Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Hancurkan Satu-satunya Rumah Sakit Kanker di Gaza

serangan Israel di Gaza (Tasnim News Agency, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Pasukan Israel menghancurkan rumah sakit kanker di Gaza yang diduga digunakan oleh Hamas sebagai markas, meskipun citra satelit menunjukkan Israel sendiri pernah menggunakan fasilitas itu.
  • Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina dibangun dan didanai oleh Badan Kerja Sama dan Koordinasi Turki (TIKA) dengan biaya 70 juta dolar AS.
  • Lebih dari 700 warga Palestina tewas dan lebih dari 900 terluka akibat serangan udara Israel terbaru di Gaza, menyebabkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas runtuh.

Jakarta, IDN Times - Pasukan Israel terus bergerak lebih dalam ke Jalur Gaza pada Jumat (21/3/2025), dan menghancurkan satu-satunya rumah sakit khusus kanker di wilayah itu.

Militer Israel mengatakan bahwa penyerangan terhadap Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina di Gaza tengah dilakukan karena Hamas menggunakannya sebagai markas. Namun, citra satelit pada Mei 2024 menunjukkan bahwa tentara Israel sendiri pernah menggunakan fasilitas itu sebagai pangkalan militer selama pendudukan di Koridor Netzarim, yang membagi Gaza utara dan selatan.

Kementerian Kesehatan di Gaza menyebut penghancuran rumah sakit yang dibangun oleh Turki ini sebagai kejahatan keji.

"Kementerian menegaskan bahwa tindakan kriminal ini merupakan bagian dari penghancuran sistematis terhadap layanan kesehatan dan termasuk dalam upaya genosida yang terus berlangsung," kata kementerian dalam sebuah pernyataan pada Jumat.

1. Rumah sakit tersebut pernah diserang pada Oktober 2023

Dilansir dari Al Jazeera, Rumah Sakit dan Sekolah Kedokteran Persahabatan Turki-Palestina dibangun dan didanai oleh Badan Kerja Sama dan Koordinasi Turki (TIKA), sebuah lembaga pemerintah yang mirip dengan USAID milik Amerika Serikat (AS). Pembangunan rumah sakit tersebut dimulai pada 2011 dan selesai pada 2017, dengan biaya 70 juta dolar AS (sekitar Rp1,1, triliun).

Rumah sakit ini dianggap sebagai fasilitas medis terbesar di Gaza, dengan total luas bangunan mencapai 33.400 meter persegi. Rumah sakit ini juga merupakan satu-satunya di Gaza yang terakreditasi untuk merawat pasien kanker.

Pada 30 Oktober 2023, serangan udara Israel menghantam lantai tiga rumah sakit tersebut. Fasilitas itu terpaksa menghentikan operasinya pada 1 November 2023 akibat kekurangan bahan bakar.

Zaki Al-Zaqzouq, kepala departemen onkologi di rumah sakit tersebut, mengatakan bahwa tim medis sempat mengunjungi fasilitas itu selama gencatan senjata. Mereka menemukan bahwa meskipun tempat itu mengalami kerusakan, beberapa fasilitas masih dalam kondisi baik.

"Saya tidak bisa memahami apa yang bisa didapat dari membombardir sebuah rumah sakit yang menjadi penyambung hidup bagi begitu banyak pasien," katanya dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh organisasi bantuan Medical Aid for Palestinians.

2. Turki dan PBB kecam serangan tersebut

Kementerian Luar Negeri Turki mengecam serangan terhadap rumah sakit tersebut, menganggapnya sebagai bagian dari kebijakan Israel untuk membuat Gaza tidak layak huni dan secara paksa menggusur rakyat Palestina. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengecam tindakan Israel.

“Semua serangan terhadap infrastruktur medis yang dilakukan oleh salah satu pihak merupakan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional, dan kami menentang hal ini,” kata juru bicara PBB, Farhan Haq, kepada Anadolu.

Sejak dimulainya perang genosida Israel di Gaza pada Oktober 2023, militer Israel secara sistematis menargetkan sistem layanan kesehatan Gaza. Tindakan tersebut mencakup pengeboman, pengepungan rumah sakit, perintah evakuasi, dan pemblokiran pasokan medis, terutama di Gaza utara. 

3. Israel ancam akan aneksasi Gaza jika sandera tidak dibebaskan

Lebih dari 700 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 900 lainnya terluka akibat serangan udara Israel di Gaza sejak Selasa (18/3/2025). Serangan ini meruntuhkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang telah berlangsung sejak Januari.

Dilansir dari France24, serangan terbaru militer Israel kemungkinan akan lebih mematikan dan merusak dibandingkan yang sebelumnya. Pasalnya, Israel mengejar tujuan yang lebih luas dengan batasan yang jauh lebih sedikit.

Pada Jumat, Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan bahwa negaranya akan meningkatkan kampanye militer melawan Hamas sampai kelompok tersebut membebaskan seluruh sandera yang masih ditahan di Gaza.

Ia juga memerintahkan tentara untuk merebut lebih banyak wilayah di Gaza, mengevakuasi penduduk, dan memperluas zona keamanan di sekitar Gaza guna melindungi komunitas dan tentara Israel.

"Semakin lama Hamas menolak untuk membebaskan sandera, semakin banyak wilayah yang akan hilang dari mereka dan dikuasai Israel," kata Katz.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us