Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ngobrol Bareng Trump, Netanyahu Yakin Gencatan Senjata di Gaza Terjadi

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Trump yakin gencatan senjata Gaza tercapai pekan ini
  • Hamas tanggapi proposal AS dengan semangat positif, namun masih ada kekhawatiran atas beberapa hal
  • Netanyahu yakin Trump bisa pastikan Iran tak miliki senjata nuklir untuk memperluas lingkaran perdamaian di Timur Tengah

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yakin jika pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, akan membantu mewujudkan pembicaraan mengenai pembebasan sandera Gaza dan kesepakatan gencatan senjata.

Negosiator Israel mengambil bagian dalam pembicaraan yang dilanjutkan di Doha memiliki instruksi jelas untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan syarat yang diterima Israel.

"Saya yakin diskusi dengan Presiden Trump dapat membantu memajukan hasil ini," kata Netanyahu, dilansir dari The Hill, Senin (7/7/2025).

Dia bertekad untuk memastikan kembalinya para sandera yang ditahan di Gaza, untuk menghasilkan ancaman kelompok Hamas terhadap Israel. Ini akan menjadi kunjungan ketiga Netanyahu ke Gedung Putih sejak Trump kembali berkuasa hampir enam bulan lalu.

1. Yakin kesepakatan gencatan senjata tercapai pekan ini

Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 2017 (U.S. Embassy Tel Aviv, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)
Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 2017 (U.S. Embassy Tel Aviv, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Trump merasa yakin jika pembebasan sandera dan kesepakatan gencatan senjata dapat dicapai pekan ini. "Saya pikir ada kemungkinan besar kita mencapai kesepakatan dengan Hamas minggu ini," kata Trump.

Sementara itu, tekanan publik terhadap Netanyahu terus meningkat. Di dalam negeri, dia ditekan untuk membebaskan sandera. Sementara dari luar negeri, Netanyahu diminta untuk segera mengamankan kesepakatan gencatan senjata permanen dan mengakhiri perang di Gaza.

2. Hamas tanggapi proposal gencatan senjata Gaza dari AS

Pasukan Hamas dalam Peringatan 25 tahun Hamas yang dirayakan di Gaza pada Desember 2012. (commons.wikimedia.org/Hadi Mohammad)
Pasukan Hamas dalam Peringatan 25 tahun Hamas yang dirayakan di Gaza pada Desember 2012. (commons.wikimedia.org/Hadi Mohammad)

Kelompok Pejuang Palestina, Hamas, telah menanggapi proposal gencatan senjata yang didukung Amerika Serikat. Menurut mereka, proposal itu ditanggapi dengan 'semangat positif'.

Namun, masih ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi berbagai pihak seperti kekhawatiran bantuan kemanusiaan masih terbatas, melalui penyeberangan Rafah di Israel selatan ke Mesir dan belum ada kejelasan terkait jadwal penarikan pasukan Israel.

Kantor Netanyahu mengatakan, perubahan yang diminta Hamas atas proposal gencatan senjata itu tidak bisa diterima. Tapi, mereka akan tetap terbang ke Qatar untuk melanjutkan upaya mengamankan sandera. Netanyahu telah berulang kali mengatakan, Hamas harus dilucuti. Tuntutan ini ditolak dibahas oleh kelompok tersebut.

3. Netanyahu yakin Trump bisa memastikan Iran tak miliki senjata nuklir

Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin netanyahu. (US Congress, Public domain, via Wikimedia Commons)
Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin netanyahu. (US Congress, Public domain, via Wikimedia Commons)

Di sisi lain, Israel yang baru saja gencatan senjata dengan Iran, yakin jika Trump memastikan Teheran tak memiliki senjata nuklir. Keyakinan ini tumbuh setelah Trump berhasil membujuk Iran untuk gencatan senjata.

Dia mengatakan perkembangan Timur Tengah baru-baru ini telah menciptakan peluang untuk memperluas lingkaran perdamaian.

Pada Sabtu malam, massa berkumpul di alun-alun umum di Tel Aviv dekat kantor pusat Kementerian Pertahanan untuk menyerukan kesepakatan gencatan senjata dan pemulangan sekitar 50 sandera yang masih ditawan di Gaza. Para demonstran melambaikan bendera Israel, meneriakkan yel-yel, dan membawa poster berisi foto para sandera.

Pertumpahan darah terbaru dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun itu dipicu pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas menyerang Israel selatan, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang, menurut penghitungan Israel.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan militer balasan Israel terhadap daerah kantong itu telah menewaskan lebih dari 57.000 warga Palestina. Serangan itu juga menyebabkan krisis kelaparan, mengungsikan penduduk, sebagian besar di Gaza, dan membuat wilayah itu hancur.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us