Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengunjungi Palestina dalam rangkaian tur ke Timur Tengah. Sebelum ke Palestina, Biden terlebih dulu mengunjungi Israel.
Biden juga berkunjung ke Yerusalem Timur dan Tepi Barat, wilayah yang diduduki oleh Israel. Sebelum ke Tepi Barat, Biden terlebih dahulu menyambangi Rumah Sakit Augusta Victoria di Yerusalem Timur.
Di Yerusalem Timur, Biden mengumumkan bantuan AS sekitar 100 juta dolar Amerika untuk Jaringan Rumah Sakit Yerusalem Timur, dengan syarat persetujuan dari Kongres AS.
“Rumah sakit ini adalah tulang punggung sistem perawatan kesehatan Palestina,” kata Biden, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (15/7/2022).
Badan Pembangunan Internasional AS atau USAID juga telah mendukung jaringan tersebut sejak 2014 silam sebagai komitmen AS untuk mendukung kesehatan rakyat Palestina.
Biden sendiri merupakan presiden AS pertama yang mengunjungi Yerusalem Timur yang diduduki oleh Israel.
Sementara itu, di Tepi Barat, Biden akan bertemu dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Biden juga mengumumkan bahwa perusahaan telepon seluler Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza akan diizinkan untuk terhubung ke jaringan 4G pada akhir 2023 nanti.
Usai mengunjungi Tepi Barat, Biden akan memuju Bandara Ben Gurion di Tel Aviv untuk terbang ke Jeddah, Arab Saudi yang merupakan negara terakhir dalam tur Timur Tengah kali ini.
Biden disebut tetap berkomitmen untuk Solusi Dua Negara untuk perdamaian Palestina dan Israel. Namun, hingga saat ini belum ada proses lanjutan dari solusi tersebut.
Di Israel, Biden bertemu dengan Perdana Menteri Yair Lapid dan Presiden Isaac Herzog. Dalam kunjungannya ke Israel, Biden tak luput dari kecaman.
Kunjungannya ke Israel terjadi di tengah polemik pembunuhan Israel terhadap jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh di Tepi Barat pada Mei lalu. Biden dianggap gagal dalam mengatasi insiden ini.
Penyelidikan yang dilakukan PBB menyimpulkan bahwa peluru yang membunuh jurnalis senior Al Jazeera tersebut memang ditembakkan oleh pasukan Israel.