Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Antony Blinken, Menteri Luar Negeri AS (Twitter.com/Secretary Antony Blinken)
Antony Blinken, Menteri Luar Negeri AS (Twitter.com/Secretary Antony Blinken)

Intinya sih...

  • Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkomitmen memperkuat Ukraina sebelum Presiden Joe Biden meninggalkan jabatan.
  • Blinken ingin memastikan Ukraina memiliki pertahanan udara, artileri, dan kendaraan lapis baja yang dibutuhkan.
  • Pemerintahan Biden akan meningkatkan dukungan terhadap Ukraina dengan rencana tambahan senilai 8 miliar dollar AS sebelum akhir Januari.

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan negaranya berkomitmen memperkuat Ukraina sekuat mungkin pada bulan-bulan terakhir Presiden Joe Biden menjabat. Hal itu ia sampaikan ketika bertemu sekutu NATO-nya di Brussel pada Rabu (13/11/2024).

Sebelum Donald Trump secara resmi memimpin pemerintahan AS, Blinken ingin memastikan bahwa Kiev memiliki pertahanan udara, artileri dan kendaraan lapis baja yang dibutuhkan. Dia memperkirakan, dukungan sekutu AS terhadap Ukraina juga akan meningkat. Di sisi lain, Blinken juga punya kekhawatiran kemungkinan Rusia meningkatkan kapasitas rudal dan nuklir Korea Utara (Korut).

1. Perkuat Ukraina agar bisa bertempur secara efektif

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Sekjen NATO Mark Rutte (Twitter.com/Secretary Antony Blinken)

Bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, Blinken mengatakan bahwa pengerahan pasukan Korut dalam membantu Rusia menuntut respons yang tegas. Dalam beberapa bulan sebelum Trump menjabat, pemerintahan Biden akan meningkatkan dukungannya terhadap Ukraina.

"Kami akan terus memperkuat semua yang kami lakukan untuk Ukraina guna memastikan negara itu dapat bertempur secara efektif tahun depan atau menegosiasikan perdamaian dengan Rusia dari posisi yang kuat" katanya dikutip Reuters.

Sebelumnya, Trump yang akan memimpin AS mempertanyakan dukungan militer negaranya untuk Ukraina. Dia juga pernah mengatakan akan segera mengakhiri perang Rusia, tapi tidak mengatakan bagaimana caranya.

2. Hubungan dua arah Moskow-Pyongyang

Rutte dan para pemimpin Eropa lain prihatin atas dukungan aktif Korut terhadap Rusia dalam perang di Ukraina. Blinken mengatakan hubungan Moskow dan Pyongyang mungkin berlangsung dua arah.

Korut membantu Rusia dengan pengerahan pasukan. Sebaliknya, Moskow membantu memperkuat senjata Pyongyang.

"Ada kekhawatiran mendalam tentang apa yang Rusia lakukan atau mungkin lakukan untuk memperkuat kapasitas Korut, kapasitas misilnya, kapasitas nuklirnya" ujar Blinken dikutip VOA News.

Rutte mengatakan bahwa Rusia belum menang dan aliansi militer Barat harus berbuat lebih banyak agar Ukraina dapat tetap bertempur. Keberadaan tentara Korut di Rusia merupakan ancaman tambahan bagi Ukraina. .

3. AS pastikan semua bantuan akan tersalurkan ke Ukraina

Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, juga bertemu Blinken di Brussel. Dia mengatakan bahwa pertahanan Ukraina tidak dapat ditunda dan menunggu. Perang berada pada momen kritis dan menyerukan peningkatan kekuatan untuk menghadapi Moskow.

Dilansir Euro News, Blinken menguraikan rencana tambahan AS ke Ukraina sebelum akhir Januari. September lalu, Washington berjanji memberi bantuan senilai 8 miliar (Rp126,9 triliun) untuk Ukraina.

Para pejabat di pemerintahan Biden tengah berupaya untuk menyalurkan semua bantuan yang disetujui oleh Kongres AS untuk Ukraina sebelum meninggalkan jabatannya.

"Presiden Biden berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap dolar yang kami miliki akan disalurkan antara sekarang dan 20 Januari," kata.

Di AS, para pejabat mengatakan Biden diperkirakan akan meminta Trump untuk tidak meninggalkan Ukraina.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorPri Saja