Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-07-09 at 07.55.33 (1).jpeg
Menlu Sugiono dalam pertemuan AICHR di sela AMM/PMC, Kuala Lumpur, Malaysia (Dok. Kemlu RI)

Intinya sih...

  • Desak AICHR tunjukkan dampak nyataSugiono menekankan pentingnya AICHR untuk menjadi lebih responsif dan relevan dalam merespons tantangan HAM di kawasan Asia Tenggara.

  • Menlu RI turut mengapresiasi keberhasilan penyelenggaraan Dialog HAM ASEAN ke-6 yang berlangsung tahun lalu. Indonesia juga menyambut baik diluncurkannya Guidelines on the Non-Punishment Principle.

Jakarta, IDN Times Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menghadiri pertemuan perdananya bersama perwakilan Komisi Antarpemerintah ASEAN untuk Hak Asasi Manusia (AICHR) dalam forum ASEAN Foreign Ministers’ Interface with AICHR Representatives yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia.

Dalam pernyataannya, Sugiono menekankan pentingnya AICHR untuk menjadi lebih responsif dan relevan dalam merespons tantangan HAM di kawasan Asia Tenggara.

“Platform ini mencerminkan komitmen bersama kita untuk menegakkan dan memajukan hak asasi manusia di kawasan,” ujarnya saat membuka pidato, Selasa (8/7/2025).

1. Desak AICHR tunjukkan dampak nyata

Menlu Sugiono dalam pertemuan AICHR di sela AMM/PMC, Kuala Lumpur, Malaysia (Dok. Kemlu RI)

Sugiono menyampaikan, promosi dan perlindungan HAM merupakan proses berkelanjutan. Namun, menurutnya, tekad kolektif ASEAN harus diwujudkan dalam bentuk kemajuan nyata di lapangan.

Ia menekankan tiga poin penting untuk arah masa depan AICHR. Pertama, AICHR harus lebih responsif dan berdampak nyata.

Sugiono menegaskan, AICHR harus membantu negara anggota menutup kesenjangan antara komitmen dan implementasi, terutama dalam Five-Year Work Plan berikutnya yang selaras dengan ASEAN Community Vision 2045.

Poin kedua, memperkuat kolaborasi lintas sektor. Menlu mendorong kerja sama yang lebih dalam antara AICHR dan badan-badan sektoral ASEAN lainnya, seperti dalam penanganan kejahatan lintas negara termasuk perdagangan manusia, serta isu kerusakan lingkungan.

Poin terakhir, AICHR harus menjadi teladan melalui dialog inklusif dan tolak standar ganda. Sugiono menyoroti pentingnya AICHR memimpin dengan memberi contoh.

“Termasuk dalam isu seperti Palestina, AICHR harus konsisten menolak standar ganda,” tegasnya.

2. Apresiasi Dialog HAM ASEAN dan Deklarasi Lingkungan

Menlu Sugiono dalam pertemuan AICHR di sela AMM/PMC, Kuala Lumpur, Malaysia (Dok. Kemlu RI)

Menlu RI turut mengapresiasi keberhasilan penyelenggaraan Dialog HAM ASEAN ke-6 yang berlangsung tahun lalu. Menurut dia, dialog tersebut menunjukkan kedewasaan ASEAN dalam menangani isu HAM secara konstruktif.

Dia juga menantikan Dialog ke-7 tahun ini sebagai ruang berbagi solusi inovatif. Tak hanya itu, Indonesia juga menyambut baik diluncurkannya Guidelines on the Non-Punishment Principle, yang dinilai sebagai langkah nyata bahwa keadilan dan HAM dapat berjalan seiring.

“Kami juga menyambut Deklarasi ASEAN tentang Hak atas Lingkungan yang Aman, Bersih, Sehat, dan Berkelanjutan,” tambahnya.

3. Komitmen Indonesia untuk reformasi lembaga hingga keadilan iklim

Menlu Sugiono dalam pertemuan AICHR di sela AMM/PMC, Kuala Lumpur, Malaysia (Dok. Kemlu RI)

Di akhir pernyataannya, Sugiono kembali menegaskan komitmen Indonesia terhadap mandat AICHR. Dia menyebutkan pentingnya reformasi kelembagaan, penyelarasan hukum nasional, dan peningkatan kolaborasi kawasan.

“Agar tak ada satu pun yang tertinggal, kita harus pastikan keadilan iklim dan perlindungan lebih besar bagi kelompok rentan,” ucap Menlu Sugiono.

Editorial Team