Seorang anak asal Senegal yang sedang memegang keran air. (worldbank.org)
Jika ibu kota Senegal saja mengalami permasalahan air, lantas apa kabar dengan kota-kota lainnya?
Sebenarnya, permasalahan sanitasi bukan merupakan hal baru di Senegal. Pada akhir 2018, masyarakat Kota Foundiougne mengalami permasalahan sanitasi air, sehingga mereka mendapatkan air yang berwarna oranye dari keran mereka.
Hal tersebut juga terjadi di beberapa kawasan lainnya yang menimbulkan berbagai unjuk rasa yang diikuti kerusuhan. Aksi unjuk rasa tersebut membuat 16 orang ditangkap, dilansir Africa Times.
Di Senegal dan sekitarnya, perjuangan untuk memastikan pasokan air yang berkelanjutan telah terkendala oleh infrastruktur, tingginya permintaan akibat populasi yang meningkat, dan kendala anggaran selama bertahun-tahun. Menurut Bank Dunia, konsumsi air Senegal akan meningkat antara 30 hingga 60 persen pada 2035.
Memasok air minum yang aman dan menyediakan layanan sanitasi dasar ke seluruh Benua Afrika dapat menelan biaya hingga 15 miliar dolar AS, menurut perkiraan Bank Dunia. Maka tidak heran, perjuangan untuk mendapatkan akses air bersih dan sanitasi yang layak merupakan perjuangan berat.