Pernah Dipenjara Kasus Suap, Capres Brasil Ini Janji Tumpas Korupsi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Mantan Presiden sayap kiri Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, pada Kamis (25/8/2022) berjanji akan memberantas korupsi jika ia memenangkan pemilihan umum pada Oktober nanti.
Lula akan membuat sebuah mekanisme baru untuk menyelidiki tindak pidana korupsi di pemerintahannya. Dia berjanji akan menghukum siapapun yang terbukti melakukan tindak korupsi.
"Siapa pun yang melakukan kesalahan akan membayar, Anda dapat yakin akan hal itu," kata Lula dalam wawancara dengan Jornal Nacional dari TV Globo, dikutip dari Reuters.
1. Survei unggulkan Lula daripada Bolsonaro
Lula terlihat mengungguli petahana, Presiden Jair Bolsonaro, dalam jajak pendapat terbaru. Menurut survei terbaru dari lembaga Datafolha, Lula memimpin dengan suara 47 persen dibandingkan dengan Bolsonaro yang hanya 32 persen.
Tingkat kepercayaan rakyat Brasil pada Bolsonaro dinilai merosot akibat melemahnya perekonomian, buruknya penanganan pandemik COVID-19, serta pandangan ekstrimismenya yang berkembang, dilansir dari TRT World.
Baca Juga: Presiden Jair Bolsonaro Dapat Status Penduduk di Kota Italia
2. Lula pernah dipenjara akibat tuduhan korupsi
Editor’s picks
Terlepas dari janji-janji kampanye dan potensi keunggulannya atas Bolsonaro, Lula ternyata pernah ditahan akibat tuduhan korupsi.
Lula, yang memimpin Brasil dari 2003 hingga 2010, terjaring dalam penyelidikan korupsi terbesar di negara itu.
Selain Lula, penyelidikan tersebut juga berhasil menjebloskan puluhan politisi dan pengusaha ke dalam penjara.
Eks presiden Brasil tersebut sempat dipenjara selama 19 bulan sebelum akhirnya dibebaskan. Setelah hukuman atasnya dibatalkan, Lula dapat kembali mencalonkan diri sebagai Presiden Brasil.
3. Janji pulihkan perekonomian Brasil
Selain berjanji memberantas korupsi, Lula juga berjanji untuk memulihkan perekonomian Brasil yang sedang carut marut. Dia bersumpah untuk membuka lebih banyak lapangan pekerjaan dan memerintah Brasil dengan kredibilitas, prediktabilitas, dan stabilitas.
Seperti banyak negara lainnya, Brasil saat ini sedang mengalami lonjakan harga akibat efek pandemik COVID-19 dan Perang Rusia-Ukraina. Tetapi, Brasil berhasil mencatat penurunan harga sebesar 0,68 persen pada Juli berkat pemotongan pajak bahan bakar.
Bolsonaro juga melancarkan program bantuan sosial besar-besaran yang menyalurkan dana sebesar 110 dolar AS atau setara Rp.1,6 juta per bulan pada 20 juta keluarga Brasil, dilansir dari TRT World.
Baca Juga: Polisi Simpatisan Bolsonaro Bunuh Politikus Oposisi saat Ulang Tahun
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.