Buntut Penembakan Massal di AS, Biden Dukung UU Larangan Senjata Serbu

Biden juga mendukung tentang pengendalian senjata tersebut

Jakarta, IDN Times - Penembakan massal yang terjadi di California secara berturut-turut dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan telah menewaskan sedikitnya 18 orang. Hal ini terjadi saat Amerika Serikat (AS) kembali bergulat dengan keganasan kekerasan senjata di negara itu meningkat.

Kasus terbaru terjadi di kota Yakima, di mana serangan secara acak telah membunuh tiga orang tak bersalah di kota tersebut.

Melansir voanews, buntut dari kekerasan senjata di AS dalam akhir-akhir ini, membuat Presiden Joe Biden memberikan dukungannya atas langkah-langkah untuk pengendalian senjata. Itu termasuk mendesak kongres untuk mengesahkan undang-undang yang melarang senjata serbu.

Baca Juga: Korban Tewas Penembakan Massal di California Bertambah Jadi 11 Orang

1. Senator AS perkenalkan undang-undang tentang batasan usia minimun untuk membeli senjata serbu 

Pada Senin (23/1/2023), Senator AS, Diane Feinstein bersama dengan dua senator lainnya, yakni Richard Blumenthal dan Chris Murphy, telah memperkenalkan undang-undang tentang larangan senjata serbu federal, serta undang-undang tentang batasan usia minimum untuk membeli senjata serbu.

Sebelumnya larangan senjata serbu sudah ada, namun larangan itu telah berakhir pada 2004.

“Arus penembakan massal yang terus-menerus memiliki satu benang merah: mereka hampir semuanya melibatkan senjata serbu. Itu karena senjata ini dirancang untuk membunuh sebanyak mungkin orang secepat mungkin,” kata Feinstein. 

"Sudah saatnya kita menghadapi lobi senjata dan menyingkirkan senjata perang ini dari jalan-jalan kita atau, paling tidak, menjauhkannya dari tangan kaum muda", tambah Feinstein, kutip VOA News.

Baca Juga: Rentetan Penembakan di AS, Kemlu: Tak Ada Korban WNI 

2. Warga AS setuju dengan aturan RUU larangan  penggunaan senjata serbu

Buntut Penembakan Massal di AS, Biden Dukung UU Larangan Senjata Serbuilustrasi(unsplash.com/Tingey Injury Law Firm)

Melansir southdakotasearchligh, dorongan tentang undang-undang tentang kontrol senjata mengacu pada penembakan acak yang terjadi di AS dalam beberapa hari terakhir.

Biden mengatakan, mengacu pada larangan senjata serbu, "mayoritas rakyat Amerika setuju dengan tindakan yang sesuai dengan akal sehat ini."

“Tidak ada tanggung jawab yang lebih besar daripada melakukan semua yang kami bisa untuk memastikan keselamatan anak-anak kami, komunitas kami, dan bangsa kami,” kata Biden, kutip South Dakota Search Light.

Baca Juga: Pelaku Penembakan Imlek California Lansia Berusia 72 Tahun

3. Tahun 2023 adalah tahun kekerasan senjata paling parah di AS

Buntut Penembakan Massal di AS, Biden Dukung UU Larangan Senjata SerbuIlustrasi penembakan. (Pixabay.com/StockSnap)

Sepanjang tahun 2023 lebih banyak insiden kekerasan senjata mematikan dibandingkan dengan periode yang sama pada setiap tahunnya, ada sekitar 39 penembakan massal yang tercatat sepanjang tahun 2023, menurut data dari Gun Violence Archive.

Pada awal 2023, tercatat setidaknya empat korban ditembak yang mana lokasinya berbeda-beda di seluruh negeri.

“Januari belum berakhir dan kami telah mengalami 39 penembakan massal di Amerika,” tulis Senator Demokrat Elizabeth Warren dari Massachusetts di Twitter . “Cukup sudah. Kita harus mengambil tindakan untuk mengakhiri kekerasan senjata,” tambahnya, kutip South Dakota Search Light.

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

peternak ulat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya