Ikut Mogok Massal, Dokter Senior Korsel Kurangi Jam Praktik

Aksi mogok telah berlangsung sejak Februari

Jakarta, IDN Times - Para dokter senior di Korea Selatan mendukung dokter magang yang sedang melakukan aksi mogok dengan cara mengurangi jam praktik mereka mulai Senin (25/3/2024). Protes yang dilakukan para dokter magang ini sudah berlangsung selama lebih dari sebulan, sebagai perlawanan terhadap rencana pemerintah untuk meningkatkan jumlah mahasiswa kedokteran.

Mereka juga menyuarakan kekhawatiran bahwa kebijakan ini dapat berdampak buruk pada kualitas pendidikan kedokteran.

"Jelas bahwa peningkatan penerimaan mahasiswa kedokteran tidak hanya akan merusak pendidikan sekolah kedokteran, tetapi juga menyebabkan runtuhnya sistem layanan kesehatan negara kita," ungkap Kim Chang-soo, Presiden Asosiasi Profesor Kedokteran Korea, dilansir dari Reuters.

1. Protes dilakukan dengan pengurangan jam praktik dan pengunduran diri

Kim menjelaskan bahwa para dokter senior akan mengurangi jam praktik mereka dan fokus pada penanganan pasien gawat darurat, serta pasien dengan kondisi kesehatan yang parah. Bahkan, beberapa profesor berencana untuk mengundurkan diri dari posisi mereka.

Aksi mogok yang dilakukan oleh dokter magang ini telah berdampak pada pelayanan kesehatan, di mana beberapa rumah sakit terpaksa menolak pasien dan menunda tindakan medis tertentu.

Di sisi lain, Korea Selatan berpendapat bahwa rencana peningkatan jumlah mahasiswa kedokteran sangat penting untuk mengatasi kekurangan tenaga dokter, mengingat posisinya saat ini sebagai salah satu negara dengan populasi menua tercepat di dunia.

Namun, para pengkritik berpendapat bahwa pemerintah seharusnya memberikan prioritas pada peningkatan kondisi kerja para dokter magang terlebih dahulu, sebelum menambah jumlah mahasiswa kedokteran.

Baca Juga: Korsel Kerahkan Ratusan Dokter Militer Imbas Pemogokan Dokter Massal

2. Tanggapan pemerintah terhadap aksi mogok

Aksi mogok para dokter magang telah berlangsung sejak 20 Februari 2024. Meskipun Presiden Yoon Suk Yeol menjadikan reformasi layanan kesehatan sebagai salah satu prioritas kebijakannya, ia menegaskan tidak akan mundur dari rencana menambah mahasiswa kedokteran.

Pemerintah bahkan sempat mengancam akan menangguhkan izin praktik bagi para dokter yang tetap melanjutkan mogok.

Namun, sikap Presiden Yoon tampak semakin melunak dengan mendesak Perdana Menteri Han Duck-soo untuk mencari pendekatan yang lebih fleksibel dalam menangani isu penangguhan izin praktik ini.

Selain itu, Presiden Yoon juga menginstruksikan pembentukan sebuah badan konsultatif yang konstruktif untuk berdialog dengan semua pihak yang terlibat dalam profesi medis.

3. Korsel berusaha lindungi dokter yang menolak mogok

Sebelumnya, pemerintah telah berupaya meredam dampak dari aksi dengan membuka saluran siaga khusus bagi para dokter yang memilih untuk tidak bergabung dalam aksi mogok massal.

Saluran itu bertujuan memberikan dukungan kepada dokter yang mungkin mengalami tekanan dari rekan-rekan mereka karena tidak berpartisipasi dalam mogok kerja.

Menteri Kesehatan Cho Kyoo-hong menekankan, pemerintah ingin memastikan agar dokter magang dapat kembali bekerja dan tetap berada di sisi pasien tanpa perlu merasa khawatir. Beliau juga menuduh beberapa dokter muda telah menekan dokter magang yang memutuskan untuk tidak ikut serta dalam aksi mogok atau yang berharap untuk kembali bekerja.

Baca Juga: Kapal Tanker Korsel Berisi 8 ABK WNI Terbalik di Jepang

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya