Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Peresmian Kereta Api Senegal Dibayangi Protes Kompensasi

Train Express Regional (TER), kereta baru yang dibangun oleh pemerintah Senegal yang rencananya akan diresmikan Senin, 27/12/2021. (twitter.com/Demodex)

Jakarta, IDN Times - Setelah pembangunan selama 5 tahun terakhir, ibu kota Senegal, Dakar, pada Senin (27/12/2021) akan meresmikan kereta api komuter baru atau Train Express Regional (TER). Para politisi mengklaim kereta tersebut akan memangkas waktu perjalanan dan mengurangi kemacetan di ibu kota.

Di lain pihak, ribuan penduduk menuntut karena belum diberi kompensasi yang layak atas rumah dan bangunan yang digusur untuk pembangunan kereta tersebut. Diperkirakan ada sekitar 15 ribu penduduk menuntut ganti rugi dan mengancam akan menyabotase peresmian kereta.

1. Masih ada penduduk yang belum diberikan ganti rugi

Ilustrasi uang (Unsplash.com/Ibrahim Boran)

Melansir Africanews, seorang mengatakan bahwa negara berutang 76 juta Euro (sekitar Rp1 Trilliun) kepada para korban penggusuran. Pemerintah mengatakan bahwa hampir semua orang telah diberikan kompensasi, namun juga menerima bahwa beberapa pemukiman belum diberi ganti rugi.

"98,8 persen orang yang terkena dampak proyek telah diberi kompensasi. Pembayaran dimulai pada Februari 2017. Semuanya transparan dan dilakukan sesuai standar internasional,” kata Yatma Dieye kepada AFP dikutip dari CGTN Africa.

Penduduk yang menuntut kompensasi berkumpul untuk membicarakan aksi protes yang rencananya diselenggarakan menjelang peresmian kereta api. Mereka terus berbicara terkait penderitaan mereka akibat adanya proyek kereta tersebut.

"Kami berencana untuk memblokir awal TER pada hari peresmian untuk menuntut kepuasan atas keluhan kami," kata Ibrahima Cisse, pemimpin kelompok yang menuntut ganti rugi terhadap negara.

2. Penduduk: TER memiskinkan kami

Ilustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Di balik proyek yang mengesankan itu, mereka yang berjuang memperoleh kompensasi mengatakan hidup mereka hancur karena jalur kereta api itu. Sekitar 2.000 individu dan bisnis juga telah mengajukan keluhan kepada Apix, badan milik negara yang mengawasi proyek tersebut.

"TER telah memiskinkan kami. Ini adalah proyek yang menciptakan mayat hidup," kata Amina Bayo, anggota kelompok kampanye Cisse, persatuan penduduk yang Terkena Dampak TER.

Mereka mengatakan bahwa dalam banyak kasus, tim penilai sangat meremehkan properti mereka. Sementara itu, pemerintah mengaku masih mengerjakan pemukiman di pinggiran Dakar untuk menampung penduduk yang digusur.

3. Potensi TER bagi Senegal

Ilustrasi Stasiun Kereta (IDN Times/Mardya Shakti)

TER Senegal mampu melaju dengan kecepatan hingga 160 kilometer per jam dan akan melintasi rute sejauh 36 kilometer antara Dakar dan kota baru Diamniadio dalam waktu sekitar 20 menit. Kereta itu juga akan membawa 115.000 orang per hari dan menghemat waktu dibanding terjebak dalam kemacetan lalu lintas ibukota.

Kereta disebut menggunakan 15 kereta mode ganda empat gerbong dengan tenaga diesel dan listrik, yang dibangun oleh Alstom, salah satu dari beberapa perusahaan Prancis, yang berperan dalam pembangunan tersebut. Untuk langkah awal, tiket kereta Dakar-Diamniado akan dihargai 2,5 Dolar AS di kelas kedua dan 4,3 Dolar di kelas pertama.

Jalur kereta api yang dibangun di negara bagian Senegal adalah bagian utama dari rencana Presiden Macky Sall untuk merombak infrastruktur negara pada tahun 2035. Kemacetan lalu lintas yang menjadi masalah utama yang telah merugikan kota Dakar setara dengan 172 juta Dolar per tahun menurut angka resmi.

Stasiun TER akan terhubung dengan bus ekspres yang akan beroperasi di jalur khusus di jalan tol yang telah beroperasi selama satu dekade terakhir. Pada proyek tahap kedua, jalur tersebut akan diperpanjang 19 km lagi ke Bandara Internasional Blaise Diagne, yang dibuka pada tahun 2017. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us