Kim Jong-un Inspeksi Kapal Selam Baru yang Diduga untuk Bawa Rudal

Konstruksi dari sistem persenjataan dan data taktis dari kapal selam dilakukan dengan "perhatian khusus" Kim. Berdasarkan pernyataan Kim, kapal selam tersebut akan segera bisa beroperasi di perairan bagian timur Korea Utara. "Kapasitas operasional kapal selam tersebut merupakan sebuah komponen penting dalam pertahanan nasional negara kita yang dibatasi laut di bagian timur dan barat," kata Kim.

KCNA sendiri tidak menjelaskan di mana lokasi inspeksi dan jenis sistem persenjataan seperti apa yang mampu dibawa oleh kapal selam tersebut. Dilansir dari Reuters, para analis menduga Korea Utara sengaja mendesainnya untuk membawa rudal balistik. Negara tersebut sebelumnya diketahui memiliki sebuah kapal selam besar dengan kemampuan seperti itu.

Ankit Panda, peneliti senior di Federasi Ilmuwan Amerika Serikat, mengatakan ukuran kapal selam baru ini "jauh lebih besar daripada yang satu sudah dikenal sejak 2014". Ia pun menangkap ada maksud lain dari Kim ketika melakukan kunjungan untuk melihat kapal selam teranyar itu.

"Apa yang saya pandang signifikan tentang pesan politis di sini adalah bahwa ini pertama kalinya sejak parade militer Februari 2018 dia melakukan inspeksi terhadap suatu sistem militer yang secara jelas dibangun untuk membawa senjata nuklir," kata Panda.

Panda pun berpendapat bahwa langkah Kim itu adalah sinyal bahwa Amerika Serikat harus segera mengimplementasikan perubahan kebijakan di akhir tahun ini dengan sangat serius. Sebenarnya, Kim telah mengumumkan negaranya memberlakukan moratorium program dan uji coba senjata nuklir.

Ini karena Korea Utara sedang berkomunikasi dengan Amerika Serikat untuk melakukan denuklirisasi. Pertemuan besar antara Kim dan Donald Trump terjadi pada 2018 dan 2019 masing-masing di Singapura dan Vietnam. Usai KTT G20 di Osaka pada bulan lalu, Trump juga mengunjungi perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan untuk bertemu Kim serta Moon Jae-in.

Walau pertemuan bersejarah terjadi dengan melibatkan ketiga kepala negara secara langsung, belum ada kemajuan berarti dalam hal dialog denuklirisasi. Baik Kim maupun Trump sempat sepakat untuk melanjutkan pembicaraan dalam jangka waktu dua hingga tiga minggu setelah pertemuan.

Penasihat keamanan Amerika Serikat, John Bolton, tiba di Seoul pada Selasa ini untuk bertemu sejumlah pejabat Korea Selatan. Berdasarkan laporan Washington Post, tidak ada jadwal pembicaraan soal Korea Utara dalam kunjungan tersebut. Kunjungan Bolton sendiri dilaporkan lebih banyak fokus terhadap tensi antara Korea Selatan dan Jepang.

Korea Utara tak cuma mengembangkan SLBM. Berbagai laporan menunjukkan negara itu juga memiliki program peluru kendali balistik antarbenua yang pernah diuji coba beberapa tahun lalu. Sedangkan kelompok pemantau Korea Utara berbasis di Amerika Serikat, 38 North, menyebut pertengahan tahun lalu Kim menginstruksikan agar konstruksi kapal selam di Sinpo untuk dilanjutkan.