Penyelidikan Spanyol Sebut 200 Ribu Anak Dilecehkan Pastor

Gereja dianggap berupaya menutupi pelecehan

Jakarta, IDN Times - Penyelidikan Spanyol memperkirakan lebih dari 200 ribu anak menjadi korban pelecehan seksual oleh pendeta Katolik dalam sebuah laporan yang dirilis pada Jumat (27/10/2023). Investigasi dilakukan oleh komisi independen, yang dipimpin oleh ombudsman nasional Spanyol Angel Gabilondo.

Temuan ini membuat gereja dikritik karena gagal menindak pelaku. Ombudsman telah mengusulkan pembentukan dana negara untuk memberikan kompensasi kepada korban pelecehan.

1. Pelecehan meningkat dua kali lipat saat ditambahkan pelaku umat awam

Penyelidikan Spanyol Sebut 200 Ribu Anak Dilecehkan PastorIlustrasi pelecehan seksual. (Pexels.com/Anete Lusina)

Dilansir BBC, survei yang dilakukan komisi tersebut terhadap 800 ribu orang menghasilkan laporan setebal 700 halaman. Investigasi itu menemukan bahwa 0,6 persen dari populasi orang dewasa di negara tersebut, sekitar 39 juta orang, mengaku pernah mengalami pelecehan seksual saat masih anak-anak yang dilakukan oleh pendeta.

Jumlah perkiraan meningkat menjadi 1,13 persen, lebih dari 400 ribu orang, ketika memasukkan dugaan pelecehan yang dilakukan oleh umat awam di lembaga-lembaga yang diawasi oleh gereja.

Gabilondo mengatakan angka-angka tersebut harus ditanggapi dengan hati-hati. Hal itu karena laporan juga mencakup pernyataan dari lebih dari 487 orang yang mengalami pelecehan, yang menekankan dampak emosional yang ditimbulkannya.

"Ada orang-orang yang (meninggal karena) bunuh diri orang-orang yang tidak pernah bisa menghidupkan kembali kehidupan mereka. Penting untuk memberikan respons terhadap situasi penderitaan dan kesepian yang selama bertahun-tahun tetap ada, dengan satu atau lain cara, ditutupi oleh sikap diam yang tidak adil," kata Gabilondo.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan, temuan ini merupakan tonggak sejarah dalam demokrasi negaranya.

“Kita adalah negara yang lebih baik karena kenyataan yang diketahui semua orang selama bertahun-tahun, tapi tidak ada yang membicarakannya, setidaknya tidak seperti yang kita lakukan saat ini, telah diketahui,” katanya.

Baca Juga: Israel Akui Hancurkan Gereja Ortodoks di Gaza, 16 Tewas

2. Gereja telah menugaskan firma hukum melakukan penyelidikan

Penyelidikan Spanyol Sebut 200 Ribu Anak Dilecehkan PastorIlustrasi gereja Katolik. (Unsplash.com/Virgil Cayasa)

Dilansir France 24, gereja Katolik Spanyol selama bertahun-tahun telah menolak untuk melakukan penyelidikan sendiri, dan menolak untuk ikut dalam penyelidikan independen. Namun, mereka tetap bekerja sama dengan memberikan dokumen mengenai kasus-kasus pelecehan seksual yang dikumpulkan oleh keuskupan.

Gereja akhirnya menugaskan firma hukum swasta pada Februari 2022 untuk melakukan penyelidikan terhadap pelecehan seksual di masa lalu dan saat ini yang dilakukan oleh pendeta, guru, dan pihak lain yang terkait dengan gereja, yang harus diselesaikan pada akhir tahun ini. Langkah ini diambil setelah tekanan politik meningkat.

Gereja Spanyol mengatakan pada Juni bahwa mereka telah menemukan 927 kasus pelecehan anak melalui prosedur pengaduan yang diluncurkan pada 2020. Gereja pun telah menetapkan protokol untuk menangani pelecehan seksual dan telah mendirikan kantor perlindungan anak di keuskupan.

Tepat sebelum laporan tersebut dipresentasikan di parlemen, Konferensi Wali Gereja Spanyol mengatakan akan mengadakan pertemuan luar biasa pada Senin untuk membahas temuan dari komisi independen.

Gabilondo telah mengkritik gereja karena tidak bertindak dan dianggap berupaya menutupi atau menyangkal pelecehan.

“Sayangnya, selama bertahun-tahun ada keinginan tertentu untuk menyangkal pelanggaran atau keinginan untuk menyembunyikan atau melindungi para pelaku,” kata Gabilondo.

3. Krisis pelecehan terkait gereja juga terjadi di banyak negara

Penyelidikan Spanyol Sebut 200 Ribu Anak Dilecehkan PastorIlustrasi umat Katolik yang sedang berdoa di gereja. (Unsplash.com/Josh Applegate)

Penyelidikan resmi ini dilakukan setelah munculnya hasil penyelidikan yang dilakukan oleh surat kabar El Pais, yang dimulai pada 2018 dan laporannya diterbitkan pada 2021. Laporan itu mengungkap 2.206 korban dan 1.036 kasus pelaku kekerasan sejak 1927. Para ahli memperkirakan temuan itu hanya puncak gunung es.

Krisis pelecehan gereja meledak ke panggung internasional pada 2002, ketika surat kabar Boston Globe mengungkap para pendeta telah melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak selama beberapa dekade dan para pemimpin gereja menutupinya.

Berbagai kasus pelecehan terhadap anak yang terkait gereja kemudian dilaporkan terjadi di Amerika Serikat, Eropa, Chili, dan Australia. Kasus pelecehan telah melemahkan otoritas moral gereja yang beranggotakan 1,3 miliar orang dan berdampak buruk pada keanggotaannya.

Penyelidikan pelecahan yang dilakukan komisi independen di negara tetangga Perancis pada 2021 menemukan sekitar 216 ribu anak-anak, sebagian besar laki-laki, telah menjadi korban pelecehan seksual oleh pendeta sejak 1950.

Penyelidikan lainnya di Eropa, yaitu di Jerman menemukan 3.677 kasus pelecehan antara tahun 1946 dan 2014, sementara di Irlandia lebih dari 14.500 orang menerima kompensasi melalui skema pemerintah bagi mereka yang mengalami pelecehan di fasilitas remaja yang dikelola oleh gereja Katolik.

Baca Juga: Erdogan Resmikan Gereja Turki Pertama yang Dibangun Pemerintah

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya