Salah Bunyikan Bel Rumah, Remaja Kulit Hitam di AS Ditembak

Polisi tidak menahan penembak

Jakarta, IDN Times - Ralph Yarl, 16, remaja kulit hitam di Kansas City Missouri, Amerika Serikat, ditembak pada malam 13 April. Kejadian berawal dari Yarl yang diminta orang tuanya untuk menjemput adik kembarnya, tapi dia pergi ke alamat yang salah dan membunyikan bel rumah tersebut, kemudian pemilik rumah keluar menembak Yarl.

Kasus penembakan itu telah memicu kemarahan karena penembak tidak ditahan dan bertindak mematikan. Penembakan juga dikaitkan dengan tindakan rasial karena pelaku disebut sebagai pria kulit putih dan korban merupakan orang kulit hitam.

1. Korban ditembak dua kali

Salah Bunyikan Bel Rumah, Remaja Kulit Hitam di AS DitembakIlustrasi penembakan. (Pexels.com/Vijay Putra)

Dilansir Associated Press, Faith Spoonmore, bibi Yarl, di GoFundMe telah meminta bantuan dana untuk biaya medis Yarl. Pada Senin (17/4/2023) pagi, lebih dari 1,1 juta dolar AS (Rp16,3 miliar) telah terkumpul dari 29 ribu donasi. Dia menceritakan bahwa keponakannya ditembak setelah membunyikan bel rumah.

“Pria di rumah itu membuka pintu, menatap mata keponakan saya, dan menembak kepalanya. Saat Yarl jatuh ke tanah, pria itu menembaknya lagi. Sayangnya, dia harus lari ke tiga rumah berbeda sebelum seseorang membantunya setelah dia disuruh berbaring di tanah dengan tangan terangkat,” tulis Spoonmore.

Di GoFundMe, Spoonmore juga menulis bahwa keponakannya adalah musisi berbakat, pemain klarinet bass yang mendapatkan penghargaan terhormat Missouri All-State Band dan memainkan beberapa alat musik di Metropolitan Youth Orchestra of Kansas City. Dia juga anggota Asosiasi Mahasiswa Teknologi dan Tim Olimpiade Sains di sekolahnya. Dia berharap untuk menghadiri Texas A&M untuk belajar teknik kimia.

Spoonmore mengatakan saat ini kondisi Yarl sudah baik-baik saja secara fisik, tapi mengatakan dia memiliki banyak trauma yang harus diatasi secara emosional.

“Dia adalah keajaiban kami. Kami telah mendengar cerita semacam ini berkali-kali, dan sayangnya, sebagian besar anak laki-laki kulit hitam tidak dapat hidup untuk mendapat kesempatan lagi.”

Paul Yarl, ayah korban, mengatakan anaknya telah meninggalkan rumah sakit pada 16 April. Dia menjelaskan bahwa kondisi anaknya telah membaik dan terus membuat kemajuan.

Baca Juga: Orang Tua AS Bingung Jelaskan soal Aksi Penembakan di Negaranya

2. Penembak tidak ditahan

Salah Bunyikan Bel Rumah, Remaja Kulit Hitam di AS DitembakIlustrasi penangkapan. (Pexels.com/Kindel Media)

Segera setelah penembakan terjadi pelaku sempat dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan, tapi setelah ditahan selama 24 jam tersangka dilepaskan. Di Missouri, seseorang yang ditahan untuk penyelidikan kejahatan harus dibebaskan atau dituntut dalam waktu 24 jam.

Untuk menangkap seseorang, penegak hukum butuh pernyataan resmi korban, bukti forensik, dan informasi lain untuk melengkapi berkas kasus. Saat ini senjata yang digunakan pelaku telah ditemukan, tapi korban belum bisa dimintai keterangan.

Pada konferensi pers pada hari Minggu, Kepala Polisi Stacey Graves mengakui luapan kemarahan atas penembakan tersebut. Dia mengatakan penyelidik akan mempertimbangkan apakah tersangka dilindungi oleh undang-undang Stand-Your-Ground, yang memungkinkan orang untuk menggunakan kekuatan mematikan jika merasa benar-benar dalam bahaya.

“Saya ingin semua orang tahu bahwa saya mendengarkan, dan saya memahami keprihatinan yang kami terima dari masyarakat,” ujar Graves.

Marlene Terry, anggota parlemen Missouri dari Demokrat yang mengepalai Kaukus Hitam Legislatif, mengatakan kasus penembakan itu membahayakan hukum.

"Undang-undang ini menumbuhkan masyarakat yang penuh kekerasan dan ketakutan sambil memberikan perlindungan bagi mereka yang menyakiti, melukai, dan membunuh orang lain," kata Terry dalam sebuah pernyataan.

3. Kasus penembakan dianggap rasial

Salah Bunyikan Bel Rumah, Remaja Kulit Hitam di AS DitembakIlustrasi penembakan. (Pexels.com/Skitterphoto)

Dilansir BBC, pengacara hak-hak sipil terkemuka Ben Crump dan Lee Merritt mewakili keluarga Yarl dalam kasus ini. Mereka mengkritik pejabat karena membebaskan tersangka, yang mereka sebut sebagai pria kulit putih.

"Kamu tidak bisa begitu saja menembak orang tanpa memiliki pembenaran ketika seseorang datang mengetuk pintu kamu, dan mengetuk pintu kamu bukanlah pembenaran. Orang ini harus dituntut," kata mereka.

Tersangka yang tidak ditahan telah menimbulkan protes, ratusan pengunjuk rasa pada hari Minggu berkumpul di dekat rumah penembak, meneriakkan "kehidupan hitam penting" dan "keadilan untuk Ralph".

"Ini bukan 'kesalahan', ini kejahatan rasial. Kamu tidak menembak seorang anak di kepala karena dia membunyikan bel pintumu. Fakta bahwa polisi mengatakan itu adalah 'kesalahan' adalah mengapa Amerika seperti itu," kata Spoonmore.

Baca Juga: Penembakan Brutal di Kentucky AS, 5 Orang Tewas

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya