Pemimpin Oposisi Bangladesh Ditangkap usai Protes Antipemerintah

Didakwa melakukan pembunuhan dalam unjuk rasa

Jakarta, IDN Times - Pihak berwenang di Bangladesh menangkap Mirza Fakhrul Islam Alamgir, pemimpin tokoh oposisi terkemuka dari Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) pada Minggu (29/10/2023). Alamgir merupakan sekretaris jenderal BNP, yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Khaleda Zia.

Penangkapan ini terjadi setelah pihak oposisi sehari sebelumnya melakukan protes besar-besaran anti-pemerintah yang diikuti lebih dari 100 ribu orang. Demosntrasi tersebut menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina dan penyerahan kekuasaan kepada pemerintahan sementara non-partisan untuk mengawasi pemilihan umum tahun depan.

Baca Juga: Bangladesh Dilanda Wabah Demam Berdarah Terburuk, 1.006 Orang Tewas

1. Polisi menangkap 164 anggota partai oposisi

Pemimpin Oposisi Bangladesh Ditangkap usai Protes AntipemerintahIlustrasi penangkapan. (Pixabay.com/KlausHausmann)

Dilansir DW, polisi Bangladesh mengatakan Alamgir dan sejumlah anggota penting partai didakwa atas pembunuhan seorang petugas polisi yang terbunuh dalam protes anti-pemerintah.

“Setidaknya 164 Partai Nasionalis Bangladesh termasuk Mirza Fakhrul Islam Alamgir dituduh membunuh petugas polisi tersebut,” kata pejabat polisi Salahuddin Mia.

Habibur Rahman, komisaris Kepolisian Metropolitan Dhaka, sebelumnya mengatakan bahwa Alamgir telah ditahan untuk diinterogasi. Tuduhan itu terkait dengan protes yang berlangsung dengan kekerasan, yang menewaskan seorang petugas polisi dan seorang pengunjuk rasa dan sedikitnya 26 ambulans polisi dibakar atau dirusak.

Polisi juga mengatakan pendukung oposisi telah menyerang kediaman resmi ketua hakim negara itu selama protes hari Sabtu. Alamgir juga disebut telah terlibat dalam kasus ini.

Penahanan ini telah dikecam oleh BNP, yang mengumumkan blokade selama tiga hari terutama di jalan-jalan dan transportasi umum di seluruh negeri mulai hari Selasa.

Baca Juga: Jurnalis Bangladesh Ditangkap atas Tuduhan Berita Palsu

2. Protes lanjutan juga disertai kekerasan

Pemimpin Oposisi Bangladesh Ditangkap usai Protes AntipemerintahIlustrasi aksi unjuk rasa. (Unsplash.com/Chris Slupski)

Dilansir Associated Press, Faruk Hossain, wakil komisaris Kepolisian Metropolitan Dhaka yang membidangi media, mengatakan bahwa 1.300 orang sedang diselidiki atas kekerasan pada hari Sabtu. Polisi telah menggerebek rumah beberapa pemimpin oposisi di Dhaka.

Menteri Dalam Negeri Asaduzzaman Khan mengatakan kepada wartawan bahwa para pemimpin partai Zia harus memikul tanggung jawab atas peran mereka dalam kekerasan tersebut.

Protes terhadap pemerintah terus berlanjut pada hari Minggu, yang juga disertai kekerasan. Dalam kekerasan yang berlanjut itu setidaknya dua orang, termasuk seorang aktivis oposisi tewas di Dhaka, sementara seorang anggota partai berkuasa tewas di distrik utara Lalmonirhat. Lebih dari 100 orang terluka di beberapa bagian Bangladesh.

Demonstrasi tersebut juga menyebabkan setidaknya 42 kendaraan dirusak di Dhaka dan dua kota lain di Bangladesh utara dan timur laut. Polisi kini telah menangkap lebih dari 540 pendukung oposisi di Dhaka dan di beberapa distrik lain di seluruh negeri selama unjuk rasa sepanjang hari tersebut.

3. Perselisihan menjelang pemilu

Pemimpin Oposisi Bangladesh Ditangkap usai Protes AntipemerintahIlustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Persaingan antara Hasina dan Zia telah berlangsung selama beberapa dekade. Pemerintahan Hasina berada di bawah tekanan selama berbulan-bulan karena oposisi menggelar demonstrasi anti-pemerintah yang sebagian besar dilakukan secara damai.

Di tengah meningkatnya ketegangan, Obaidul Quader, sekretaris jenderal partai yang berkuasa pada hari Minggu mengatakan bahwa tidak akan ada dialog dengan oposisi sebelum pemilu kecuali mereka menyetujui empat isu, termasuk menghentikan seruan pemerintahan sementara. Partai tersebut menuntut Hasina tetap menjadi kepala pemerintahan hingga pemilu, dan menolak perubahan apa pun di komisi pemilihan.

Partai yang berkuasa dan 13 sekutunya juga akan berunjuk rasa di Dhaka pada hari Senin untuk mengecam kekerasan yang dilakukan oleh oposisi.

Hasina, yang menggembar-gemborkan agenda pembangunannya, berharap dapat kembali berkuasa untuk masa jabatan keempat berturut-turut. Dia mengatakan pemilu harus diadakan di bawah pengawasan pemerintahnya sebagaimana ditentukan dalam konstitusi.

Namun, pihak oposisi mengatakan pemilu tidak akan berlangsung bebas dan adil, meskipun Hasina sudah berjanji. Kritikus dan kelompok hak asasi manusia menganggap pemerintahan Hasina menekan suara oposisi.

Hasina baru-baru ini mengatakan kepada parlemen bahwa Amerika Serikat (AS) ingin memecatnya dari kekuasaan dengan cara apa pun. AS telah mengancam akan menolak memberikan visa kepada mereka yang dianggap menghalangi proses pemilu, termasuk anggota lembaga penegak hukum serta partai berkuasa dan oposisi.

Baca Juga: Berebut Pengaruh dengan China-AS, Prancis Kunjungi Bangladesh

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya