Jakarta, IDN Times - Pemimpin junta militer Myanmar, pada Selasa (15/10/2024), mengundang pemberontak etnis untuk menggelar dialog damai, dengan tujuan mengakhiri konflik yang melanda negara tersebut.
Ini merupakan ajakan yang kedua oleh Min Aung Hlaing dalam waktu kurang dari sebulan, memperlihatkan upaya para jenderal yang berkuasa untuk mendorong negosiasi secara terbuka.
Dari 21 kelompok bersenjata etnis yang diakui, hanya sekitar setengah yang menandatangani kesepakatan tersebut, dan beberapa di antaranya tidak lagi mematuhinya.