Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menlu: Indonesia Sudah Gelar Pertemuan soal Isu Myanmar

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di ASEAN Foreign Ministers Laos. (dok. Kemlu RI L)

Jakarta, IDN Times - Isu Myanmar kembali diangkat Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi di pertemuan para menlu ASEAN, jelang KTT ASEAN di Vientiane, Laos, hari ini.

“Indonesia telah inisiasi pertemuan para stakeholders terkait Myanmar dan pertemuan para Utusan Khusus Myanmar di Jakarta,” kata Retno, dalam keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Selasa (8/10/2024).

Setidaknya ada empat poin penting yang diangkat Retno terkait Myanmar, salah satunya adalah ASEAN perlu terus mendorong dialog inklusif dengan melibatkan seluruh pihak di Myanmar.

“Lalu perlunya ASEAN juga memerhatikan isu TPPO dan obat-obatan terlarang yang makin memperburuk situasi di Myanmar. Perlunya peningkatan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Myanmar dan perlunya dukungan internasional terhadap implementasi Konsensus Lima Poin (5PC), sebagai referensi penyelesaian isu Myanmar,” ujar Retno.

Dalam pertemuan hari ini, para Menlu ASEAN juga kompak mengukuhkan komitmen bersama untuk menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan, serta memastikan ASEAN tetap menjadi organisasi yang adaptif dan relevan dalam menghadapi tantangan global di masa depan.

1. Apresiasi Menlu ASEAN untuk Retno

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di ASEAN Foreign Ministers Laos. (dok. Kemlu RI L)

Beberapa menlu negara ASEAN secara khusus mengapresiasi peran signifikan Indonesia, khususnya di bawah kepemimpinan Retno dalam memperkuat ASEAN.

Inisiatif Indonesia untuk mengembangkan AOIP dinilai sebagai langkah penting dalam membentuk arsitektur kawasan yang inklusif di tengah dinamika geopolitik.

2. ASEAN harus berkomitmen pada hukum internasional

Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN di Laos. (dok. Kemlu RI)

Sebelumnya, Retno juga menggarisbawahi pentingnya ASEAN untuk terus berkomitmen pada hukum internasional, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip yang dipegang teguh oleh ASEAN, termasuk penghormatan terhadap hak asasi manusia.

"Tidak boleh ada ruang untuk pelanggaran terhadap prinsip-prinsip tersebut," beber Retno.

3. ASEAN mampu meredam para kekuatan besar

Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN di Laos. (dok. Kemlu RI)

Dalam pertemuan, Retno mengangkat beberapa capaian ASEAN dalam satu dekade terakhir, antara lain, ASEAN telah mampu menavigasi persaingan kekuatan besar yang semakin meruncing.

"ASEAN Outlook on The Indo-Pacific (AOIP) juga telah mendorong kolaborasi inklusif di kawasan," ujar Retno.

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa mekanisme RCEP telah mendorong terbentuknya integrasi ekonomi kawasan dan menyatukan mereka yang bersebrangan.

“Setiap dari kita telah menempatkan ASEAN sebagai prioritas utama dalam kebijakan luar negeri kita dan memainkan peran penting dalam transformasi ASEAN ini," kata Retno.

Retno juga menitipkan beberapa pesan untuk ASEAN ke depan salah satunya bagaimana ASEAN bisa menjawab tantangan yang ada saat ini.

"Keberhasilan ASEAN di masa depan akan ditentukan oleh bagaimana ASEAN mampu menjawab tantangan yang ada, seperti menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan, menunjukkan solidaritas, serta terus memperkuat kapasitas institusional agar lebih tanggap terhadap tantangan global yang terus berkembang," ujar dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us