging.

Partai Kepentingan Belanda (BVNL) tidak setuju dengan adanya aturan tersebut, yang mereka angggap akan melanggar kebebasan berwirausaha dan meyakini aturan itu akan berakibat fatal bagi peternak babi.

"Melarang iklan dari motif politik hampir (seperti) diktator," kata Joey Rademaker, seorang dewan kota dari partai BVNL.

Herman Broring, seorang profesor hukum dari Universitas Groningen, juga tidak setuju dengan kebijakan tersebut. Dia menganggap larangan tersebut dapat melanggar kebebasan berekspresi dan menyebabkan tuntutan hukum dari pedagang grosir.

Baca Juga: Duh, Truk di Belanda Tabrak Mati 6 Orang yang Sedang Pesta Barbeku

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya