Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Korea Utara (Unsplash.com/Micha Brändli)

Jakarta, IDN Times – Korea Utara (Korut) menolak upaya denuklirisasi total yang diserukan oleh aliansi Korea Selatan (Korsel), Jepang, dan Amerika Serikat (AS). Pongyang justru berjanji akan terus meningkatkan kemampuan senjata nuklirnya.

”Korut akan selalu konsisten mematuhi garis baru untuk memperkuat kekuatan nuklir yang dijelaskan oleh kepala negara. Kami juga sepenuhnya menghalangi ancaman yang ditimbulkan oleh AS dan pasukan bawahannya,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Korut pada Selasa (18/2/2025), dilansir Anadolu Agency.

Pernyataan Pyongyang muncul setelah sebuah konferensi terkait upaya denuklirisasi Korut dilakukan oleh Korsel, Jepang, dan AS di Munich, Jerman, pada Sabtu. Mereka ingin memaksakan resolusi PBB terkait pelucutan nuklir terhadap Korut.

1. Nuklir sebagai alat pertahanan diri dan perdamaian

Ilustrasi senjata nuklir (Pixabay.com/StockSnap)

Korut mengatakan bahwa senjata nuklir merupakan cara untuk membela diri, serta menjaga kedamaian dan kedaulatan negaranya. Ia kemudian menyatakan penentangan keras terhadap aksi yang dianggap menguntungkan AS semacam itu.

"AS belum terbangun dari mimpi lama yang gagal tentang 'denuklirisasi' yang meredup dalam ingatan saat ini. Sikap resmi pemerintah Korut adalah tidak layak dipertimbangkan dan kami mengutuk serta menolak tindakan AS,” tambahnya.

Menlu AS, Marco Rubio, saat bertemu dengan Menlu Korsel, Cho Tae yul dan diplomat tinggi Jepang Takeshi Iwaya di sela-sela Konferensi Keamanan Munich menyampaikan komitmennya ihwal denuklirisasi Korut.

"Mereka menyampaikan kekhawatiran serius dan kebutuhan untuk bersama-sama mengatasi program nuklir dan rudal Korut, aktivitas siber jahat termasuk pencurian mata uang kripto, dan meningkatkan kerja sama militer dengan Rusia," kata Kemlu AS, dilansir VOA.

2. Peringatan keras dari tiga negara

Editorial Team

Tonton lebih seru di