Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi hadiri pertemuan SEANWFZ Commission di Laos. (dok. Kemlu RI)
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi hadiri pertemuan SEANWFZ Commission di Laos. (dok. Kemlu RI)

Intinya sih...

  • Retno Marsudi ajak negara ASEAN tingkatkan upaya perlucutan senjata dan nonproliferasi global.
  • Komitmen yang melemah bisa berdampak negatif bagi stabilitas kawasan, kata Retno.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI), Retno Marsudi, mengajak negara-negara ASEAN untuk terus meningkatkan upaya perlucutan senjata dan nonproliferasi global.

Hal ini ditekankan Retno kala menghadiri Pertemuan Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone Commission (SEANWFZ Commission) di Vientiane, Laos, Rabu (24/7/2024).

“Ancaman senjata nuklir semakin meningkat dan nyata. Keluarnya beberapa negara kunci pemilik senjata nuklir dari perjanjian penting internasional seperti Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty, Anti-Ballistic Missile Treat, dan Strategic Arms Race Reduction Treaty, semakin menjauhkan kita dari cita-cita untuk miliki dunia yang bebas dari senjata nuklir,” kata Retno, dalam pernyataannya, Rabu.

1. Komitmen yang melemah akan memberikan dampak

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi hadiri pertemuan SEANWFZ Commission di Laos. (dok. Kemlu RI)

Retno menyampaikan, adanya komitmen yang melemah bisa memberikan dampak negatif bagi stabilitas di kawasan.

"Apa pun tantangannya, negara-negara ASEAN harus tetap berpegang teguh pada komitmennya untuk menjadikan Kawasan Asia Tenggara sebagai Kawasan Bebas Senjata Nuklir," kata dia.

2. ASEAN harus desak pemilik senjata nuklir jalankan komitmen

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi hadiri pertemuan SEANWFZ Commission di Laos. (dok. Kemlu RI)

Retno menegaskan kembali pentingnya ASEAN mendesak pemilik senjata nuklir untuk menjalankan komitmen mereka bagi upaya perlucutan senjata dan nonproliferasi global.

“ASEAN perlu menjalin kerja sama dengan kawasan bebas senjata nuklir lainnya,” tambah Retno.

Terkait ini, Indonesia menyambut baik dilakukannya pelatihan antara ASEAN dan OPANAL untuk membahas isu reservasi pada Mei 2024 lalu. Sebagai informasi, Opanal adalah organisasi internasional untuk perlucutan senjata nuklir di sebagian besar Amerika Latin dan Karibia.

Pertemuan Komisi SEANWFZ menyambut baik rencana aksesi Timor Leste ke dalam Traktat SEANWFZ yang diharapkan dapat diselesaikan pada tahun ini, serta menyambut baik berbagai kemajuan dari implementasi Rencana Aksi Traktat SEANWFZ periode 2023-2027.

3. Apa itu SEANWFZ?

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. (IDN Times/Sonya Michaella)

SEANWFZ atau traktat Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara adalah komitmen untuk menjaga kawasan ASEAN bebas nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya. Perjanjian ini juga dikenal sebagai Perjanjian Bangkok.

Melalui traktat ini, ASEAN menegaskan kembali pentingnya Traktat Nonproliferasi Senjata Nuklir (NPT) dalam mencegah proliferasi senjata nuklir dan berkontribusi terhadap perdamaian dan keamanan internasional.

Kala Indonesia memegang keketuaan ASEAN tahun lalu, Retno menegaskan, ASEAN memiliki keinginan kuat untuk menjadikan kawasan Asia Tenggara yang bebas dari senjata nuklir. Dia mengatakan, negara-negara ASEAN memiliki kesamaan sikap mengenai hal tersebut.

Editorial Team