Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mendag Budi: CEPA Rampung, Hambatan Dagang Uni Eropa Mulai Lunak

WhatsApp Image 2025-07-03 at 13.31.55.jpeg
Menteri Perdagangan Budi Santoso (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Intinya sih...
  • Negosiasi panjang sudah rampung
    Menjawab soal lamanya proses negosiasi CEPA yang memakan waktu lebih dari satu dekade, Budi menegaskan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari proses alami dalam perundingan internasional. Namun kini, semua isu substansial disebut telah tuntas.
  • Uni Eropa jadi alternatif pasar potensial
    Keberhasilan menyelesaikan CEPA dengan Uni Eropa membuka peluang baru bagi ekspor Indonesia. Dengan rampungnya CEPA, Indonesia diprediksi akan mendapat akses lebih besar ke pasar Eropa, memperkuat daya saing produk nasional di tengah tantangan global seperti EUDR.

Jakarta, IDN Times - Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan, hambatan dagang dari Uni Eropa, termasuk aturan European Union Deforestation Regulation (EUDR), mulai melunak. Hal ini seiring rampungnya perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA).

Hal ini disampaikan Budi saat mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungan resmi ke markas Uni Eropa di Brussels, Belgia.

“Ketika proses IEU-CEPA ini mau selesai, hal-hal seperti EUDR dan sebagainya mulai melunak. Jadi harapan kita, kita selesaikan dulu EU CEPA, yang lain itu sebenarnya sudah mulai soft,” ujar Budi, dikutip Minggu (13/7/2025).

1. Negosiasi panjang sudah rampung

Ilustrasi bendera Uni Eropa. (Unsplash.com/Markus Spiske)
Ilustrasi bendera Uni Eropa. (Unsplash.com/Markus Spiske)

Menjawab soal lamanya proses negosiasi CEPA yang memakan waktu lebih dari satu dekade, Budi menegaskan, hal tersebut merupakan bagian dari proses alami dalam perundingan internasional.

“Namanya negosiasi itu kan tawar-menawar, jual-beli. Untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan memang tidak mudah,” katanya.

Namun kini, semua isu substansial disebut telah tuntas. “Tadi sempat disampaikan Pak Menko, semua sudah selesai, secara substansi sudah tidak ada masalah. Jadi besok Presiden tinggal mengumumkan,” lanjutnya.

2. Uni Eropa jadi alternatif pasar potensial

bendera Uni Eropa. (unsplash.com/alexandrelallemand)
bendera Uni Eropa. (unsplash.com/alexandrelallemand)

Menurut Budi, keberhasilan menyelesaikan CEPA dengan Uni Eropa membuka peluang baru bagi ekspor Indonesia. Ia membandingkan besarnya potensi pasar Eropa dengan Amerika Serikat.

“Impor Uni Eropa ke dunia itu 6,6 triliun dolar AS. Kalau kita bandingkan dengan Amerika yang 3,3 triliun, jadi kalau kita bisa masuk lebih besar lewat EU CEPA, ini pasar yang bagus buat kita sebagai alternatif dari negara-negara lain,” jelasnya.

Dengan rampungnya CEPA, Indonesia diprediksi akan mendapat akses lebih besar ke pasar Eropa, memperkuat daya saing produk nasional di tengah tantangan global seperti EUDR.

3. Tak ada lagi kendala

WhatsApp Image 2025-07-01 at 18.53.51.jpeg
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (IDN Times/Triyan)

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, akan ada penandatanganan di kuartal ke-3 tahun ini terkait IEU-CEPA, dan berlangsung di Jakarta. Ia mengatakan, pengumuman resmi akan disampaikan Presiden Prabowo.

“Pertama nanti akan ada penandatanganan di kuartal ke-3 tahun ini dan di Jakarta. Tapi kita tunggu pengumuman dari Presiden. Jadi kita tidak, tidak spil-spil,” katanya sambil tersenyum.

Ia juga memastikan bahwa tidak ada lagi kendala besar dalam perundingan. Situasi global dan meningkatnya posisi strategis Indonesia menjadi faktor penting keberhasilan ini.

“Sekarang sudah tidak ada kendala lagi, jadi sudah selesai. Sebelumnya banyak hal, tapi tentu situasi global geopolitik itu semuanya merubah. Termasuk Indonesia menjadi mitra strategis untuk Eropa karena kita dilihat juga dalam proses masuk menjadi OECD,” jelasnya.

Airlangga menambahkan, Indonesia kini dipandang sebagai negara yang semakin relevan secara ekonomi dan geopolitik di kawasan ASEAN. Bahkan, negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand kini turut mengincar kerja sama serupa.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us