Pemasok CO2 di Inggris Sepakat untuk Menjamin Pasokan

CO2 bagian penting industri pangan

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Inggris Raya dan pemasok utama karbon dioksida (CO2), CF Fertilisers pada hari Senin (11/10/2021) telah menjalin kesepakatan untuk memastikan pasokan CO2 untuk industri pangan tetap tersedia. CF Fertilisers setuju untuk melanjutkan pasokan hingga Januari 2022.

Permasalahan pasokan CO2 timbul akibat kenaikan harga gas dunia yang memicu meningkatnya biaya produksi. CO2 adalah produk penting untuk penyembelihan hewan dan pengemasan minuman dan menjaga makanan tetap segar.

1. Rantai pasokan terganggu setelah CF Fertilisers menutup dua pabrik

Pemasok CO2 di Inggris Sepakat untuk Menjamin PasokanIlustrasi penutupan. (Unsplash.com/Masaaki Komori)

Melansir dari The Guardian, krisis harga gas telah membuat pemerintah membantu CF Fertilisers, dengan memberikan dana talangan demi menjaga pasokan tetap tersedia. Harga gas yang naik menyebabkan CF Fertilisers, menutup dua pabriknya yang berada di Teesside dan Ince di Cheshire.

Penutupan pabrik itu telah membuat khawatir industri makanan dan minuman karena CF Fertilisers merupakan penyedia 60 persen pasokan CO2. Pabrik pupuk menghasilkan produk sampingan CO2 dari produksi amonia, yang dibutuhkan oleh banyak industri.

Untuk mengatasi rantai pasokan CO2 pemerintah mengambil langkah dengan menyelamatkan perusahaan milik swasta, keputusan tersebut diakui Menteri Lingkungan George Eustice menghabiskan banyak biaya dan harus dilakukan karena tidak ada pilihan lain demi menghindari gangguan pasokan makanan.

Pabrik pupuk ketiga, yang dimiliki oleh Ensus di Wilton, Teesside, telah dibuka kembali pada minggu lalu. Pabrik itu diharapkan dapat memenuhi hingga 40 persen kebutuhan CO2.

Departemen Bisnis, Energi dan Strategi Industri mengatakan kesepakatan ini membuat konsumen CF Fertilisers setuju untuk membeli pupuk sesuai harga yang ditetapkan untuk gas hingga setidaknya Januari 2022. Kesepakatan ini menurut departemen tersebut tidak hanya penting untuk industri makanan dan minuman, tapi juga di bidang lain seperti industri nuklir dan rumah sakit.

2. Pemerintah telah membebaskan industri CO2 dari aturan persaingan

Baca Juga: Inggris: 1.115 Migran Lintasi Selat Inggris dalam 2 Hari

Melansir dari Express & Star, Menteri Bisnis Kwasi Kwarteng mengatakan kesepakatan ini memastikan pasokan akan tersedia selama beberapa bulan mendatang tanpa harus membebankan pembayaran pajak. Kwarteng mengatakan pemerintah akan mencari solusi jangka panjang yang lebih berkelanjutan. Kwarteng menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam perjanjian ini.

Untuk mengurangi tekanan pasokan CO2, Kwarteng pada pekan lalu memutuskan untuk sementara membebaskan industri yang menghasilkan CO2 dari aturan persaingan, yang diharapkan dapat memberikan keamanan lebih lanjut pasokan CO2 untuk bisnis.

Melansir dari BBC, Departemen Bisnis telah mengirimkan permintaan resmi kepada Departemen Keuangan untuk meminta bantuan. Bantuan tersebut dilaporkan berfokus pada solusi sementara untuk harga energi yang tinggi.

Kwarteng telah menyampaikan adanya pembicaraan dengan Departemen Keuangan tentang langkah-langkah untuk mengurangi dampak krisis energi terhadap perusahaan. Namun, sumber Departemen Keuangan kemudian mengatakan menteri bisnis telah menyampaikan hal yang "salah".

Industri manufaktur seperti keramik, kertas, dan baja telah menyerukan pembatasan harga energi, meskipun pembicaraan dengan pemerintah pada hari Jumat (8/10) gagal mencapai solusi.

3. Industri makanan khawatir dengan biaya CO2

Pemasok CO2 di Inggris Sepakat untuk Menjamin PasokanIlustrasi pabrik pengolahan daging. (Pexels.com/Mark Stebnicki)

Melansir dari BBC, kesepakatan ini dipandang oleh Asosiasi Pengolah Daging Inggris sebagai kepastian menjaga pasokan. Namun, asosiasi itu mengatakan industri belum diberitahu mengenai harga ke depannya dari CO2, menyerukan agar adanya transparansi tentang bagaimana struktur harga baru akan bekerja.

Ian Wright, kepala eksekutif Federasi Makanan dan Minuman, menyambut baik kesepekatan itu, tapi dia mengatakan adanya peningkatan biaya untuk memperoleh CO2 merupakan beban lain untuk industri makanan dan minuman yang sudah mendapatkan tekanan lain. Wright mengigatkan peningkatan harga CO2 akan memicu kenaikan harga yang akan memberikan tekanan kepada pembeli.

Ketika pabrik penghasil CO2 ditutup swalayan telah kesulitan menyediakan pasokan. Industri daging babi menyampaikan jika rumah jagal tidak dapat melakukan pemotongan, maka peternak harus memusnahkan sekitar 100 ribu ekor babi.

Pada bulan lalu muncul laporan mengenai industri makanan akan dipaksa untuk membayar lima kali lebih mahal untuk CO2, sebagai bagian dari kesepakatan pemerintah dengan pemasok agar dapat memulai kembali produksi. Menteri Eustice telah memberitahu harga CO2 akan naik dari 200 pound sterling (Rp3,8 juta) per ton menjadi 1.000 pound sterling (Rp19,3 juta).

Harga gas yang meningkat juga membuat tagihan energi di Inggris Raya meningkat dan perusahaan energi kesulitan menetapkan harga, yang membuat beberapa perusahaan telah bangkrut.

Baca Juga: Kapal Induk Tercanggih Inggris Tiba di Singapura

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya