Jakarta, IDN Times - Di sekitar tempat pembuangan sampah di pusat Kota Gaza, puluhan keluarga Palestina dilaporkan mendirikan tenda-tenda tipis sebagai tempat tinggal sementara. Mereka tidak punya tempat lain untuk mengungsi setelah Israel melanjutkan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza pada 18 Maret 2025.
“Air bersih tidak ada, makanan tidak cukup, lalat dan tikus ada dimana-mana,” kata Eman Awad, ibu empat anak yang melarikan diri dari Beit Lahia setelah desanya dibom, kepada The New Arab.
Anak-anaknya kini menderita ruam kulit dan gangguan pernapasan. Putrinya yang paling kecil juga sering terbangun karena batuk.
“Saya tidak bisa tidur di malam hari karena takut digigit tikus atau serangga. Anak saya menggaruk kulitnya hingga berdarah. Saya merasa seperti dihukum atas sesuatu yang tidak saya lakukan," tambah Awad.