Perawat Inggris yang Bunuh 7 Bayi Dipenjara Seumur Hidup

Pelaku tampak senang berlaga seperti "Tuhan"

Jakarta, IDN Times - Perawat asal Inggris yang membunuh tujuh bayi, Lucy Letby, dijatuhi hukuman seumur hidup tanpa kesempatan dibebaskan pada Senin (21/8/2023). Dia dianggap sebagai pembunuh berantai di Inggris.

Letby membunuh para korban dengan menyuntikkan insulin, udara, atau memberi mereka susu secara berlebihan. Korbannya yang tewas adalah lima bayi laki-laki dan dua bayi perempuan, sementara sejumlah korban yang masih hidup mengalami cacat.

1. Ditangkap beberapa tahun setelah pembunuhan

Perawat Inggris yang Bunuh 7 Bayi Dipenjara Seumur HidupIlustrasi penangkapan. (Pixabay.com/KlausHausmann)

Dilansir DW, Letby melakukan kejahatannya saat bekerja di unit neonatal Rumah Sakit Countess of Chester di Inggris selama 13 bulan sejak 2015. Ia kebanyakan bekerja pada malam hari untuk menyerang para bayi yang lahir prematur.

Dia dikeluarkan dari unit tersebut dan diberi tugas administrasi, setelah kematian dua dari tiga bayi kembar pada Juni 2016.

Pelaku pertama kali ditangkap pada 2018 dan baru didakwa pada akhir 2020. Juri pertama kali menganggapnya bersalah pada awal Agustus atas tujuh dakwaan pembunuhan dan tujuh percobaan pembunuhan, tapi tidak dapat menyetujui apakah dia telah berusaha membunuh enam bayi lainnya. Dia dibebaskan dari dua tuduhan percobaan pembunuhan lainnya.

"Ini adalah kampanye pembunuhan anak yang kejam, diperhitungkan, dan sinis yang melibatkan anak-anak terkecil dan paling rentan," kata hakim James Goss.

Goss menekankan, tindakan Letby menunjukkan kedengkian mendalam yang berbatasan dengan sadisme, dan ia tidak menunjukkan penyesalan.

"Tidak ada faktor yang meringankan. Kamu akan menghabiskan sisa hidupmu di penjara," tambahnya.

Hukuman penjara seumur hidup sangat jarang di Inggris. Hanya tiga perempuan yang pernah dijatuhi hukuman seperti itu.

Baca Juga: Sadis! Perawat Inggris Bunuh 7 Bayi dengan Suntik Insulin

2. Pelaku menolak hadir di pengadilan

Perawat Inggris yang Bunuh 7 Bayi Dipenjara Seumur HidupIlustrasi palu pengadilan. (Unsplash.com/Tingey Injury Law Firm)

Dalam keputusan hukumannya, Letby menolak untuk hadir di pengadilan. Keputusan untuk tidak berada di ruang sidang membuat pihak korban mengecamnya.

Dilansir The Guardian, Ibu dari anak laki-laki kembar, yang salah satunya dibunuh dan yang lainnya diracun dengan insulin, mengatakan bahwa Letby adalah seorang pengecut karena tidak menghadiri sidang hukuman. Dia mengaku dunianya hancur ketika menghadiri persidangan penjahat berkedok perawat. 

“Kami telah menghadiri pengadilan hari demi hari, tapi dia memutuskan dia sudah muak, dan tetap di selnya, hanya satu tindakan kejahatan terakhir dari seorang pengecut," katanya.

"Dengan tidak menghadapi konsekuensi dari tindakannya, itu berbicara tentang pengabaiannya sepenuhnya tidak hanya atas kerusakan yang dia timbulkan, tetapi juga terhadap sistem peradilan kita," kata Tamlin Bolton, seorang pengacara firma hukum Switalskis, yang mewakili keluarga tujuh korban.

Menteri Kehakiman Inggris, Alex Chalk, menganggap Letby telah mengambil pendekatan pengecut dengan menolak hadir di pengadilan. Chalk mengatakan, para menteri sedang berusaha untuk mengubah undang-undang agar pelaku kejahatan berat dapat menghadiri persidangan.

3. Pengadilan tidak memahami motif kejahatan

Hakim Goss mengatakan, pelaku menunjukkan antusiasme yang terpisah untuk menyadarkan bayi yang telah dia lukai. Letby juga membuat pernyataan yang tidak pantas kepada orang tua atau kolega selama atau setelah kematian.

Dia juga menyimpan ratusan dokumen medis sebagai catatan tidak wajar tentang peristiwa mengerikan di sekitar korban.

Jaksa Nicholas Johnson KC mengatakan, Letby menikmati "berperan sebagai Tuhan" dan "bersemangat" atas drama tersebut. Dia antusias ketika melihat para dokter bergegas menyelamatkan bayi yang berusia beberapa hari. 

Menurut hakim, dia menaruh minat khusus pada anak kembar dan bayi yang lahir dengan kerentanan. Beberapa dari 13 korbannya adalah tiga pasang kembar dan satu kembar tiga. Namun, hakim mengatakan dia tidak bisa mencapai kesimpulan tentang alasan kejahatan tersebut.

Akibat kasus ini, manajemen rumah sakit telah dikritik habis-habisan karena gagal bertindak lebih cepat. Pemerintah Inggris telah meluncurkan penyelidikan independen atas kasus tersebut. Investigasi akan memeriksa manajemen rumah sakit.

Baca Juga: PM Inggris Rishi Sunak Ingin Inggris Jadi Pusat Global AI

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya