Ukraina Hadapi 50 Ribu Tentara di Wilayah Kursk Milik Rusia

- Presiden Ukraina menyatakan pasukannya melawan 50 ribu tentara Korut di Kursk, Rusia, untuk menghentikan serangan baru terhadap Ukraina
- Panglima militer Ukraina Jenderal Oleksandr Syrskyi mengklaim operasi Kursk menarik pejuang Rusia yang tangguh dan meredakan tekanan di garis depan
- Rusia mengklaim merebut desa demi desa saat maju ke wilayah timur Ukraina dan telah bersumpah untuk mengusir pasukan Ukraina dari Kursk
Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, pasukannya sedang menghadapi 50 ribu tentara di Kursk, wilayah Rusia pada Senin (11/11/2024). Di wilayah itu terdapat pasukan dari Korea Utara (Korut) yang membantu Moskow.
Kiev telah melancarkan serangannya ke wilayah Kursk pada Agustus, yang dilakukan untuk menghentikan serangan baru terhadap Ukraina dari wilayah tersebut. Serangan itu adalah invasi darat pertama ke Rusia oleh kekuatan asing sejak Perang Dunia II.
1. Serangan ke Kursk untuk menekan Rusia

Panglima militer Ukraina Jenderal Oleksandr Syrskyi telah melakukan perjalanan ke garis depan di wilayah Kursk. Dia menyampaikan tentara Rusia berusaha mengusir pasukannya untuk merebut wilayah yang telah dikuasai Ukraina.
Syrskyi mengatakan operasi Kursk telah menarik pejuang Rusia yang tangguh dan meredakan tekanan, yang seharusnya diberikan terhadap pos terdepan penting di timur tempat musuh memperoleh kemajuan paling cepat sejak 2022.
"Puluhan ribu musuh dari unit kejut Rusia terbaik akan menyerbu posisi kami di arah Pokrovsk, Kurakhove atau Toretsk, yang akan memperburuk situasi di garis depan secara signifikan," katanya, dikutip dari Reuters.
Zelenskyy mengatakan akan memperkuat posisi di front Pokrovsk, pusat jalan raya dan rel kereta api strategis yang memiliki tambang batu bara, dan Kurakhove, tempat pembangkit listrik bertenaga batu bara. Moskow telah mengarahkan tekanan ofensifnya selama berbulan-bulan ke kedua wilayah tersebut.
2. Kehadiran pasukan Korut

Amerika Serikat dalam pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa minggu lalu menanyai Rusia terkait kehadiran pasukan Korut, tapi menolak menjawab. Presiden Vladimir Putin telah menandatangani undang-undang yang meratifikasi perjanjian pertahanan bersama dengan Korut pada Sabtu, dilansir dari CNN.
Korut memiliki salah satu militer terbesar di dunia dengan 1,2 juta tentara, tapi sebagian besar pasukannya tidak memiliki pengalaman tempur. Ukraina mengklaim ada 11 ribu pasukan Korut di Kursk.
Komandan Ukraina mengatakan pasukan Korut mengambil bagian dalam operasi tempur langsung di Kursk, serta operasi pertahanan di wilayah tetangga Belgorod di Rusia dan di wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia.
Zelenskyy menyampaikan pada pekan lalu bahwa prajuritnya menghadapi pasukan Korut yang berada di Kursk, dan mengakibatkan korban jiwa.
3. Rusia meningkatkan serangan

Rusia mengklaim telah merebut satu desa demi satu desa saat maju ke wilayah timur Ukraina, dan telah bersumpah untuk mengusir pasukan Ukraina dari Kursk.
Selama akhir pekan, kedua pihak yang berperang saling bertukar serangan pesawat nirawak dalam jumlah yang memecahkan rekor, dengan Moskow meluncurkan total 145 pesawat tak berawak pada Sabtu malam, sementara Ukraina mengirim sejumlah pesawat nirawak ke Moskow pada Sabtu hingga Minggu malam.
Rusia telah melakukan pengintaian awal dan meningkatkan serangan udara ke selatan Ukraina sekitar 30-40 persen selama tiga pekan terakhir, menggunakan pesawat pengebom dan rudal udara tak terarah.
Moskow akan menghentikan serangan setelah Kiev mencabut ambisinya bergabung dengan aliansi militer NATO dan mundur dari empat wilayah Ukraina yang sebagian dikuasainya, tapi Kiev menolak.