Presiden Asaad Menang Pemilu Suriah yang Dianggap Curang

Keluarga Assad telah memimpin lebih dari 5 dekade

Damaskus, IDN Times - Hasil pemilihan presiden Suriah pada Rabu (26/5/2021) kembali memenangkan Presiden Bashar Al-Assad, dia akan menjabat selama tujuh tahun lagi, yang merupakan masa jabatan keempat.

Kemenangan Asaad diumumkan oleh Parlemen pada Kamis (27/5/2021) dengan kemenangan mutlak, dia meraih 95,1 persen suara. Sedangkan dua kandidat lainnya, Abdullah Salloum Abdullah meraih 1,5 persen suara dan Mahmoud Ahmed Mari meraih 3,3 persen suara. Namun, pemilu di Suriah ini dianggap oleh pasukan pimpinan Kurdi dan negara Barat sebagai pemilu curang. 

1. Jumlah pemiliih sekitar 14 juta orang

Melansir dari Associated Press, pimpinan parlemen Suriah, Hammoud Sabbagh, yang mengumumkan kemenangan telak Assad, menyampaikan bahwa jumlah pemilih mencapai 78,6 persen atau sekitar 14 juta orang, ada 18 juta orang yang berhak memilih dalam pemilihan yang berlangsung selama 17 jam.

Kemenangam Asaad dirayakan di ibu kota Damaskus, dengan tembakan kembang api menerangi langit malam. Ribuan orang berkumpul di alun-alun utama di Damaskus, dan kota pesisir Tartus, menari sambil melambaikan bendera dan gambar Assad. Mereka meneriakkan. "Dengan jiwa kami, darah, kami membela Anda Bashar," dan "Kami hanya memilih tiga: Tuhan, Suriah dan Bashar."

Sebuah panggung besar dipasang di Alun-alun Omayyad ibu kota, dengan pembicara yang menyanyikan lagu-lagu nasional. Seorang penyanyi muncul di panggung yang didirikan di alun-alun Tartus, mengenakan bendera Suriah. Hampir tidak ada yang memakai masker wajah, meski Suriah menghadapi lonjakan kasus virus corona.

Assad melalui Facebook menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada warga Suriah atas kemenangan dalam pemilu. "Terima kasih kepada semua warga Suriah atas rasa nasionalisme mereka yang tinggi dan partisipasi mereka yang penting. Untuk masa depan anak-anak Suriah dan kaum mudanya, mari kita mulai besok kampanye kerja kita untuk membangun harapan dan membangun Suriah."

2. Pemilu dianggap curang

Baca Juga: Kasus Bunuh Diri Anak-anak Suriah Meningkat Tajam

Melansir dari Reuters, namun, pemilihan presiden Suriah ini dianggap curang oleh para menteri luar negeri Prancis, Jerman, Italia, Inggris, dan AS, yang dalam sebuah pernyataan mengkritik Assad menjelang pemilihan bahwa pemungutan suara tidak akan bebas atau adil. Turki, yang menentang Assad, juga mengatakan pemilihan itu tidak sah. PBB sebelumnya telah menyerukan agar pemilu diadakan dalan pengawasan internasional yang akan membantu membuka jalan bagi konstitusi baru dan penyelesaian politik.

Pemilu itu telah ditentang oleh pasukan pimpinan Kurdi yang didukung AS, mereka merupakan pengelola wilayah kaya minyak di timur laut dan di wilayah barat laut Idlib, daerah kantong pemberontak terakhir yang ada, di mana orang-orang mengecam pemilihan tersebut dalam demonstrasi besar pada hari pemungutan suara.

Tantangan terbesar Assad, sekarang setelah ia mendapatkan kembali kendali atas sekitar 70 negara itu adalah menghidupkan kembali ekonomi yang sedang merosot, sekitar 80 persen warga masih hidup dalam kemiskinan.

Negara tersebut telah menghadapi sanksi AS dan keruntuhan keuangan negara tetangga Lebanon, pandemik COVID-19 yang menghantam pengiriman uang dari warga Suriah di luar negeri dan ketidakmampuan sekutu Rusia dan Iran untuk memberikan bantuan yang cukup, berarti prospek pemulihan tampak buruk.

3. Assad telah menjabat sejak tahun 2000

Presiden Asaad Menang Pemilu Suriah yang Dianggap CurangPresiden Suriah, Bashar al-Assad (kiri) bertemu dengan mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev (kanan) di Suriah pada 10 Mei 2010. (Presidential Press and Information Office)

Melansir dari BBC, Assad yang saat ini berusia 55 tahun telah menjadi presiden sejak tahun 2000. Dia menggantikan almarhum ayahnya, Hafez, yang telah memerintah Suriah selama lebih dari seperempat abad sebelumnya. Kemenangan dalam pemilu Suriah terbaru membuatnya menjadi presiden untuk masa jabatan yang keempat kalinya.

Suriah hancur oleh konflik saudara selama satu dekade yang meletus setelah pemerintah Assad menanggapi dengan kekuatan mematikan untuk protes damai pro-demokrasi pada Maret 2011. Konflik yang telah berlangsung lama tersebut telah menewaskan sedikitnya 388 ribu orang dan menyebabkan separuh penduduk mengungsi dari rumah mereka, termasuk hampir enam juta pengungsi di luar negeri.

Pemilu terakhir Suriah diadakan pada tahun 2014, meskipun pertempuran berkecamuk di seluruh negeri dan oposisi menolak untuk berpartisipasi. Sejak itu, gelombang perang telah berubah secara meyakinkan menguntungkan pemerintah Assad, dengan serangan udara Rusia dan pasukan yang memperoleh dukungan dari Iran membantu tentara Suriah mendapatkan kembali kendali atas kota-kota terbesar. Namun, sebagian besar negara masih dikuasai oleh pemberontak dan pasukan pimpinan Kurdi, dan solusi politik untuk konflik tersebut tampaknya masih jauh untuk bisa terwujud.

Baca Juga: Lebih dari 700 Orang Tewas, PBB Takut Myanmar Rusuh Seperti Suriah

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya