Viktor Orban, Sekutu Putin yang Terpilih Kembali sebagai PM Hungaria

Viktor Orban amankan periode keempatnya

Jakarta, IDN Times-  Viktor Orban berhasil terpilih kembali sebagai Perdana Menteri Hungaria setelah memenangkan pemilihan umum yang diselenggarakan pada Minggu (3/4/2022).

Orban resmi mendapat jabatan PM Hungaria untuk keempat kalinya setelah ia memenangkan pemilu dengan 53 persen perolehan suara, ketika hampir semua suara selesai dihitung.

Hal ini tidak sesuai dengan prediksi sebelumnya bahwa pemilu kali ini akan berjalan ketat. Nyatanya, Orban berhasil menang dengan mudah, bahkan lawannya di pemilu ini kalah di kotanya sendiri.

Dilansir CNN, Fidesz, partai pengusung Viktor, akan memegang 135 kursi dari total 199 kursi parlemen Hungaria. Hal ini berarti Orban menguasai dua pertiga kursi parlemen yang akan memberikannya wewenang untuk mengubah konstitusi Hungaria.

Namun, saat ini, posisi Orban kurang aman setelah ia menuai kontroversi karena mengeluarkan kebijakan untuk melarang konten pendidikan yang mengandung promosi komunitas LGBTQ.

1. Orang dalam Putin di Uni Eropa dan NATO

Selama ini, Orban dan Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki hubungan yang hangat.

Hungaria merupakan negara anggota Uni Eropa dan NATO. Oleh karena itu, berkuasanya kembali Viktor Orban di Hungaria menguntungkan Putin yang kembali memiliki 'orang dalam' di dua institusi yang paling dibencinya itu.

Kedekatan antara Orban dan Putin ini diakibatkan ketergantungan Hungaria terhadap impor gas alam dari Rusia. Dalam kampanyenya, Orban berusaha meyakinkan rakyatnya bahwa Hungaria tidak akan ikut campur dengan peperangan di Ukraina.

Dilansir BBC, walaupun Hungaria menandatangani kebijakan sanksi UE atas Rusia, Hungaria tampak masih condong memihak Putin. Contohnya, di dalam negeri, pemerintah Hungaria meluncurkan propaganda terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Menurut pernyataan seorang komentator politik, Peter Kreko yang dikutip BBC, terdapat banyak sekali disinformasi terkait invasi Rusia ke Ukraina yang menyebar di kalangan masyarakat Hungaria.

Bahkan, banyak masyarakat yang percaya bahwa perang tersebut dimulai oleh Ukraina. Propaganda seperti ini sangat mudah menyebar karena Orban dan rekan-rekannya telah menguasi media selama 12 tahun.

Selain itu, Orban terlihat selalu mencoba menghindari kesempatan untuk mengutuk invasi Rusia atas Ukraina. Bahkan, Hungaria di bawah kepemimpinan Orban menolak untuk memasok senjata kepada pasukan Ukraina.

Tindakan-tindakan Orban ini mempersulit Uni Eropa untuk menyatukan kecamannya terhadap Rusia.

Baca Juga: Polandia Salahkan Jerman: Penghalang Utama Rusia Tak Disanksi Berat

2. Memiliki hubungan buruk dengan Uni Eropa

Viktor Orban, Sekutu Putin yang Terpilih Kembali sebagai PM HungariaIlustrasi Bendera Uni Eropa. (unsplash.com/Christian_Lue).

Sebelum invasi Rusia ke Ukraina, Hungaria dibawah Orban memiliki hubungan yang buruk dengan Uni Eropa.

Orban yang telah berkuasa 12 tahun di Hungaria semakin dikucilkan di Uni Eropa karena berbagai kebijakan kontroversinya yang menargetkan imigran, komunitas LGBTQ, bahkan keinginannya untuk mendirikan negara yang tidak liberal di dalam Uni Eropa.

Pengadilan tinggi Eropa juga mengizinkan Uni Eropa untuk memblokir pendanaan ke Hungaria karena dianggap melanggar hak demokrasi.

Selain dengan Uni Eropa, Orban juga memiliki hubungan yang kurang baik dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. Dalam pidato kemenangannya, Orban menyatakan bahwa Zelenskyy adalah salah satu musuh yang harus dihadapinya selama masa kampanyenya. 

"Kemenangan ini akan dikenang seumur hidup kita karena begitu banyak orang yang mengeroyok kita, termasuk kaum kiri di negara kita, kaum kiri internasional di mana-mana, para birokrat di Brussel, semua dana dan organisasi kekaisaran Soros, media asing, dan pada akhirnya bahkan presiden Ukraina," ucap Orban dilansir dari Hungary Today.

3. Tantangan pemerintahan Viktor Orban ke depannya

Dilansir Reuters, Orban akan mengalami beberapa tantangan dalam periode keempatnya memimipin Hungaria.

Orban perlu untuk memperbaiki hubungan Hungaria dengan salah satu sekutunya, yaitu Polandia. Hubungan Hungaria dengan Polandia disinyalir sedang meregang karena ketidakjelasan posisi Hungaria dalam menanggapi perang di Ukraina.

Hungaria saat ini sedang mengalami pembengkakan defisit anggaran di tengah melambatnya perekonomian Hungaria akibat gangguan rantai pasokan di sektor industri mobil.

Salah satu langkah yang patut dipertimbangkan Orban adalah membuka dana pemulihan yang ditahan Brussel akibat adanya dugaan pelanggaran hak demokrasi. Dana pemulihan ini akan sangat berguna untuk memperbaiki anggaran Hungaria. 

Baca Juga: Menlu Hungaria: Oposisi Berkomplot sama Ukraina demi Lengserkan Orban

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya