Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mantan PM Inggris Usul Pengiriman Tentara ke Ukraina

Mantan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. (x.com/BorisJohnson)
Intinya sih...
  • Boris Johnson usulkan Inggris kirim tentara ke Ukraina melawan Rusia jika AS stop bantuan militer
  • Johnson khawatir Trump akan mendengarkan tokoh pro-Rusia, investasi dalam melawan ekspansionisme Rusia dan China
  • PM Inggris Keir Starmer akan bertemu Presiden Prancis untuk membahas langkah membantu Ukraina dan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina

Jakarta, IDN Times - Mantan Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, pada Selasa (12/11/2024), mengusulkan agar pemerintah Inggris mengirimkan tentara ke Ukraina melawan Rusia, jika Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Donald Trump memutus bantuan militer. 

Sebulan lalu, Johnson sempat mengungkapkan bahwa Trump paham betul terkait dengan kondisi di Ukraina dan tidak akan membiarkan demokrasi runtuh. Ia menyebut Trump yang selama ini menyerukan kejayaan Amerika tidak mungkin justru membiarkan Uni Soviet kembali berjaya.  

1. Sebut Trump mungkin mendengarkan anggota Partai Republikan yang pro-Putin

Johnson mengatakan bahwa Presiden terpilih Donald Trump mungkin akan mendengarkan sejumlah tokoh di Partai Republikan yang pro kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. 

"Pengiriman bantuan militer AS dan sekutunya membantu Ukraina adalah sebuah investasi dalam melawan ekspansionisme Rusia dan China di masa depan. Jika Ukraina runtuh, maka kita akan menghadapi ancaman lebih besar di perbatasan kami dan perbatasan Benua Eropa dengan Rusia," terangnya, dikutip The Telegraph.

Ia menambahkan, negara-negara Baltik, Georgia akan terdampak dari kejatuhan Ukraina. Tak hanya di Eropa, situasi di Pasifik dan Laut China Selatan juga akan terdampak oleh kekalahan Ukraina. 

Johnson menyebut kemenangan Trump dalam pilpres AS karena masyarakat melihat kestabilan ekonomi pada masa kepemimpinannya. Ia pun setuju dengan rencana Partai Republikan mendeportasi migran ilegal dan mengharapkan Inggris mengikutinya. 

2. Starmer dan Macron diskusikan bantuan militer ke Ukraina

PM Inggris Keir Starmer akan bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris untuk mendiskusikan mengenai langkah ke depan dalam membantu Ukraina setelah kemenangan Trump dalam pemilu AS. 

Selain membahas mengenai Ukraina, Starmer dan Macron akan membahas soal bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina di Gaza. Inggris dan Uni Eropa (UE) akan memulai dialog mengenai pakta keamanan dan kerja sama energi pasca-Brexit. 

Melansir France24, UE menjadi pemberi bantuan terbesar ke Ukraina sejak dimulainya invasi skala besar Rusia ke Ukraina. Blok Eropa itu sudah mengalokasikan dana sebesar 118 miliar euro (Rp1.979 triliun) yang jauh lebih tinggi dibanding AS sebesar 85 miliar euro (Rp1.425 triliun).

3. Relasi Inggris-Ukraina memburuk di bawah kepemimpinan Starmer

Pejabat tinggi Ukraina mengatakan, relasi Inggris-Ukraina memburuk di bawah kepemimpinan Partai Buruh sejak Juli. Ia menyebut Inggris gagal memberikan suplai misil jarak jauh yang dibutuhkan oleh Ukraina. 

Ia mengklaim PM Starmer juga belum pernah berkunjung ke Kiev selama memimpin Inggris. Ia pun menyebut jika Starmer mengadakan kunjungan ke negaranya tidak akan membawa dampak signifikan. 

"Tidak ada gunanya dia datang ke sini sebagai turis. Ini tidak mungkin terjadi. Starmer tidak memberikan kami senjata jarak jauh. Situasi saat ini tidak sama seperti saat kepemimpinan eks PM Rishi Sunak. Hubungan kedua negara semakin memburuk," ungkapnya, dikutip The Guardian

Pekan lalu, Starmer sudah bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Budapest. Ia menyatakan dukungan penuh Inggris kepada Ukraina dan mengakui pentingnya membela Kiev. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us