Sekjen NATO: Belum Saatnya Pasukan NATO Tinggalkan Afghanistan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Brussel, IDN Times - Sekretaris Jenderal North Atlantic Treaty Organization (NATO), Jens Stoltenberg, pada hari Senin (15/02), menjelaskan jika seluruh Pasukan NATO yang berada di Afghanistan belum direncakan untuk pulang.
Pernyataan tersebut disampaikan Stoltenberg setelah Delegasi Taliban mendesak Pasukan AS dan asing (NATO) untuk segera meninggalkan Afghanistan dalam waktu dekat sebagai salah satu persetujuan demi mencapai perdamaian penuh di Afghanistan, seperti yang dilansir dari Reuters.
1. NATO tidak akan keluar "sebelum waktunya tepat"
NATO ternyata memiliki alasan tersendiri mengapa mereka belum berencana untuk menarik diri dari Afghanistan. Dikutip dari CNN, Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, menyatakan bahwa sekarang bukanlah waktu yang tepat bagi Pasukan NATO untuk pergi meninggalkan Afghanistan sendirian karena situasi keamanan yang masih belum kondusif.
Meskipun begitu menurut Stoltenberg, banyak negara dari persekutuan NATO yang ingin segera meninggalkan Afghanistan. Kondisi Afghanistan sendiri masih diselimuti banyak aksi kontak senjata antara Pasukan Afghanistan dan Taliban ditambah dengan aksi pengebomam yang sering menewaskan banyak warga sipil, terutama di Ibu Kota Afghanistan, Kabul.
2. Masih terdapat 9.600 Prajurit NATO di Afghanistan
Editor’s picks
Ribuan Prajurit NATO masih tercatat sebagai delegasi resmi yang ikut serta dalam upaya mendukung keamanan dan melatih Pasukan Afghanistan. Setidaknya terhitung 9.600 prajurit dari berbagai negara persekutuan NATO terus melanjutkan misi perdamaian mereka di Afghanistan semenjak invasi yang dilakukan Amerika Serikat 20 tahun yang lalu, dilansir dari Reuters.
Banyaknya Prajurit NATO yang masih menetap di Afghanistan disebabkan ketidakpercayaannya terhadap komitmen Taliban. Menghadapi situasi tersebut, beberapa menteri pertahanan dari negara persekutuan NATO minggu ini akan menggelar pertemuan khusus dengan Taliban guna membahas perjanjian damai dan pemenuhan komitmen perdamaian oleh Taliban.
Baca Juga: Serbia Ajukan Tuntutan Soal Uranium Terdeplesi dalam Pemboman NATO
3. Taliban desak NATO dan AS pulangkan pasukan sebelum Mei 2021
Ada bayaran mahal yang harus diberikan Pasukan NATO dan AS demi mendamaikan dua fraksi yang saling bermusuhan di Afghanistan. Dilaporkan CNN, Pemerintah Amerika Serikat yang saat itu dipimpin oleh Presiden Trump sudah menyetujui penarikan 2.500 Prajurit AS dari Afghanistan sebelum bulan Mei 2021, keputusan ini ikut membuat Taliban juga mendesak prajurit asing atau NATO agar mengikuti apa yang telah disetujui oleh AS.
Namun, NATO merasa enggan untuk menarik pasukannya dari Afghanistan dikarenakan kekhawatiran mereka negara itu dapat berubah menjadi sarang teroris apabila tidak terkendali. Sedangkan AS yang sudah dipimpin oleh kepala negara yang baru, Presiden Joe Biden, disebut-sebut sedang mencari celah dari perjanjian Trump dengan Taliban, tetapi belum dapat dipastikan apakah kebijakan Biden terhadap Afghanistan akan berbeda dari administrasi sebelumnya.
Baca Juga: Rusia Keluar Dari Perjanjian Open Skies karena AS-NATO
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.