Kota Meksiko, IDN Times - Pemerintah Meksiko telah memulai pengiriman vaksin COVID-19 ke beberapa negara Amerika Latin dan Karibia. Ribuan dosis vaksin buatan Oxford-AstraZeneca tersebut dalam donasi pertama ini akan dikirimkan ke beberapa negara seperti Belize, Bolivia dan Paraguay.
Pendonasian vaksin AstraZeneca ini sebagai salah satu bentuk solidaritas kepada beberapa negara di Amerika Latin yang masih kekurangan dosis vaksin COVID-19 yang berfungsi melawan pandemik.
Pada hari Minggu (13/06/2021) Pemerintah Meksiko telah memulai pengiriman vaksin COVID-19 buatan Oxord-AstraZeneca ke beberapa negara di Amerika Latin, seperti Belize, Bolivia dan Paraguay. Donasi tahap pertama ini dibantu oleh Angkatan Udara Meksiko, Sekretariat HAM Kemenlu dan CELAC untuk mengirimkan ke tiga negara tersebut.
Sementaradan Sekretariat HAM Kemenlu Meksiko, Martha Delgado mengatakan bahwa jumlah vaksin yang dikirimkan sebanyak 400 ribu dosis, di mana 150 ribu didonasikan ke Bolivia dan Paraguay. Sedangkan sejumlah 100 ribu dosis vaksin AstraZeneca dikirimkan ke Belize, dilansir dari laman El Pais.
Dilansir dari El Financiero, vakin yang didonasikan tersebut merupakan wujud perjanjian antara Pemerintah Meksiko, Argentina, Yayasan Carlos Slim, AstraZeneca dan perusahaan bioteknologi mAbxience pada Agustus 2020 lalu. Pada perjanjian tersebut, bahan aktif vaksin akan diproduksi di laboratorium mAbxience di Argentina, kemudian menjalani proses pengemasan di pabrik Liomont, Meksiko.
Bahkan sesuai target awal dapat mendistribusikan vaksin sebanyak 77 juta dosis ke beberapa negara di kawasan Amerika Latin. Sesuai antara Meksiko dan Argentina tersebut sebanyak 800 ribu dosis vaksin AstraZeneca juga sudah dikirimkan ke Buenos Aires pada Sabtu (12/06/2021), dilansir dari Milenio.
Selain mendonasikan kepada Belize, Bolivia dan Paraguay, Pemerintah Meksiko juga akan menyumbang ribuan dosis vaksin ke negara-negara Amerika Tengah, seperti El Salvador, Guatemala dan Honduras untuk pengiriman selanjutnya. Setelah selama ini negara-negara Amerika Tengah sedang kesulitan mendapatkan pasokan vaksin COVID-19.
Namun rencana ini sempat tertunda yang awalnya akan dilakukan Maret baru dimulai pada Juni ini. Sebelumnya Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, di mana negaranya menjadi salah satu anggota tidak tetap PBB mengungkapkan keluhan penimbunan vaksin oleh negara-negara kaya, dikutip dari laman El Pais.