Jakarta, IDN Times - Korban tewas akibat gempa Turki-Suriah kini menyentuh angka 7.726 jiwa. Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay, memaparkan 5.894 orang tewas di Turki dan 1.832 orang tewas di Suriah.
Sementara, sebanyak 34.810 orang terluka di Turki dan 3.849 orang terluka di Suriah. Hingga saat ini, sebanyak 16 ribu orang sedang bekerja dalam upaya penyelamatan dan pencarian korban.
Dilansir dari CNN, Rabu (8/2/2023), Amerika Serikat (AS) mengirimkan tim untuk membantu Turki pasca-gempa. Tim akan tiba di Adana, Turki, pagi hari ini, waktu setempat.
Tim Pemulihan Bantuan Bencana Badan Pembangunan Internasional AS ini mencakup dua tim pencarian dan penyelamatan dari Los Angeles dan Interfax. Setiap tim penyelamat terdiri dari 80 orang dan anjing penyelamat.
Sementara itu, kondisi Suriah juga memprihatinkan sebelum gempa terjadi, dan kini bertambah parah pasca-gempa. Sejumlah rumah sakit di Suriah, khususnya di Aleppo, dilaporkan sudah tidak bisa lagi menampung pasien.
Pasca-gempa Turki yang juga melanda perbatasan Suriah, ada 200 sekolah di Aleppo yang digunakan sebagai tempat penampungan sementara.
Sejumlah relawan PBB yang sudah ada di Suriah mengatakan, warga membutuhkan air, sanitasi, dan makanan.
“Bantuan mulai masuk tapi kebutuhan di sini sangat banyak,” kata perwakilan UNICEF di Aleppo, Angela Kearney.
Setelah 24 jam terjadi gempa utama, dilaporkan ada 100 gempa susulan berkekuatan minimal magnitudo 4,0 mengguncang Turki. Menurut Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat, semakin lama waktu gempa utama, frekuensi dan besarnya gempa susulan cenderung menurun.
Namun, gempa susulan yang bermagnitudo 5,0 hingga 6,0 diperkirakan bakal merusak dan memperparah kondisi yang sudah terjadi saat ini akibat gempa utama.
Gempa susulan ini membentang lebih dari 300 kilometer di sepanjang zona patahan di selatan Turki, serta barat daya ke timur laut ke Suriah melalui Provinsi Malatya.