Menlu Retno: Keluarga WNI di Gaza Selatan Berhasil Dievakuasi

Retno mengungkapkan bahwa proses evakuasi keluarga Hussein ini memakan waktu lama lantaran ada berbagai halangan.

“Dari isu nama beliau tidak ada di dalam list, proses memasukkan nama beliau ke dalam list, memakan waktu yang sangat panjang. Dan begitu nama-nama beliau sudah berada di dalam list, evakuasi juga belum dapat dilakukan karena pintu perbatasan tidak dibuka dengan berbagai alasan situasi lapangan,” ucap Retno.

“Proses panjang ini sekali lagi menunjukkan bahwa proses evakuasi sangat tidak mudah. Namun upaya kita terus lakukan secara maksimal,” lanjut dia.

Retno mengaku, selama satu pekan terakhir berada di Timur Tengah, ia tetap berkomunikasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keluarga Hussein bisa dievakuasi dari Gaza dengan selamat.

“Saya terus melakukan komunikasi dengan banyak pihak, untuk memastikan mereka dalam keadaan baik, mereka masuk di dalam list, dan beberapa kali saya meminta agar pintu perbatasan dapat dibuka," beber Retno. 

"Tim Jakarta di bawah komando Direktur PWNI juga terus melakukan komunikasi. Tim evakuasi KBRI Kairo juga terus bolak-balik dengan harapan sewaktu-waktu pintu dibuka dan evakuasi dapat dilakukan,” tambahnya.

Dengan keluarganya keluarga Hussein dari Gaza, maka total dua keluarga Indonesia sudah ada di luar Gaza. Keluarga WNI pertama yang dievakuasi adalah keluarga Abdillah Onim atau Bang Onim, yang sekarang sudah berada di Indonesia.

“Saat ini, menyisakan tiga WNI yang tinggal di sekitar RS Indonesia. Beliau bertiga memutuskan untuk tetap tinggal di Gaza,” ucap Retno.

Namun, lanjut dia, Kementerian Luar Negeri terus melakukan komunikasi dengan ketiga WNI tersebut dan juga dengan perwakilan MER-C di Jakarta untuk memastikan kondisi mereka dalam keadaan baik.

“Sekali lagi Kementerian Luar Negeri mengapresiasi berbagai macam bantuan dan fasilitasi yang diberikan oleh berbagai pihak hingga proses evakuasi berjalan baik dan selamat,” tutur Retno.