Peraih Nobel dan Penemu Partikel Tuhan Peter Higgs Tutup Usia 

Peter Higgs menerima Nobel Fisika pada 2013

Jakarta, IDN Times - Dunia sains kehilangan salah satu tokoh terpentingnya. Peter Higgs, fisikawan peraih Nobel asal Inggris, meninggal dunia pada usia 94 tahun setelah mengalami sakit singkat. Universitas Edinburgh, tempatnya mengabdi sebagai profesor mengabarkan kepergiannya pada Selasa (9/4/2024).

Higgs terkenal akan teorinya tentang sebuah partikel subatomik yang berperan krusial dalam mengisi alam semesta dengan materi setelah peristiwa Ledakan Besar atau Big Bang. Partikel ini, yang kemudian dinamai Boson Higgs dan dijuluki Partikel Tuhan, diyakini sebagai penyebab mengapa benda-benda di alam semesta memiliki massa.

1. Higgs dikenal sebagai sosok ilmuwan yang rendah hati

Peter Mathieson, Wakil Rektor Universitas Edinburgh, mengenang Higgs sebagai sosok luar biasa.

"Seorang ilmuwan berbakat yang visi dan imajinasinya telah memperkaya pengetahuan kita tentang dunia di sekitar kita," ujarnya.

Meski memiliki prestasi gemilang, Higgs dikenal sebagai pribadi yang rendah hati. Fabiola Gianotti, Direktur Jenderal Organisasi Riset Nuklir Eropa (CERN) juga menggambarkannya sebagai orang yang hangat dan selalu tertarik dengan pendapat orang lain.

"Peter adalah orang yang sangat menyentuh. Dia sangat manis, hangat, dan selalu tertarik dengan apa yang dikatakan orang lain," kenang Gianotti.

Meski namanya diabadikan sebagai nama partikel yang ditemukannya, Higgs justru disebut merasa tidak nyaman dengan istilah Partikel Tuhan.

"Saya tidak berpikir dia menyukai definisi semacam ini. Itu bukan gayanya," ungkap Gianotti, dikutip dari ABC News

Baca Juga: 5 Fakta Ilmiah tentang Partikel Tuhan, Penemuan Terbesar Umat Manusia

2. Higgs prediksi keberadaan partikel baru pembentuk alam semesta

Pada 1964, Higgs memprediksi adanya partikel subatomik berdimensi tertentu yang dapat menjelaskan asal-usul massa benda di alam semesta. Menurutnya, tanpa keberadaan partikel ini, teori fisika partikel yang digunakan ilmuwan untuk mendeskripsikan dunia, yaitu model standar, menjadi tidak lengkap.

Partikel yang kemudian dikenal sebagai Boson Higgs atau Partikel Tuhan ini diyakini memainkan peran krusial dalam pembentukan alam semesta setelah peristiwa Ledakan Besar sekitar 13,8 miliar tahun lalu.

Higgs memungkinkan partikel-partikel lain, seperti elektron dan quark, untuk memiliki massa dan kemudian saling menggumpal membentuk atom, molekul, hingga benda-benda yang kita kenal sehari-hari. Tanpa Higgs, alam semesta dipenuhi partikel tak bermassa yang tidak dapat saling berikatan.

3. Keberadaan Partikel Tuhan terkonfirmasi setelah hampir 50 tahun

Butuh waktu hampir 50 tahun sejak Higgs memprediksi keberadaan Partikel Tuhan hingga akhirnya terbukti. Pada 2012, ilmuwan di CERN mengumumkan bahwa mereka berhasil menemukan Boson Higgs menggunakan Large Hadron Collider (LHC).

LHC merupakan alat senilai Rp158 triliun yang berada di terowongan sepanjang 27 km di perbatasan Swiss-Prancis. Alat ini dirancang khusus untuk menemukan partikel Higgs dengan menghasilkan tabrakan berenergi sangat tinggi yang mampu meniru kondisi sesaat setelah Ledakan Besar. Penemuan ini mengantarkan Higgs meraih Nobel Fisika pada 2013 bersama Francois Englert, fisikawan Belgia yang secara independen mengajukan teori serupa.

Baca Juga: Gerhana Matahari Total Dikaitkan dengan Teori Nabi Yunus

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya