Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel. (twitter.com/savunma işleri•)

Jakarta, IDN Times - Presiden Dewan Uni Eropa (UE) Charles Michel, pada Rabu (31/8/2022), mengumumkan bahwa pemimpin Azerbaijan-Armenia telah sepakat untuk mempercepat usaha perumusan perjanjian damai.

Kesepakatan ini merupakan hasil negosiasi antara Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, di Brussel, Belgia, yang difasilitasi oleh UE.

"Para pemimpin sepakat untuk meningkatkan pekerjaan substantif untuk memajukan perjanjian damai yang mengatur hubungan antar negara," kata Michel, dilansir dari Anadolu Agency.

1. Penyebab memanasnya tensi Azerbaijan-Armenia

Hubungan Azerbaijan-Armenia telah memanas sejak lama akibat sengketa wilayah Nagorno-Karabakh. Wilayah ini secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan. Namun, etnis Armenia yang mendominasi wilayah ini memilih untuk bergabung dengan Armenia.

Konflik pecah di antara keduanya ketika Azerbaijan ingin mempertahankan Nagorno-Karabakh sebagai wilayahnya. Sedangkan, Armenia mendukung kemerdekaan wilayah Nagorno-Karabakh.

Kedua negara ini pernah beberapa kali terlibat perang pada akhir dekade 1980-an dan awal 1990-an. Setelah konflik mulai mereda, wilayah Nagorno-Karabakh masih secara resmi menjadi bagian Azerbaijan, namun dikuasai kelompok separatis pro-Armenia.

Pada 2020, Azerbaijan melakukan operasi militer untuk membebaskan wilayahnya yang diduduki Armenia. Pertempuran kemudian berakhir setelah tercapai kesepakatan antara keduanya yang ditengahi Rusia.

Tensi kembali memanas pada Agustus lalu, ketika terjadi baku tembak di antara kedua belah pihak. Pekan lalu, tentara Azerbaijan dikabarkan telah pindah ke kota Lachin di Karabakh yang lebih strategis.

2. Usaha untuk merumuskan perjanjian perdamaian sedang berlangsung

Editorial Team

Tonton lebih seru di