Menlu Retno ke Tunisia, Bawa Isu Kerja Sama Ekonomi

Jakarta, IDN Times - Penguatan kerja sama ekonomi menjadi salah satu tujuan kunjungan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi ke Tunis, Tunisia, kemarin.
Di Tunis, Retno bertemu dengan Menteri Luar Negeri Tunisia Nabil Ammar, Presiden Tunisia Kais Saied, serta Perdana Menteri Tunisia Ahmed Hachani.
“Hubungan bilateral Indonesia-Tunisia telah berkembang dengan baik. Dua negara memiliki ikatan politik yang sangat kuat. Ikatan politik yang kuat ini harus dijadikan fondasi untuk memperkokoh kerja sama ekonomi,” kata Retno, dalam keterangannya, Jumat (22/12/2023).
1. Percepatan Preferential Trade Arrangement (PTA)
Salah satu isu yang dibawa Retno adalah percepatan penyelesaikan Preferential Trade Arrangement (PTA), yang negosiasinya sudah berjalan sejak 2018. Negosiasi terakhir dilakukan pada 2022.
“Indonesia dan Tunisia berkomitmen mempercepat negosiasi. Kita akan berusaha semaksimal mungkin agar negosiasi dapat selesai tahun depan,” ungkap Retno.
Volume perdagangan Indonesia-Tunisia terus tumbuh, rata-rata 29,39 persen per tahun sejak 2018. Tahun lalu volume perdagangan tercatat 215,3 juta dolar AS dan merupakan angka tertinggi sejak 2018.
Indonesia juga mencatat neraca positif pada 2018-2022, di mana di tahun 2022, Indonesia surplus sebesar 123,9 juta dolar AS.